Lompat ke isi

Taman Nasional Betung Kerihun: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 1°13′15″N 113°21′11″E / 1.22083°N 113.35306°E / 1.22083; 113.35306
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
AMA Ptk (bicara | kontrib)
OrophinBot (bicara | kontrib)
Baris 45: Baris 45:
Bersama-sama dengan [[Taman Nasional Danau Sentarum]], taman nasional ini telah dinominasikan ke dalam [[International Coordinating Council Man and Biosphere]] [[UNESCO]] yang ke-30 sebagai cagar budaya. Sebagai kelanjutan wacana ini, pada September 2016 diadakan sosialisasi dari Ditjen KSDAE [[Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia|Kemen LHK]] dan Direktur Program MAB{{spaced ndash}}[[LIPI]] tentang pengelolaan cagar biosfer dan manfaatnya. [[Abang M. Nasir]], [[Bupati Kapuas Hulu]], mengeluarkan dukungan nominasi taman nasional ini pada November 2016. Diharapkan setelah dipromosikan ini, cagar alam ini akan lebih dikenal di tataran internasional, mendapat perhatian khusus dalam pengelolaan SDA, pengelolaan [[ekonomi berkelanjutan]], pendidikan, untuk kesejahteraan masyarakat Kapuas Hulu.<ref>[Http://ksdae.menlhk.go.id/topnews/529/taman-nasional-betung-kerihun-dan-danau-sentarun-dinominasikan-menjadi-cagar-biosfer.html Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarun Dinominasikan menjadi Cagar Biosfer] ''KSDAE-KEMENLHK''. 29 Maret 2017. Diakses pada 26 Juli 2018.</ref>
Bersama-sama dengan [[Taman Nasional Danau Sentarum]], taman nasional ini telah dinominasikan ke dalam [[International Coordinating Council Man and Biosphere]] [[UNESCO]] yang ke-30 sebagai cagar budaya. Sebagai kelanjutan wacana ini, pada September 2016 diadakan sosialisasi dari Ditjen KSDAE [[Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia|Kemen LHK]] dan Direktur Program MAB{{spaced ndash}}[[LIPI]] tentang pengelolaan cagar biosfer dan manfaatnya. [[Abang M. Nasir]], [[Bupati Kapuas Hulu]], mengeluarkan dukungan nominasi taman nasional ini pada November 2016. Diharapkan setelah dipromosikan ini, cagar alam ini akan lebih dikenal di tataran internasional, mendapat perhatian khusus dalam pengelolaan SDA, pengelolaan [[ekonomi berkelanjutan]], pendidikan, untuk kesejahteraan masyarakat Kapuas Hulu.<ref>[Http://ksdae.menlhk.go.id/topnews/529/taman-nasional-betung-kerihun-dan-danau-sentarun-dinominasikan-menjadi-cagar-biosfer.html Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarun Dinominasikan menjadi Cagar Biosfer] ''KSDAE-KEMENLHK''. 29 Maret 2017. Diakses pada 26 Juli 2018.</ref>


