Lompat ke isi

Musik Melayu: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Badak Lampung FC
Menolak 5 perubahan teks terakhir dan mengembalikan revisi 12041154 oleh Cun Cun
Baris 6: Baris 6:
Pada awal perkembangannya alat musik yang digunakan lebih didominasi oleh tingkahan [[rebana]], petikan [[gambus]], gesekan [[biola]], picitan [[akordion]], tingkahan [[gong]], dan tiupan [[serunai]]. Ini dipengaruhi oleh kebudayaan dari tanah [[Arab]] dan [[Eropa]] tradisional. Seiring dengan perkembangan teknologi itu semua digantikan dengan alat musik elektronik berupa [[keyboard]]. Walaupun demikian, dalam kegiatan-kegiatan tertentu alat musik tradisional masih tetap digunakan demi melestarikan [[warisan]] [[kebudayaan]].
Pada awal perkembangannya alat musik yang digunakan lebih didominasi oleh tingkahan [[rebana]], petikan [[gambus]], gesekan [[biola]], picitan [[akordion]], tingkahan [[gong]], dan tiupan [[serunai]]. Ini dipengaruhi oleh kebudayaan dari tanah [[Arab]] dan [[Eropa]] tradisional. Seiring dengan perkembangan teknologi itu semua digantikan dengan alat musik elektronik berupa [[keyboard]]. Walaupun demikian, dalam kegiatan-kegiatan tertentu alat musik tradisional masih tetap digunakan demi melestarikan [[warisan]] [[kebudayaan]].


Dalam kiprahnya aliran ini sempat populer di era '80-an bahkan memasuki era "puncak kegemilangan" di era '90-an. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya penyanyi & grup [[band]] [[Melayu]], dan pendatang baru yang bermunculan dengan lagu-lagu andalan masing-masing. Hhhh
Dalam kiprahnya aliran ini sempat populer di era '80-an bahkan memasuki era "puncak kegemilangan" di era '90-an. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya penyanyi & grup [[band]] [[Melayu]], dan pendatang baru yang bermunculan dengan lagu-lagu andalan masing-masing.


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Dengan melihat ke belakang, awal Musik Melayu berakar dari [[Qasidah]] yang berasal sebagai [[kedatangan dan penyebaran Agama Islam di Nusantara]] pada tahun 635 - 1600 dari Arab, Gujarat dan Persia, sifatnya pembacaan syair dan kemudian dinyanyikan. Oleh sebab itu, awalnya syair yang dipakai adalah semula dari [[Gurindam]] yang dinyanyikan, dan secara berangsur kemudian dipakai juga untuk mengiringi tarian.<ref>Sunaryo Joyopuspito, MUSIK DANGDUT, ''Suatu kajian sejarah dan analisis teori musik'', Bina Musik Remaja 2011</ref>
Dengan melihat ke belakang, awal Musik Melayu berakar dari [[Qasidah]] yang berasal sebagai [[kedatangan dan penyebaran Agama Islam di Nusantara]] pada tahun 635 - 1600 dari Arab, Gujarat dan Persia, sifatnya pembacaan syair dan kemudian dinyanyikan. Oleh sebab itu, awalnya syair yang dipakai adalah semula dari [[Gurindam]] yang dinyanyikan, dan secara berangsur kemudian dipakai juga untuk mengiringi tarian.<ref>Sunaryo Joyopuspito, MUSIK DANGDUT, ''Suatu kajian sejarah dan analisis teori musik'', Bina Musik Remaja 2011</ref>
Pada waktu sejak dibuka [[Terusan Suez]] terjadi arus migrasi orang [[Arab]] dan [[Mesir]] masuk Hindia Belanda tahun 1870 hingga setelah 1888, mereka membawa alat musik [[Gambus]] dan bermain [[Musik Arab]]. Pengaruh ini juga bercampur dengan musik tradisional dengan syair [[Gurindam]] dan alat musik tradisional lokal seperti gong, serunai, dlsb.
Pada waktu sejak dibuka [[Terusan Suez]] terjadi arus migrasi orang [[Arab]] dan [[Mesir]] masuk Hindia Belanda tahun 1870 hingga setelah 1888, mereka membawa alat musik [[Gambus]] dan bermain [[Musik Arab]]. Pengaruh ini juga bercampur dengan musik tradisional dengan syair [[Gurindam]] dan alat musik tradisional lokal seperti gong, serunai, dlsb.
Kemudian sekitar tahun 1940 lahir Musik Melayu Deli, tentu saja gaya permainan musik ini sudah jauh berbeda dengan asalnya sebagai [[Qasidah]], karena perkembangan masa ini tidak hanya menyanyikan syair [[Gurindam]], tetapi sudah jauh berkembang sebagai musik hiburan nyanyian dan pengiring tarian khas [[Orang Melayu]] pesisir timur Sumatra dan Semenanjung Malaysia.
Kemudian sekitar tahun 1940 lahir Musik Melayu Deli, tentu saja gaya permainan musik ini sudah jauh berbeda dengan asalnya sebagai [[Qasidah]], karena perkembangan masa ini tidak hanya menyanyikan syair [[Gurindam]], tetapi sudah jauh berkembang sebagai musik hiburan nyanyian dan pengiring tarian khas [[Orang Melayu]] pesisir timur Sumatera dan Semenanjung Malaysia.
Dengan perkembangan teknologi elektronik sekitar setelah tahun 1950, maka mulai diperkenalkan pengeras suara, gitar elektri, bahkan perkembangan keyboard. Dan tak kalah penting adalah perkembangan industri rekaman sejak tahun 1950.
Dengan perkembangan teknologi elektronik sekitar setelah tahun 1950, maka mulai diperkenalkan pengeras suara, gitar elektri, bahkan perkembangan keyboard. Dan tak kalah penting adalah perkembangan industri rekaman sejak tahun 1950.


