Lompat ke isi

Museum Perjuangan Tridaya Eka Dharma: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 0°18′26″S 100°21′58″E / 0.307340°S 100.36608°E / -0.307340; 100.36608
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
OrophinBot (bicara | kontrib)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Tri Daya Eka Dharma Museum.jpg|jmpl|ka|225px|Museum Tridaya Eka Dharma]]
[[Berkas:Tri Daya Eka Dharma Museum.jpg|jmpl|ka|225px|Museum Tridaya Eka Dharma]]
'''Museum Tridaya Eka Dharma''' adalah salah satu [[museum]] yang ada di [[Sumatera Barat]] yang terletak di kota [[Bukittinggi]], tepatnya di jalan Panorama No. 24, kelurahan [[Kayo Kubu, Guguk Panjang, Bukittinggi|Kayo Kubu]], kecamatan [[Guguk Panjang, Bukittinggi|Guguk Panjang]], Bukittinggi. Museum ini diresmikan oleh [[Mohammad Hatta]] pada tanggal [[16 Agustus]] [[1973]]. Museum yang memiliki koleksi ratusan [[senjata]] zaman [[perang]] ini terbuka untuk masyarakat umum.<ref>[http://www.wisatagunungkidul.com/2011/03/museum-perjuangan-tridaya-eka-dharma.html Museum Perjuangan Tridaya Eka Dharma]</ref>
'''Museum Tridaya Eka Dharma''' adalah salah satu [[museum]] yang ada di [[Sumatra Barat]] yang terletak di kota [[Bukittinggi]], tepatnya di jalan Panorama No. 24, kelurahan [[Kayo Kubu, Guguk Panjang, Bukittinggi|Kayo Kubu]], kecamatan [[Guguk Panjang, Bukittinggi|Guguk Panjang]], Bukittinggi. Museum ini diresmikan oleh [[Mohammad Hatta]] pada tanggal [[16 Agustus]] [[1973]]. Museum yang memiliki koleksi ratusan [[senjata]] zaman [[perang]] ini terbuka untuk masyarakat umum.<ref>[http://www.wisatagunungkidul.com/2011/03/museum-perjuangan-tridaya-eka-dharma.html Museum Perjuangan Tridaya Eka Dharma]</ref>


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Museum ini dahulunya adalah rumah peristirahatan Gubernur Sumatera. Pendirian museum ini digagas oleh Brigjen Widodo, salah seorang pimpinan [[TNI]] wilayah [[Sumatera Tengah]]. Gagasan tersebut kemudian dilanjutkan oleh Brigjen Soemantoro dan diresmika menjadi museum pada tanggal [[16 Agustus]] [[1973]].
Museum ini dahulunya adalah rumah peristirahatan Gubernur Sumatra. Pendirian museum ini digagas oleh Brigjen Widodo, salah seorang pimpinan [[TNI]] wilayah [[Sumatra Tengah]]. Gagasan tersebut kemudian dilanjutkan oleh Brigjen Soemantoro dan diresmika menjadi museum pada tanggal [[16 Agustus]] [[1973]].


Museum ini diberi nama Museum Perjuangan Tridaya Eka Dharma yang artinya tiga unsur kekuatan satu pengabdian. Nama ini bisa dikaitkan dengan falsafah [[Orang Minang|Minang]] ''"Tigo Tungku Sajarangan"''. Museum ini didirikan sebagai sarana komunikasi antara generasi dan sebagai pewaris semangat juang dan nilai-nilai kepahlawanan.
Museum ini diberi nama Museum Perjuangan Tridaya Eka Dharma yang artinya tiga unsur kekuatan satu pengabdian. Nama ini bisa dikaitkan dengan falsafah [[Orang Minang|Minang]] ''"Tigo Tungku Sajarangan"''. Museum ini didirikan sebagai sarana komunikasi antara generasi dan sebagai pewaris semangat juang dan nilai-nilai kepahlawanan.


Dipilihnya kota [[Bukittinggi]] sebagai tempat berdirinya museum ini dikarenakan kota Bukittinggi pernah menjadi [[ibukota]] [[provinsi]] [[Sumatera]] dan ibukota negara [[Indonesia|Republik Indonesia]] pada masa [[Pemerintahan Darurat Republik Indonesia]] (PDRI).
Dipilihnya kota [[Bukittinggi]] sebagai tempat berdirinya museum ini dikarenakan kota Bukittinggi pernah menjadi [[ibukota]] [[provinsi]] [[Sumatra]] dan ibukota negara [[Indonesia|Republik Indonesia]] pada masa [[Pemerintahan Darurat Republik Indonesia]] (PDRI).


== Koleksi ==
== Koleksi ==
Baris 14: Baris 14:
Bukan hanya itu dokumentasi saat berperang adapula seperti foto kepemimpinan para jendral, lokasi penyekapan para pahlawan revolusi, serta foto para [[presiden Indonesia]] dari tahun [[1945]]-[[2004]].
Bukan hanya itu dokumentasi saat berperang adapula seperti foto kepemimpinan para jendral, lokasi penyekapan para pahlawan revolusi, serta foto para [[presiden Indonesia]] dari tahun [[1945]]-[[2004]].


