Lompat ke isi

Bayanullah dari Ternate: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgx (bicara | kontrib)
k wkfs
Borgx (bicara | kontrib)
k perjelas periode, buang kategori lahir/mati
Baris 1: Baris 1:
Sultan [[Ternate]] '''Bayanullah''' (1500-1522) adalah putera pertama Sultan '''Zainal Abidin''' (1486-1500). Nama beliau seringkali berbeda dalam berbagai sumber sejarah, ia sering juga disebut Sultan Bolief atau Abu Alif dan sewaktu muda ia lebih dikenal dengan sebutan Kaicil Leliatur.
Sultan [[Ternate]] '''Bayanullah''' (periode 1500-1522) adalah putera pertama Sultan '''Zainal Abidin''' (periode 1486-1500). Nama beliau seringkali berbeda dalam berbagai sumber sejarah, ia sering juga disebut Sultan Bolief atau Abu Alif dan sewaktu muda ia lebih dikenal dengan sebutan Kaicil Leliatur.


Bayanullah dibesarkan dalam lingkungan [[Islam]] yang ketat. Sejak resmi menjadi kerajaan Islam di masa kakeknya '''Kolano Marhum''' (1465-1486), Ternate tak henti-hentinya melakukan perubahan dengan mengadopsi segala hal yang berbau islami. Sultan Bayanullah menetapkan [[Syariat Islam]] sebagai hukum dasar kerajaan. Seluruh rakyat Ternate diwajibkan memakai pakaian yang menutup aurat. Ia membentuk struktur baru dan lembaga pemerintahan sesuai Islam yang segera diadopsi oleh kerajaan-kerajaan lain di Maluku. Tindakannya ini berhasil membawa [[Maluku]] keluar dari alam Animisme ke Monoteisme (Islam).
Bayanullah dibesarkan dalam lingkungan [[Islam]] yang ketat. Sejak resmi menjadi kerajaan Islam di masa kakeknya '''Kolano Marhum''' (periode 1465-1486), Ternate tak henti-hentinya melakukan perubahan dengan mengadopsi segala hal yang berbau islami. Sultan Bayanullah menetapkan [[Syariat Islam]] sebagai hukum dasar kerajaan. Seluruh rakyat Ternate diwajibkan memakai pakaian yang menutup aurat. Ia membentuk struktur baru dan lembaga pemerintahan sesuai Islam yang segera diadopsi oleh kerajaan-kerajaan lain di Maluku. Tindakannya ini berhasil membawa [[Maluku]] keluar dari alam Animisme ke Monoteisme (Islam).


Sultan Bayanullah juga dikenal sebagai Sultan yang mencintai ilmu pengetahuan dan berjasa besar bagi perkembangan Islam di wilayah timur Nusantara dan Maluku pada khususnya, ia banyak mengundang guru-guru muslim untuk mengajar di Ternate, ia pun tak segan mempelajari ilmu dari bangsa-bangsa asing yang datang, mengenai hal ikhwal persenjataan, strategi perang, perkapalan, teknik pembangunan dan sebagainya.
Sultan Bayanullah juga dikenal sebagai Sultan yang mencintai ilmu pengetahuan dan berjasa besar bagi perkembangan Islam di wilayah timur Nusantara dan Maluku pada khususnya, ia banyak mengundang guru-guru muslim untuk mengajar di Ternate, ia pun tak segan mempelajari ilmu dari bangsa-bangsa asing yang datang, mengenai hal ikhwal persenjataan, strategi perang, perkapalan, teknik pembangunan dan sebagainya.


Di masanya tiba orang [[Eropa]] pertama di Maluku, '''Ludovico Varthema (Loedwijk de Bartomo)''' tahun 1506. Tahun 1511 armada [[Portugis]] untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di Maluku dibawah pimpinan '''Fransisco Serrao'''. Kedatangan Portugis yang awalnya untuk berdagang ini disambut dengan sukacita oleh Sultan Bayanullah dan bahkan menjadikan mereka sebagai penasihat kerajaan. Langkah yang sama juga ditempuh mertua sekaligus saingannya '''Sultan Almansur''' (1500-1526) dari [[Tidore]] yang juga berlaku serupa terhadap orang-orang [[Spanyol]].
Di masanya tiba orang [[Eropa]] pertama di Maluku, '''Ludovico Varthema (Loedwijk de Bartomo)''' tahun 1506. Tahun 1511 armada [[Portugis]] untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di Maluku dibawah pimpinan '''Fransisco Serrao'''. Kedatangan Portugis yang awalnya untuk berdagang ini disambut dengan sukacita oleh Sultan Bayanullah dan bahkan menjadikan mereka sebagai penasihat kerajaan. Langkah yang sama juga ditempuh mertua sekaligus saingannya '''Sultan Almansur''' (periode 1500-1526) dari [[Tidore]] yang juga berlaku serupa terhadap orang-orang [[Spanyol]].


