Lompat ke isi

Burhanuddin Harahap: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
OrophinBot (bicara | kontrib)
Baris 19: Baris 19:
|successor2 = [[Ali Sastroamidjojo]]
|successor2 = [[Ali Sastroamidjojo]]
|birth_date = {{birth date|1917|12|27}}
|birth_date = {{birth date|1917|12|27}}
|birth_place = {{negara|Belanda}} [[Kota Medan|Medan]], [[Sumatera Utara]], [[Hindia Belanda]]
|birth_place = {{negara|Belanda}} [[Kota Medan|Medan]], [[Sumatra Utara]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{death date and age|1987|6|14|1917|12|27}}
|death_date = {{death date and age|1987|6|14|1917|12|27}}
|death_place = {{negara|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|death_place = {{negara|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]
Baris 29: Baris 29:
<!--|religion = [[Islam]]-->
<!--|religion = [[Islam]]-->
}}
}}
'''Burhanuddin Harahap''' (ejaan lama: '''Boerhanoeddin Harahap'''; {{lahirmati|[[Kota Medan|Medan]], [[Sumatera Utara]]|27|12|1917|[[Jakarta]]|14|6|1987}}) adalah [[Perdana Menteri Indonesia]] ke-9 yang bersama [[Kabinet Burhanuddin Harahap]] memerintah antara [[12 Agustus]] [[1955]] sampai [[24 Maret]] [[1956]]. Burhanuddin Harahap merupakan keturunan Sultan Aru Barumun yaitu Aminuddin Harahap gelar Baginda Pamenang, di wilayah [[Pasir Pengaraian, Rambah, Rokan Hulu|Pasir Pangaraian, Rokan Hulu]]. Ayahnya merupakan seorang jaksa di Medan, Sumatra Utara, bernama Junus Harahap.
'''Burhanuddin Harahap''' (ejaan lama: '''Boerhanoeddin Harahap'''; {{lahirmati|[[Kota Medan|Medan]], [[Sumatra Utara]]|27|12|1917|[[Jakarta]]|14|6|1987}}) adalah [[Perdana Menteri Indonesia]] ke-9 yang bersama [[Kabinet Burhanuddin Harahap]] memerintah antara [[12 Agustus]] [[1955]] sampai [[24 Maret]] [[1956]]. Burhanuddin Harahap merupakan keturunan Sultan Aru Barumun yaitu Aminuddin Harahap gelar Baginda Pamenang, di wilayah [[Pasir Pengaraian, Rambah, Rokan Hulu|Pasir Pangaraian, Rokan Hulu]]. Ayahnya merupakan seorang jaksa di Medan, Sumatra Utara, bernama Junus Harahap.


Pada masa jabatannya menjadi Perdana Menteri tahun 1955, dilaksanakan [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1955|Pemilihan Umum (Pemilu) di Indonesia yang pertama kali sejak masa kemerdekaan dan pertama kali di Indonesia]]. Pemilu ini juga merupakan satu-satunya Pemilu yang pernah dilaksanakan pada masa [[Orde Lama|Pemerintahan Presiden Soekarno]]. Burhanuddin Harahap juga berperan besar dalam pelaksanan [[Konferensi Asia–Afrika|Konferensi Asia-Afrika]]. Burhan mengundang semua perwakilan negara Asia Afrika walaupun terlaksana pada era [[Ali Sastroamidjojo]].
Pada masa jabatannya menjadi Perdana Menteri tahun 1955, dilaksanakan [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1955|Pemilihan Umum (Pemilu) di Indonesia yang pertama kali sejak masa kemerdekaan dan pertama kali di Indonesia]]. Pemilu ini juga merupakan satu-satunya Pemilu yang pernah dilaksanakan pada masa [[Orde Lama|Pemerintahan Presiden Soekarno]]. Burhanuddin Harahap juga berperan besar dalam pelaksanan [[Konferensi Asia–Afrika|Konferensi Asia-Afrika]]. Burhan mengundang semua perwakilan negara Asia Afrika walaupun terlaksana pada era [[Ali Sastroamidjojo]].


Burhanuddin Harahap juga membubarkan Uni Indonesia Belanda yang disetujui [[Syarif Hamid II dari Pontianak|Sultan Syarif Hamid II]] sebagai Ketua [[Republik Indonesia Serikat]] dan Burhanuddin pun tidak mau membayar sisa hutang Belanda. Burhanuddin juga menghidupkan pemberantasan korupsi sehingga puluhan pejabat yang tersandung korupsi pada masanya banyak di tangkap oleh polisi militer meskipun pemberantasan korupsi dihapuskan oleh [[Soekarno|Sukarno]] karena banyak tokoh [[Partai Nasional Indonesia|PNI]] yang terlibat korupsi seperti [[Iskak Tjokroadisurjo|Iskak Tjokrohadisurjo]]. Burhanuddin juga berperan dalam perdamaian dengan DI Aceh. Dia mengabulkan tuntutan [[Aceh]] jadi Provinsi yang terpisah dari Sumatera bagian Utara. Dibawah pimpinannya, ia mendirikan USU di Aceh dan Sumut sebagai lembaga pendidikan.
Burhanuddin Harahap juga membubarkan Uni Indonesia Belanda yang disetujui [[Syarif Hamid II dari Pontianak|Sultan Syarif Hamid II]] sebagai Ketua [[Republik Indonesia Serikat]] dan Burhanuddin pun tidak mau membayar sisa hutang Belanda. Burhanuddin juga menghidupkan pemberantasan korupsi sehingga puluhan pejabat yang tersandung korupsi pada masanya banyak di tangkap oleh polisi militer meskipun pemberantasan korupsi dihapuskan oleh [[Soekarno|Sukarno]] karena banyak tokoh [[Partai Nasional Indonesia|PNI]] yang terlibat korupsi seperti [[Iskak Tjokroadisurjo|Iskak Tjokrohadisurjo]]. Burhanuddin juga berperan dalam perdamaian dengan DI Aceh. Dia mengabulkan tuntutan [[Aceh]] jadi Provinsi yang terpisah dari Sumatra bagian Utara. Dibawah pimpinannya, ia mendirikan USU di Aceh dan Sumut sebagai lembaga pendidikan.