Pada bagian luar museum terdapat pula [[Pesawat Terbang]] AT-16, Harvard B-419 buatan [[Amerika Serikat]] yang dulunya digunakan dalam penumpasan [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]] di [[Sumatera Tengah]] tahun [[1958]], yang dioperasikan di [[Solok]], [[Indarung, Lubuk Kilangan, Padang|Indarung]], [[Bukittinggi]] dan [[Payakumbuh]]. Setelah habis masa terbangnya, pesawat terbang tersebut disimpan di depotlogistik di [[Bandar Udara Husein Sastranegara|Lanud Hussein Sastra Negara]] di [[Bandung]] oleh Staf Angatan Udara. Kemudian, pada tahun [[1973]] diserahkan ke Museum Tridaya Eka Dharma untuk dijadikan benda koleksi.
Pada bagian luar museum terdapat pula [[Pesawat Terbang]] AT-16, Harvard B-419 buatan [[Amerika Serikat]] yang dulunya digunakan dalam penumpasan [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]] di [[Sumatra Tengah]] tahun [[1958]], yang dioperasikan di [[Solok]], [[Indarung, Lubuk Kilangan, Padang|Indarung]], [[Bukittinggi]] dan [[Payakumbuh]]. Setelah habis masa terbangnya, pesawat terbang tersebut disimpan di depotlogistik di [[Bandar Udara Husein Sastranegara|Lanud Hussein Sastra Negara]] di [[Bandung]] oleh Staf Angatan Udara. Kemudian, pada tahun [[1973]] diserahkan ke Museum Tridaya Eka Dharma untuk dijadikan benda koleksi.


== Lihat Juga ==
== Lihat Juga ==
Baris 24: Baris 24:
{{coord|-0.307340|100.36608|display=title}}
{{coord|-0.307340|100.36608|display=title}}


[[Kategori:Museum di Sumatera Barat|Tridaya Eka Dharma]]
[[Kategori:Museum di Sumatra Barat|Tridaya Eka Dharma]]
[[Kategori:Tempat wisata di Kota Bukittinggi]]
[[Kategori:Tempat wisata di Kota Bukittinggi]]

Revisi per 20 Maret 2019 03.51

Museum Tridaya Eka Dharma

Museum Tridaya Eka Dharma adalah salah satu museum yang ada di Sumatra Barat yang terletak di kota Bukittinggi, tepatnya di jalan Panorama No. 24, kelurahan Kayo Kubu, kecamatan Guguk Panjang, Bukittinggi. Museum ini diresmikan oleh Mohammad Hatta pada tanggal 16 Agustus 1973. Museum yang memiliki koleksi ratusan senjata zaman perang ini terbuka untuk masyarakat umum.[1]

Sejarah

Museum ini dahulunya adalah rumah peristirahatan Gubernur Sumatra. Pendirian museum ini digagas oleh Brigjen Widodo, salah seorang pimpinan TNI wilayah Sumatra Tengah. Gagasan tersebut kemudian dilanjutkan oleh Brigjen Soemantoro dan diresmika menjadi museum pada tanggal 16 Agustus 1973.

Museum ini diberi nama Museum Perjuangan Tridaya Eka Dharma yang artinya tiga unsur kekuatan satu pengabdian. Nama ini bisa dikaitkan dengan falsafah Minang "Tigo Tungku Sajarangan". Museum ini didirikan sebagai sarana komunikasi antara generasi dan sebagai pewaris semangat juang dan nilai-nilai kepahlawanan.

Dipilihnya kota Bukittinggi sebagai tempat berdirinya museum ini dikarenakan kota Bukittinggi pernah menjadi ibukota provinsi Sumatra dan ibukota negara Republik Indonesia pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).

Koleksi

Berbagai benda-benda bersejarah terdapat di Museum ini, diantaranya senapan laras panjang, senapan laras pendek, meriam, amunisi, granat, perlengkapan perang, pemancar radio, alat penerima sinyal, telepon dan juga pakaian para tentara Indonesia dan tentara asing.[2]

Bukan hanya itu dokumentasi saat berperang adapula seperti foto kepemimpinan para jendral, lokasi penyekapan para pahlawan revolusi, serta foto para presiden Indonesia dari tahun 1945-2004.

Pada bagian luar museum terdapat pula Pesawat Terbang AT-16, Harvard B-419 buatan Amerika Serikat yang dulunya digunakan dalam penumpasan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia di Sumatra Tengah tahun 1958, yang dioperasikan di Solok, Indarung, Bukittinggi dan Payakumbuh. Setelah habis masa terbangnya, pesawat terbang tersebut disimpan di depotlogistik di Lanud Hussein Sastra Negara di Bandung oleh Staf Angatan Udara. Kemudian, pada tahun 1973 diserahkan ke Museum Tridaya Eka Dharma untuk dijadikan benda koleksi.

Lihat Juga

Referensi

0°18′26″S 100°21′58″E / 0.307340°S 100.36608°E / -0.307340; 100.36608