Sultan Bayanullah sangat menyukai orang Portugis hingga memberikan mereka hak-hak istimewa dalam perdagangan. suatu langkah yang kelak membawa kehancuran bagi putera-putera dan negerinya. Sultan Bayanullah tutup usia tahun 1522, kematiannya yang meninggalkan pewaris yang masih belia memberikan kesempatan bagi Portugis untuk turut andil dalam percaturan politik di Maluku.
Sultan Bayanullah sangat menyukai orang Portugis hingga memberikan mereka hak-hak istimewa dalam perdagangan. suatu langkah yang kelak membawa kehancuran bagi putera-putera dan negerinya. Sultan Bayanullah tutup usia tahun 1522, kematiannya yang meninggalkan pewaris yang masih belia memberikan kesempatan bagi Portugis untuk turut andil dalam percaturan politik di Maluku.


[[Kategori:Kelahiran 1500]]
[[Kategori:Kematian 1522]]
[[Kategori:Sultan Ternate]]
[[Kategori:Sultan Ternate]]

Revisi per 31 Januari 2006 01.38

Sultan Ternate Bayanullah (periode 1500-1522) adalah putera pertama Sultan Zainal Abidin (periode 1486-1500). Nama beliau seringkali berbeda dalam berbagai sumber sejarah, ia sering juga disebut Sultan Bolief atau Abu Alif dan sewaktu muda ia lebih dikenal dengan sebutan Kaicil Leliatur.

Bayanullah dibesarkan dalam lingkungan Islam yang ketat. Sejak resmi menjadi kerajaan Islam di masa kakeknya Kolano Marhum (periode 1465-1486), Ternate tak henti-hentinya melakukan perubahan dengan mengadopsi segala hal yang berbau islami. Sultan Bayanullah menetapkan Syariat Islam sebagai hukum dasar kerajaan. Seluruh rakyat Ternate diwajibkan memakai pakaian yang menutup aurat. Ia membentuk struktur baru dan lembaga pemerintahan sesuai Islam yang segera diadopsi oleh kerajaan-kerajaan lain di Maluku. Tindakannya ini berhasil membawa Maluku keluar dari alam Animisme ke Monoteisme (Islam).

Sultan Bayanullah juga dikenal sebagai Sultan yang mencintai ilmu pengetahuan dan berjasa besar bagi perkembangan Islam di wilayah timur Nusantara dan Maluku pada khususnya, ia banyak mengundang guru-guru muslim untuk mengajar di Ternate, ia pun tak segan mempelajari ilmu dari bangsa-bangsa asing yang datang, mengenai hal ikhwal persenjataan, strategi perang, perkapalan, teknik pembangunan dan sebagainya.

Di masanya tiba orang Eropa pertama di Maluku, Ludovico Varthema (Loedwijk de Bartomo) tahun 1506. Tahun 1511 armada Portugis untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di Maluku dibawah pimpinan Fransisco Serrao. Kedatangan Portugis yang awalnya untuk berdagang ini disambut dengan sukacita oleh Sultan Bayanullah dan bahkan menjadikan mereka sebagai penasihat kerajaan. Langkah yang sama juga ditempuh mertua sekaligus saingannya Sultan Almansur (periode 1500-1526) dari Tidore yang juga berlaku serupa terhadap orang-orang Spanyol.

Sultan Bayanullah sangat menyukai orang Portugis hingga memberikan mereka hak-hak istimewa dalam perdagangan. suatu langkah yang kelak membawa kehancuran bagi putera-putera dan negerinya. Sultan Bayanullah tutup usia tahun 1522, kematiannya yang meninggalkan pewaris yang masih belia memberikan kesempatan bagi Portugis untuk turut andil dalam percaturan politik di Maluku.