Baris 24: Baris 24:
Ada beberapa pendapat mengenai rentak musik melayu.
Ada beberapa pendapat mengenai rentak musik melayu.
==== Menurut Fadlin ====
==== Menurut Fadlin ====
Menurut Fadlin <ref>Fadlin: ''Studi Deskriftif Konstruksi dan Dasar-dasar Pola Ritem Gendang Melayu Sumatra Utara'', skripsi Universitas Sumatra Utara, 1988</ref>, ada tiga jenis rentak Musik Melayu, yaitu:
Menurut Fadlin <ref>Fadlin: ''Studi Deskriftif Konstruksi dan Dasar-dasar Pola Ritem Gendang Melayu Sumatera Utara'', skripsi Universitas Sumatera Utara, 1988</ref>, ada tiga jenis rentak Musik Melayu, yaitu:
* Pertama, ''rentak senandung'', yaitu dengan metrik 4/4, dalam satu siklus terdapat delapan ketukan, biasanya dengan irama lambat dan lagu bersifat sedih. Contoh lagu adalah ''Kuala Deli'', ''Laila Manja''.
* Pertama, ''rentak senandung'', yaitu dengan metrik 4/4, dalam satu siklus terdapat delapan ketukan, biasanya dengan irama lambat dan lagu bersifat sedih. Contoh lagu adalah ''Kuala Deli'', ''Laila Manja''.
* Kedua, ''rentak mak inang'', yaitu dengan metrik 2/4, tempo lagu sedang, biasanya lagu bertemakan kasih sayang atau persahabatan. Contoh lagu adalah ''Mak Inang Pulau Kampa'', ''Mak Inang Stanggi'', ''Pautan Hati''.
* Kedua, ''rentak mak inang'', yaitu dengan metrik 2/4, tempo lagu sedang, biasanya lagu bertemakan kasih sayang atau persahabatan. Contoh lagu adalah ''Mak Inang Pulau Kampa'', ''Mak Inang Stanggi'', ''Pautan Hati''.
* Ketiga, ''rentak lagu dua'', yaitu dengan metrik 6/8, sifatnya riang dan gembira, bersifat joget, tempo agak cepat, sangat digemari orang Melayu. Contoh lagu ''Tanjung Katung'', ''Hitam Manis'', ''Selayang Pandang''.
* Ketiga, ''rentak lagu dua'', yaitu dengan metrik 6/8, sifatnya riang dan gembira, bersifat joget, tempo agak cepat, sangat digemari orang Melayu. Contoh lagu ''Tanjung Katung'', ''Hitam Manis'', ''Selayang Pandang''.
==== Menurut Daryudi ====
==== Menurut Daryudi ====
Menurut wawancara khusus dengan Daryudi (Seorang ahli musik lokal di Medan) <ref>Martavita Rastuti: ''Yusuf Wibisono: Perannya Dalam Kebudayaan Musik Melayu di Sumatra Utara'', skripsi Universitas Sumatra Utara 2008</ref> menyebutkan rentak dibagi dalam:
Menurut wawancara khusus dengan Daryudi (Seorang ahli musik lokal di Medan) <ref>Martavita Rastuti: ''Yusuf Wibisono: Perannya Dalam Kebudayaan Musik Melayu di Sumatera Utara'', skripsi Universitas Sumatera Utara 2008</ref> menyebutkan rentak dibagi dalam:
* Rentak ''Langgam'', metrik 4/4 dengan kecepatan ''Andante'', contoh lagu ''Makan Sirih'', ''Kuala Deli'', ''Patah Hati''
* Rentak ''Langgam'', metrik 4/4 dengan kecepatan ''Andante'', contoh lagu ''Makan Sirih'', ''Kuala Deli'', ''Patah Hati''
* Rentak ''Inang'', metrik 4/4 dengan kecepatan ''Moderato'', sejenis ''Rumba'', contoh lagu ''Mak Inang Pulau Kampai'', ''Mak Inang Lenggang'', ''Mak Inang Selendang''. Seperti diketahui bahwa ''Inang'' dalam kerajaan berarti ''Dayang-dayang''
* Rentak ''Inang'', metrik 4/4 dengan kecepatan ''Moderato'', sejenis ''Rumba'', contoh lagu ''Mak Inang Pulau Kampai'', ''Mak Inang Lenggang'', ''Mak Inang Selendang''. Seperti diketahui bahwa ''Inang'' dalam kerajaan berarti ''Dayang-dayang''
* Rentak ''Joget'', metrik 2/4, jadi cepat seperti ''Allegro''. Contoh lagu ''Tanjung Katung'', ''Selayang Pandang''
* Rentak ''Joget'', metrik 2/4, jadi cepat seperti ''Allegro''. Contoh lagu ''Tanjung Katung'', ''Selayang Pandang''
* Rentak ''Zapin'', metrik 6/8, dengan kecepatan ''Moderto'', dan istilah ''Zapin'' diambil dari bahasa Arab yang berarti ''derap kaki'', disini petikan [[gambus]] sangat menonjol. Contoh lagu ''Zapin Sri Gading'', ''Zapin Sayang Serawak''
* Rentak ''Zapin'', metrik 6/8, dengan kecepatan ''Moderto'', dan istilah ''Zapin'' diambil dari bahasa Arab yang berarti ''derap kaki'', disini petikan [[gambus]] sangat menonjol. Contoh lagu ''Zapin Sri Gading'', ''Zapin Sayang Serawak''
* Rentak ''Pedalaman'',metrik saya tidak tau,contoh juga tidak tau