Kepemimpinan Burhanuddin Harahap yang bagus, tetapi digantikan Sukarno dengan [[Kabinet Ali Sastroamidjojo II|Kabinet Ali]] mengakibatkan perselisihan di Kubu [[Mohammad Hatta|Hatta]] yang mendukung penuh Burhanuddin Harahap. Perselisihan itu mengakibatkan M. Hatta mundur dari wakil presiden karena tak dihargai Sukarno.
Kepemimpinan Burhanuddin Harahap yang bagus, tetapi digantikan Sukarno dengan [[Kabinet Ali Sastroamidjojo II|Kabinet Ali]] mengakibatkan perselisihan di Kubu [[Mohammad Hatta|Hatta]] yang mendukung penuh Burhanuddin Harahap. Perselisihan itu mengakibatkan M. Hatta mundur dari wakil presiden karena tak dihargai Sukarno.

Revisi per 21 Maret 2019 18.21

Burhanuddin Harahap
Burhanuddin Harahap pada tahun 1956
Perdana Menteri Indonesia 9
Masa jabatan
11 Agustus 1955 – 20 Maret 1956
PresidenSoekarno
Menteri Pertahanan Indonesia 9
Masa jabatan
12 Agustus 1955 – 24 Maret 1956
PresidenSoekarno
Informasi pribadi
Lahir(1917-12-27)27 Desember 1917
Belanda Medan, Sumatra Utara, Hindia Belanda
Meninggal14 Juni 1987(1987-06-14) (umur 69)
Indonesia Jakarta, Indonesia
KebangsaanIndonesia
Partai politikMasyumi
ProfesiPolitikus
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Burhanuddin Harahap (ejaan lama: Boerhanoeddin Harahap; 27 Desember 1917 – 14 Juni 1987) adalah Perdana Menteri Indonesia ke-9 yang bersama Kabinet Burhanuddin Harahap memerintah antara 12 Agustus 1955 sampai 24 Maret 1956. Burhanuddin Harahap merupakan keturunan Sultan Aru Barumun yaitu Aminuddin Harahap gelar Baginda Pamenang, di wilayah Pasir Pangaraian, Rokan Hulu. Ayahnya merupakan seorang jaksa di Medan, Sumatra Utara, bernama Junus Harahap.

Pada masa jabatannya menjadi Perdana Menteri tahun 1955, dilaksanakan Pemilihan Umum (Pemilu) di Indonesia yang pertama kali sejak masa kemerdekaan dan pertama kali di Indonesia. Pemilu ini juga merupakan satu-satunya Pemilu yang pernah dilaksanakan pada masa Pemerintahan Presiden Soekarno. Burhanuddin Harahap juga berperan besar dalam pelaksanan Konferensi Asia-Afrika. Burhan mengundang semua perwakilan negara Asia Afrika walaupun terlaksana pada era Ali Sastroamidjojo.

Burhanuddin Harahap juga membubarkan Uni Indonesia Belanda yang disetujui Sultan Syarif Hamid II sebagai Ketua Republik Indonesia Serikat dan Burhanuddin pun tidak mau membayar sisa hutang Belanda. Burhanuddin juga menghidupkan pemberantasan korupsi sehingga puluhan pejabat yang tersandung korupsi pada masanya banyak di tangkap oleh polisi militer meskipun pemberantasan korupsi dihapuskan oleh Sukarno karena banyak tokoh PNI yang terlibat korupsi seperti Iskak Tjokrohadisurjo. Burhanuddin juga berperan dalam perdamaian dengan DI Aceh. Dia mengabulkan tuntutan Aceh jadi Provinsi yang terpisah dari Sumatra bagian Utara. Dibawah pimpinannya, ia mendirikan USU di Aceh dan Sumut sebagai lembaga pendidikan.

Kepemimpinan Burhanuddin Harahap yang bagus, tetapi digantikan Sukarno dengan Kabinet Ali mengakibatkan perselisihan di Kubu Hatta yang mendukung penuh Burhanuddin Harahap. Perselisihan itu mengakibatkan M. Hatta mundur dari wakil presiden karena tak dihargai Sukarno.

Burhanuddin menyelesaikan studinya di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Dia bergabung dengan Partai Masyumi pada tahun 1946 dan kemudian diangkat menjadi Ketua Fraksi Masyumi di DPRS RI.

Ia meninggal di RS Jantung Harapan Kita dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta.

Jabatan politik
Didahului oleh:
Ali Sastroamidjojo
Perdana Menteri Indonesia
1955–1956
Diteruskan oleh:
Ali Sastroamidjojo
Didahului oleh:
Hamengkubuwana IX
Menteri Pertahanan Indonesia
1955–1956