Dari itu, proses kemudian berlanjut. Sidang internasional ICC-MAB kemudian berlangsung di [[Palembang]], [[Sumatera Selatan]] pada 23-28 Juli 2018. Pemerintah menunjuk Prof. [[Enny Sudarmonowati]], Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI sebagai perwakilan keketuaan Indonesia di sana selama 2 tahun.<ref name=medindo>Antara (25 Juli 2018). [http://m.mediaindonesia.com/read/detail/174281-tiga-taman-nasional-indonesia-masuk-biosfer-dunia Tiga Taman Nasional Indonesia Masuk Biosfer Dunia] ''[[Media Indonesia]]''. Diakses pada 26 Juli 2018.</ref> Di dalam sidang itu, selain Betung Kerihun, 2 lagi dinominasikan: yakni [[Taman Nasional Gunung Rinjani]], dan [[Taman Nasional Berbak Sembilang]] di [[Jambi]] dan [[Sumatera Selatan]].<ref name=tempoEng>Alfarizi, Moh. Khoiry (15 Mei 2018). [http://en.tempo.co/read/news/2018/05/15/206918451/Indonesia-Proposes-3-National-Parks-to-be-World-Biosphere-Reserve Indonesia Proposes 3 National Parks to be World Biosphere Reserve] ''en.tempo.co''. Diakses pada 26 Juli 2018.</ref><ref>[http://tribunnews.com/regional/2018/07/25/sumsel-tuan-rumah-sidang-ke-30-mab-icc-unesco Sumsel Tuan Rumah Sidang ke-30 MAB-ICC UNESCO] ''Tribunnews.com''. 25 Juli 2018. Diakses pada 26 Juli 2018.</ref> Maka, setelah sidang tersebut, 3 taman nasional di atas masuk sebagai cagar biosfer dunia.<ref name=medindo/><ref name=pemredkalbar>Balasa, Kristiawan (26 Juli 2018). "Sidang International Coordinating Council Man and Biosphere UNESCO ke 30: Betung Kerihun Danau Sentarum Jadi Cagar Biosfer Baru". ''Suara Pemred''. [[Pontianak]]: PT Suara Khatulistiwa Kalbar. Hlm. 1 & 7.</ref> Keputusan ini dibacakan bupati tepat pukul 16.30 WIB.<ref name=pemredkalbar/>
Dari itu, proses kemudian berlanjut. Sidang internasional ICC-MAB kemudian berlangsung di [[Palembang]], [[Sumatra Selatan]] pada 23-28 Juli 2018. Pemerintah menunjuk Prof. [[Enny Sudarmonowati]], Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI sebagai perwakilan keketuaan Indonesia di sana selama 2 tahun.<ref name=medindo>Antara (25 Juli 2018). [http://m.mediaindonesia.com/read/detail/174281-tiga-taman-nasional-indonesia-masuk-biosfer-dunia Tiga Taman Nasional Indonesia Masuk Biosfer Dunia] ''[[Media Indonesia]]''. Diakses pada 26 Juli 2018.</ref> Di dalam sidang itu, selain Betung Kerihun, 2 lagi dinominasikan: yakni [[Taman Nasional Gunung Rinjani]], dan [[Taman Nasional Berbak Sembilang]] di [[Jambi]] dan [[Sumatra Selatan]].<ref name=tempoEng>Alfarizi, Moh. Khoiry (15 Mei 2018). [http://en.tempo.co/read/news/2018/05/15/206918451/Indonesia-Proposes-3-National-Parks-to-be-World-Biosphere-Reserve Indonesia Proposes 3 National Parks to be World Biosphere Reserve] ''en.tempo.co''. Diakses pada 26 Juli 2018.</ref><ref>[http://tribunnews.com/regional/2018/07/25/sumsel-tuan-rumah-sidang-ke-30-mab-icc-unesco Sumsel Tuan Rumah Sidang ke-30 MAB-ICC UNESCO] ''Tribunnews.com''. 25 Juli 2018. Diakses pada 26 Juli 2018.</ref> Maka, setelah sidang tersebut, 3 taman nasional di atas masuk sebagai cagar biosfer dunia.<ref name=medindo/><ref name=pemredkalbar>Balasa, Kristiawan (26 Juli 2018). "Sidang International Coordinating Council Man and Biosphere UNESCO ke 30: Betung Kerihun Danau Sentarum Jadi Cagar Biosfer Baru". ''Suara Pemred''. [[Pontianak]]: PT Suara Khatulistiwa Kalbar. Hlm. 1 & 7.</ref> Keputusan ini dibacakan bupati tepat pukul 16.30 WIB.<ref name=pemredkalbar/>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 22 Maret 2019 06.52

Taman Nasional Betung Kerihun
IUCN Kategori II (Taman Nasional)
Peta memperlihatkan letak Taman Nasional Betung Kerihun
Peta memperlihatkan letak Taman Nasional Betung Kerihun
Betung Kerihun
Letak TN Betung Kerihun di Borneo
LetakKalimantan Barat, Indonesia
Kota terdekatPutussibau
Koordinat1°13′15″N 113°21′11″E / 1.22083°N 113.35306°E / 1.22083; 113.35306
Luas8,000 km²
Didirikan1992

