Barito Pacific: Perbedaan antara revisi
kTidak ada ringkasan suntingan |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 9: | Baris 9: | ||
products = [[petrokimia]], [[minyak sawit]], [[properti]], [[kayu]]| |
products = [[petrokimia]], [[minyak sawit]], [[properti]], [[kayu]]| |
||
industry = [[petrokimia]]| |
industry = [[petrokimia]]| |
||
revenue = {{profit}}[[USD]] |
revenue = {{profit}}[[USD]] 3.075 billion (2018)| |
||
operating_income = {{profit}}[[USD]] |
operating_income = {{profit}}[[USD]] 805.437 million (2018)| |
||
net_income = {{ |
net_income = {{down}}[[USD]] 242.066 million (2018)| |
||
aum = <!-- Only for financial-service companies -->| |
aum = <!-- Only for financial-service companies -->| |
||
assets = {{profit}}[[USD]] |
assets = {{profit}}[[USD]] 7.042 billion (2018)| |
||
equity = {{profit}}[[USD]] 2. |
equity = {{profit}}[[USD]] 2.702 billion (2018)| |
||
parent =| |
parent =| |
||
members = | |
members = | |
||
num_employees = 3, |
num_employees = 3,263 orang (2018) | |
||
divisions = | |
divisions = | |
||
subsid = PT Kalpika Wanatama<br> PT Muktilestari Kencana<br> PT Anangga Pundinusa<br> PT Wiranusa Trisatrya<br> PT Barito Kencanamahardika<br> PT Musi Hutan Persada<br> PT Binajaya Rodakarya<br> PT Mangole Timber Producers<br> PT Haluan Mitra Abadi<br> PT Tintin Boyok Sawit Makmur Dua<br> PT Griya Idola<br> PT Kampari Wood Industries<br> PT Kirana Cakrawala<br> Marigold Resources pte ltd<br> PT Barito Investa Prima<br> PT Tunggal Agathis Indah Wood Industries<br> PT Royal Indo Mandiri<br> Star Energy Group Holdings Pte Ltd<br> PT Rimba Equator Permai| |
subsid = PT Kalpika Wanatama<br> PT Muktilestari Kencana<br> PT Anangga Pundinusa<br> PT Wiranusa Trisatrya<br> PT Barito Kencanamahardika<br> PT Musi Hutan Persada<br> PT Binajaya Rodakarya<br> PT Mangole Timber Producers<br> PT Haluan Mitra Abadi<br> PT Tintin Boyok Sawit Makmur Dua<br> PT Griya Idola<br> PT Kampari Wood Industries<br> PT Kirana Cakrawala<br> Marigold Resources pte ltd<br> PT Barito Investa Prima<br> PT Tunggal Agathis Indah Wood Industries<br> PT Royal Indo Mandiri<br> Star Energy Group Holdings Pte Ltd<br> PT Rimba Equator Permai| |
Revisi per 29 Maret 2019 04.15
Publik (IDX: BRPT) | |
Industri | petrokimia |
Didirikan | 1988 |
Kantor pusat | Jakarta, Indonesia |
Tokoh kunci | Prajogo Pangestu |
Produk | petrokimia, minyak sawit, properti, kayu |
Pendapatan | USD 3.075 billion (2018) |
USD 805.437 million (2018) | |
USD 242.066 million (2018) | |
Total aset | USD 7.042 billion (2018) |
Total ekuitas | USD 2.702 billion (2018) |
Karyawan | 3,263 orang (2018) |
Anak usaha | PT Kalpika Wanatama PT Muktilestari Kencana PT Anangga Pundinusa PT Wiranusa Trisatrya PT Barito Kencanamahardika PT Musi Hutan Persada PT Binajaya Rodakarya PT Mangole Timber Producers PT Haluan Mitra Abadi PT Tintin Boyok Sawit Makmur Dua PT Griya Idola PT Kampari Wood Industries PT Kirana Cakrawala Marigold Resources pte ltd PT Barito Investa Prima PT Tunggal Agathis Indah Wood Industries PT Royal Indo Mandiri Star Energy Group Holdings Pte Ltd PT Rimba Equator Permai |
Situs web | Barito Pacific |
PT. Barito Pacific Tbk (IDX: BRPT) merupakan perusahaan di sektor sumber daya alam yang terdiversifikasi dan terintegrasi.