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
Baris 44: Baris 43:
{{reflist}}
{{reflist}}


[[Kategori:Sumatra]]
[[Kategori:Musik]]
[[Kategori:Melayu di Sumatra]]
[[Kategori:Melayu]]
[[Kategori:Musik di Singapura]]
[[Kategori:Musik di Singapura]]
[[Kategori:Musik di Malaysia]]
[[Kategori:Musik di Malaysia]]

Revisi per 23 April 2019 05.06

Musik Melayu adalah aliran musik tradisional yang bermula dan berkembang di wilayah pantai timur Sumatra, Kalimantan, dan Semenanjung Malaya. Musik ini biasanya dinyanyikan oleh orang-orang dari suku bangsa Melayu yang tidak jarang diiringi pula dengan tarian khas Melayu setempat misalnya tari Persembahan dalam perhelatan atau pesta adat, penyambutan tetamu kehormatan, dan dalam kegiatan keagamaan. Yang menarik dari aliran musik ini terletak pada susunannya yang terdiri dari lirik lagu yang mengandung syair yang disesuaikan dengan kehidupan sehari-hari dan penuh dengan tunjuk ajar (pesan moral), diisi dengan suara atau vokal khas cengkok Melayu, dan aransemen musik yang tersusun rapi.

Seiring dengan perkembangan zaman musik Melayu mengalami keberingsutan gaya musik misalnya saja mengalami perpaduan dengan aliran musik pop, musik rok, dan dangdut. Aliran ini dapat dijumpai di negara-negara serumpun Melayu, seperti Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.

Pada awal perkembangannya alat musik yang digunakan lebih didominasi oleh tingkahan rebana, petikan gambus, gesekan biola, picitan akordion, tingkahan gong, dan tiupan serunai. Ini dipengaruhi oleh kebudayaan dari tanah Arab dan Eropa tradisional. Seiring dengan perkembangan teknologi itu semua digantikan dengan alat musik elektronik berupa keyboard. Walaupun demikian, dalam kegiatan-kegiatan tertentu alat musik tradisional masih tetap digunakan demi melestarikan warisan kebudayaan.

Dalam kiprahnya aliran ini sempat populer di era '80-an bahkan memasuki era "puncak kegemilangan" di era '90-an. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya penyanyi & grup band Melayu, dan pendatang baru yang bermunculan dengan lagu-lagu andalan masing-masing.