Taman Nasional Betung Kerihun (sebelumnya Gunung Bentuang) adalah taman nasional yang terletak di provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Taman nasional ini didirikan pada tahun 1992, dan memiliki wilayah seluas 8.000 km² (3.100 mil²).[1] Bersama dengan Lanjak Entimau di Malaysia, taman nasional ini telah diusulkan menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO.[2]

Masyarakat

Taman nasional menjadi tempat hidup bagi Suku Dayak Punan, Dayak Iban, Kayan, dan Dayak Taman Kantuk.[3]

Potensi

Di dalam hutan nasional ini, lebih kurang area sebanyak 65 persennya berupa hutan, yaitu hutan lindung, hutan konservasi, dan hutan produksi. Ratusan ribu penduduk Kapuas Hulu sangat bergantung terhadap kelestarian hutan, baik pemanfaatan hasil hutan bukan kayu, serupa gaharu, madu, maupun potensi satwa seperti ikan arwana, hingga potensi air serta wisata.[4]

Cagar biosfer

Bersama-sama dengan Taman Nasional Danau Sentarum, taman nasional ini telah dinominasikan ke dalam International Coordinating Council Man and Biosphere UNESCO yang ke-30 sebagai cagar budaya. Sebagai kelanjutan wacana ini, pada September 2016 diadakan sosialisasi dari Ditjen KSDAE Kemen LHK dan Direktur Program MAB – LIPI tentang pengelolaan cagar biosfer dan manfaatnya. Abang M. Nasir, Bupati Kapuas Hulu, mengeluarkan dukungan nominasi taman nasional ini pada November 2016. Diharapkan setelah dipromosikan ini, cagar alam ini akan lebih dikenal di tataran internasional, mendapat perhatian khusus dalam pengelolaan SDA, pengelolaan ekonomi berkelanjutan, pendidikan, untuk kesejahteraan masyarakat Kapuas Hulu.[5]

Dari itu, proses kemudian berlanjut. Sidang internasional ICC-MAB kemudian berlangsung di Palembang, Sumatra Selatan pada 23-28 Juli 2018. Pemerintah menunjuk Prof. Enny Sudarmonowati, Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI sebagai perwakilan keketuaan Indonesia di sana selama 2 tahun.[6] Di dalam sidang itu, selain Betung Kerihun, 2 lagi dinominasikan: yakni Taman Nasional Gunung Rinjani, dan Taman Nasional Berbak Sembilang di Jambi dan Sumatra Selatan.[7][8] Maka, setelah sidang tersebut, 3 taman nasional di atas masuk sebagai cagar biosfer dunia.[6][4] Keputusan ini dibacakan bupati tepat pukul 16.30 WIB.[4]

Referensi

  1. ^ "UNEP-WCMC World Database on Protected Regions: Indonesia – Betung Kerihun". UNEPWCMC. Diakses tanggal 2007-10-03. 
  2. ^ "Betung Kerihun National Park (Transborder Rainforest Heritage of Borneo)". UNESCO. Diakses tanggal 2007-10-03. 
  3. ^ Ramlan, Awang (8 November 2009). "Taman Nasional Betung Kerihun: Jantungnya Hutan Kalimantan". Pontianak Post. Diakses pada 27 Agustus 2018.
  4. ^ a b c Balasa, Kristiawan (26 Juli 2018). "Sidang International Coordinating Council Man and Biosphere UNESCO ke 30: Betung Kerihun Danau Sentarum Jadi Cagar Biosfer Baru". Suara Pemred. Pontianak: PT Suara Khatulistiwa Kalbar. Hlm. 1 & 7.
  5. ^ Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarun Dinominasikan menjadi Cagar Biosfer KSDAE-KEMENLHK. 29 Maret 2017. Diakses pada 26 Juli 2018.
  6. ^ a b Antara (25 Juli 2018). Tiga Taman Nasional Indonesia Masuk Biosfer Dunia Media Indonesia. Diakses pada 26 Juli 2018.
  7. ^ Alfarizi, Moh. Khoiry (15 Mei 2018). Indonesia Proposes 3 National Parks to be World Biosphere Reserve en.tempo.co. Diakses pada 26 Juli 2018.
  8. ^ Sumsel Tuan Rumah Sidang ke-30 MAB-ICC UNESCO Tribunnews.com. 25 Juli 2018. Diakses pada 26 Juli 2018.