Lompat ke isi

Liga 1: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Hakim Fikri (bicara | kontrib)
Baris 35: Baris 35:
== Kelangsungan ==
== Kelangsungan ==
Klub peserta Superliga haruslah klub professional. Artinya, klub ini tidak boleh lagi bergantung terhadap APBD daerah. Hal ini menjadi masalah besar bagi sebagian besar klub karena sampai saat ini hanya Arema Malang yang merupakan klub profesional dan merupakan klub yang dibiayai tanpa APBD daerah selain [[Semen Padang]] dan [[Bontang PKT]]. Selain itu ada masalah lain yang mengancam kelangsungan Superliga seperti lisensi pelatih yang harus berlisensi A dan standarisasi stadion sesuai standar yang diberikan [[Badan Liga Indonesia]].
Klub peserta Superliga haruslah klub professional. Artinya, klub ini tidak boleh lagi bergantung terhadap APBD daerah. Hal ini menjadi masalah besar bagi sebagian besar klub karena sampai saat ini hanya Arema Malang yang merupakan klub profesional dan merupakan klub yang dibiayai tanpa APBD daerah selain [[Semen Padang]] dan [[Bontang PKT]]. Selain itu ada masalah lain yang mengancam kelangsungan Superliga seperti lisensi pelatih yang harus berlisensi A dan standarisasi stadion sesuai standar yang diberikan [[Badan Liga Indonesia]].

Dari 18 klub yang diverifikasi oleh BLI, ada dua tim yang dipastikan tidak bisa ikut Super Liga karena tidak bisa memenuhi syarat verifikasi, yaitu Persiter dan Persmin. Untuk mengisi dua tim yang tidak lolos verifikasi itu ada tujuh tim dari [[Divisi Utama]] yang akan bersaing memperebutkan jatah Persiter dan Persmin. Ketujuh tim tersebut adalah, Bontang PKT, [[Persebaya Surabaya]], [[PSIS Semarang]], [[PSS Sleman]], [[Persikabo Bogor]], [[Semen Padang]] dan [[Persis Solo]].<ref>[http://www.goal.com/id-id/Articolo.aspx?ContenutoId=698833 Persmin dan Persiter Tak Lolos Verifikasi] </ref>

Setelah melalui proses verifikasi terhadap tujuh tim dari Divisi Utama ini, akhirnya dua tim yang berhak menggantikan posisi Persiter dan Persmin ini diumumkan pada tanggal [[16 Juni]] [[2008]]. Dua tim menggantikan Persmin dan Persiter adalah Bontang PKT dan PSIS Semarang. Kedua tim ini memiliki poin tertinggi dari lima aspek verifikasi BLI. Selain itu berdasarkan rapat pada tanggal [[13 Juni]] lalu menghasilkan keputusan bahwa Liga Super Indonesia 2008 tetap diikuti oleh 18 klub.<ref>[http://www.pssi-football.com/id/view_news_111082.php?id=1640 PKT & PSIS Ikuti Liga Super Indonesia] </ref>

== Referensi ==
{{reflist}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==

Revisi per 16 Juni 2008 10.59

Super Liga adalah divisi teratas dari Liga Indonesia yang mulai diselenggarakan tahun 2008. Kompetisi ini dilaksanakan untuk mengikuti persyaratan FIFA dimana suatu liga teratas dari suatu negara tidak boleh terdiri lebih dari 18 klub dan semua klub diharapkan merupakan klub profesional tanpa dibantu lewat APBD.

Sejarah

Ide dari pelaksanaan sistem liga ini diperoleh sejak tahun 2007 di mana ada keinginan untuk melaksanakan liga sepak bola profesional. Hal ini juga timbul karena tidak tepatnya format Liga Indonesia pada tahun 2007 : sistem di mana hanya setengah kompetisi, yang menyebabkan tingginya tensi dari pertandingan yang sangat berpotensi memicu kerusuhan, selain memang terdapat terlalu banyak tim (38 tim)

Pada awal liga baru ini, Super Liga diadakan dengan menyeleksi 9 tim teratas dari Divisi Utama Liga Indonesia 2007. Tim-tim tersebut adalah :

Kelangsungan

Klub peserta Superliga haruslah klub professional. Artinya, klub ini tidak boleh lagi bergantung terhadap APBD daerah. Hal ini menjadi masalah besar bagi sebagian besar klub karena sampai saat ini hanya Arema Malang yang merupakan klub profesional dan merupakan klub yang dibiayai tanpa APBD daerah selain Semen Padang dan Bontang PKT. Selain itu ada masalah lain yang mengancam kelangsungan Superliga seperti lisensi pelatih yang harus berlisensi A dan standarisasi stadion sesuai standar yang diberikan Badan Liga Indonesia.

Dari 18 klub yang diverifikasi oleh BLI, ada dua tim yang dipastikan tidak bisa ikut Super Liga karena tidak bisa memenuhi syarat verifikasi, yaitu Persiter dan Persmin. Untuk mengisi dua tim yang tidak lolos verifikasi itu ada tujuh tim dari Divisi Utama yang akan bersaing memperebutkan jatah Persiter dan Persmin. Ketujuh tim tersebut adalah, Bontang PKT, Persebaya Surabaya, PSIS Semarang, PSS Sleman, Persikabo Bogor, Semen Padang dan Persis Solo.[1]

Setelah melalui proses verifikasi terhadap tujuh tim dari Divisi Utama ini, akhirnya dua tim yang berhak menggantikan posisi Persiter dan Persmin ini diumumkan pada tanggal 16 Juni 2008. Dua tim menggantikan Persmin dan Persiter adalah Bontang PKT dan PSIS Semarang. Kedua tim ini memiliki poin tertinggi dari lima aspek verifikasi BLI. Selain itu berdasarkan rapat pada tanggal 13 Juni lalu menghasilkan keputusan bahwa Liga Super Indonesia 2008 tetap diikuti oleh 18 klub.[2]

Referensi

Pranala luar