Sejarah

Dengan melihat ke belakang, awal Musik Melayu berakar dari Qasidah yang berasal sebagai kedatangan dan penyebaran Agama Islam di Nusantara pada tahun 635 - 1600 dari Arab, Gujarat dan Persia, sifatnya pembacaan syair dan kemudian dinyanyikan. Oleh sebab itu, awalnya syair yang dipakai adalah semula dari Gurindam yang dinyanyikan, dan secara berangsur kemudian dipakai juga untuk mengiringi tarian.[1] Pada waktu sejak dibuka Terusan Suez terjadi arus migrasi orang Arab dan Mesir masuk Hindia Belanda tahun 1870 hingga setelah 1888, mereka membawa alat musik Gambus dan bermain Musik Arab. Pengaruh ini juga bercampur dengan musik tradisional dengan syair Gurindam dan alat musik tradisional lokal seperti gong, serunai, dlsb. Kemudian sekitar tahun 1940 lahir Musik Melayu Deli, tentu saja gaya permainan musik ini sudah jauh berbeda dengan asalnya sebagai Qasidah, karena perkembangan masa ini tidak hanya menyanyikan syair Gurindam, tetapi sudah jauh berkembang sebagai musik hiburan nyanyian dan pengiring tarian khas Orang Melayu pesisir timur Sumatera dan Semenanjung Malaysia. Dengan perkembangan teknologi elektronik sekitar setelah tahun 1950, maka mulai diperkenalkan pengeras suara, gitar elektri, bahkan perkembangan keyboard. Dan tak kalah penting adalah perkembangan industri rekaman sejak tahun 1950.

Klasifikasi

Berdasarkan perkembangan zaman

Menurut waktu lahirnya dan alat musik yang dipakai, maka ada 3 jenis Musik Melayu, yaitu:

  • Musik Melayu Asli, hanya dengan pukulan kendang atau rebana seperti Qasidah, diperkirakan tahun 635 - 1600
  • Musik Melayu Tradisional, sudah memakai alat musik gong, rebana, rebab, serunai, diperkirakan tahun 1800 - 1940
  • Musik Melayu Modern, memakai alat musik modern, di samping tradisional, seperti biola, guitar, akordeon, dan terakhir dengan keyboard, diperkirakan setelah tahun 1950.

Berdasarkan Rentak

Ada beberapa pendapat mengenai rentak musik melayu.

Menurut Fadlin [2], ada tiga jenis rentak Musik Melayu, yaitu:

  • Pertama, rentak senandung, yaitu dengan metrik 4/4, dalam satu siklus terdapat delapan ketukan, biasanya dengan irama lambat dan lagu bersifat sedih. Contoh lagu adalah Kuala Deli, Laila Manja.
  • Kedua, rentak mak inang, yaitu dengan metrik 2/4, tempo lagu sedang, biasanya lagu bertemakan kasih sayang atau persahabatan. Contoh lagu adalah Mak Inang Pulau Kampa, Mak Inang Stanggi, Pautan Hati.
  • Ketiga, rentak lagu dua, yaitu dengan metrik 6/8, sifatnya riang dan gembira, bersifat joget, tempo agak cepat, sangat digemari orang Melayu. Contoh lagu Tanjung Katung, Hitam Manis, Selayang Pandang.

Menurut wawancara khusus dengan Daryudi (Seorang ahli musik lokal di Medan) [3] menyebutkan rentak dibagi dalam:

  • Rentak Langgam, metrik 4/4 dengan kecepatan Andante, contoh lagu Makan Sirih, Kuala Deli, Patah Hati
  • Rentak Inang, metrik 4/4 dengan kecepatan Moderato, sejenis Rumba, contoh lagu Mak Inang Pulau Kampai, Mak Inang Lenggang, Mak Inang Selendang. Seperti diketahui bahwa Inang dalam kerajaan berarti Dayang-dayang
  • Rentak Joget, metrik 2/4, jadi cepat seperti Allegro. Contoh lagu Tanjung Katung, Selayang Pandang
  • Rentak Zapin, metrik 6/8, dengan kecepatan Moderto, dan istilah Zapin diambil dari bahasa Arab yang berarti derap kaki, disini petikan gambus sangat menonjol. Contoh lagu Zapin Sri Gading, Zapin Sayang Serawak

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Sunaryo Joyopuspito, MUSIK DANGDUT, Suatu kajian sejarah dan analisis teori musik, Bina Musik Remaja 2011
  2. ^ Fadlin: Studi Deskriftif Konstruksi dan Dasar-dasar Pola Ritem Gendang Melayu Sumatera Utara, skripsi Universitas Sumatera Utara, 1988
  3. ^ Martavita Rastuti: Yusuf Wibisono: Perannya Dalam Kebudayaan Musik Melayu di Sumatera Utara, skripsi Universitas Sumatera Utara 2008