PT Barito Pacific Tbk didirikan pada tahun 1979 dengan nama PT Bumi Raya Pura Mas Kalimantan. Perseroan pada awalnya, dikenal sebagai perusahaan pengolah hasil hutan yang terintegrasi. Keberadaan Perseroan di industri kehutanan dan perkayuan mendapat pengakuan secara luas dan memiliki reputasi dalam industrinya terutama di era '80-an.
Perseroan merupakan salah satu pionir di bidang pengelolaan Hutan Tanaman Industri (HTI), yang menerapkan cara pengolahan hutan berkelanjutan. Dengan cara pengelolaan hutan yang berkelanjutan ini, Perseroan membangun reputasinya sebagai salah satu pelopor perusahaan kehutanan ramah lingkungan yang muncul dari Asia.
Pada tahun 1993, Perseroan mencatatkan sahamnya di pasar modal di Jakarta dan Surabaya (sekarang kedua pasar modal itu bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia). Hasil penjualan saham itu digunakan untuk memperluas bisnis industri kehutanan dan menjaga kelangsungan pasokan bahan baku bagi pabrik pengolahan kayu Perseroan. Saat itu Perseroan memiliki lima pabrik pengolahan yang bersama-sama memproduksi plywood, blockboard, particle board, dan woodworking product yang diekspor ke Asia, Eropa dan Amerika.
Perseroan melakukan perubahan nama menjadi PT Barito Pacific Timber Tbk pada tahun 1996, bergerak dalam industri perkayuan terpadu dan tetap konsisten sebagai perusahaan yang ramah lingkungan dan menghasilkan produk-produk yang berkualitas tinggi.
Iklim tak kondusif yang menyelimuti industri kehutanan di Indonesia sejak akhir tahun '90-an, menyusul krisis keuangan yang melanda Asia, menyebabkan Barito Pacific menutup dua pabrik pengolahan kayu pada kurun waktu 2004 hingga 2007. Namun hingga kini Barito Pacific tetap mengekspor plywood, particle board dan blockboard yang diproduksi di tiga pabrik Perseroan di Kalimantan Tengah dan Maluku Utara.
Sebagai respon tehadap iklim tak kondusif yang menutupi sektor industri perkayuan, Perseroan merampingkan bidang usaha perkayuan, dan pada saat yang sama melakukan diversifikasi usaha ke bidang industri sumber daya lainnya
Berawal dari sebuah perencanaan dan persiapan yang matang sejak beberapa tahun silam, transformasi Barito Pacific Timber Group menjadi sebuah perusahaan sumber daya yang terdiversifikasi menjadi tonggak sejarah Perseroan yang penting pada tahun 2007.
Salah satu keputusan kunci dalam upaya transformasi ini adalah perubahan nama perusahaan, identitas, dan warna dari PT Barito Pacific Timber Tbk menjadi PT Barito Pacific Tbk. Perseroan memutuskan untuk tidak lagi menggunakan kata "Timber" agar merefleksikan diversifikasi lini usaha Barito saat ini dan juga pertumbuhannya pada masa depan.
Akuisisi Chandra Asri pada tahun 2007 yang menjadikan Perseroan sebagai pemegang saham mayoritas pengendali dengan andil sebesar 70% pada satu-satunya produsen olefin di Indonesia merupakan tonggak sejarah penting bagi Barito Pacific. Masuknya Chandra Asri dalam portofolio Perseroan telah memberikan Barito Pacific sebuah basis yang strategis untuk melakukan pengembangan bisnis migas ke arah hilir, sementara pada saat yang sama juga terus mencari peluang untuk turut memiliki andil di dalam sektor usaha sumber daya energi pada masa depan. Akuisisi tersebut kemudian diikuti dengan akuisisi Tri Polyta, produsen polypropylene terkemuka yang bahan bakunya dipasok oleh Chandra Asri, pada bulan Juni 2008.
Barito Pacific bergerak dalam bidang usaha yang semakin luas yaitu kehutanan, petrokimia, properti, perkebunan dan akan mengembangkan sejumlah lini usaha tambang dan energi ke dalam sebuah perusahaan sumber daya yang terdiversifikasi dan terintegrasi.