Lompat ke isi

Legenda Minangkabau: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
terjemahan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Anjungan Sumatra Barat TMII Jakarta 02.jpg|jmpl|300x300px|Kerbau di depan [[Rumah Gadang|rumah gadang]] kompleks [[Anjungan Sumatra Barat]] di [[Taman Mini Indonesia Indah]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]]]
<span data-segmentid="4" class="cx-segment">'''Legenda Minangkabau''' menceritakan kisah asal usul nama "[[Orang Minangkabau|Minangkabau]]".</span> <span data-segmentid="6" class="cx-segment">Namo Minangkabau dianggap sebagai gabungan dua kata, ''minang'' ("menang") dan ''kabau'' ("kerbau").</span>
<span data-segmentid="4" class="cx-segment">'''Legenda Minangkabau''' menceritakan kisah asal usul nama "[[Orang Minangkabau|Minangkabau]]".</span> <span data-segmentid="6" class="cx-segment">Nama Minangkabau dianggap sebagai gabungan dua kata, ''minang'' ("menang") dan ''kabau'' ("kerbau").</span>


<span data-segmentid="7" class="cx-segment">Legenda ini menceritakan tentang perselisihan wilayah antara <span data-segmentid="11" class="cx-segment">p<span data-segmentid="13" class="cx-segment">enduduk</span></span> di wilayah Sumatra Barat sekarang dengan "penguasa dari negeri seberang" yang hendak menjajah.</span> Penguasa <span data-segmentid="8" class="cx-segment">yang dimaksud berikut pasukan yang dibawanya entah bagaimana dikaitkan dengan [[Kerajaan Majapahit]] di [[Pulau Jawa]].<ref>{{Cite news|title=Invasi Majapahit ke Pagaruyung dan Pertarungan Dua Kerbau|work=Sindo News|date=11 March 2017|url=https://daerah.sindonews.com/read/1187263/29/invasi-majapahit-ke-pagaruyung-dan-pertarungan-dua-kerbau-1489158517|language=Indonesian}}</ref></span> <span data-segmentid="11" class="cx-segment">P<span data-segmentid="13" class="cx-segment">enduduk</span> setempat mengusulkan adu kerbau sampai mati alih-alih perang.</span> <span data-segmentid="12" class="cx-segment">Panglima setuju dan menurunkan kerbau terbesar, paling berani, dan paling agresif.</span> Adapun p<span data-segmentid="13" class="cx-segment">enduduk setempat mengeluarkan bayi kerbau yang lapar dengan tanduknya yang diasah setajam pisau.</span> <span data-segmentid="14" class="cx-segment">Melihat kerbau dewasa melintasi ladang, bayi kerbau segera menyeruduk ke perut kerbau, berharap mendapat susu.</span> <span data-segmentid="15" class="cx-segment">Kerbau besar tidak melihat itu sebagai ancaman dan masih mencari-cari lawan yang layak.</span> <span data-segmentid="16" class="cx-segment">Namun, ketika bayi kerbau mencari ambing, tanduk yang tajam menusuk dan membunuh kerbau dewasa. Penduduk setempat memenangkan adu kerbau, dan mengabadikannya dengan menamakan suku bangsa mereka "Minangkabau". <ref name="Cerita Rakyat Nusantara2">{{Cite web|url=http://ceritarakyatnusantara.com/id/folklore/307-Asal-Mula-Nama-Nagari-Minangkabau#|title=Asal Mula Nama Nagari Minangkabau|last=Samsuni|date=|website=|publisher=Cerita Rakyat Nusantara|access-date=6 May 2012}}</ref></span>
<span data-segmentid="7" class="cx-segment">Legenda ini menceritakan tentang perselisihan wilayah antara <span data-segmentid="11" class="cx-segment">p<span data-segmentid="13" class="cx-segment">enduduk</span></span> di wilayah Sumatra Barat sekarang dengan "penguasa dari negeri seberang" yang membawa pasukan dan hendak menjajah.</span> Penguasa <span data-segmentid="8" class="cx-segment">tersebut entah bagaimana dikaitkan dengan [[Kerajaan Majapahit]] di [[Pulau Jawa]].<ref>{{Cite news|title=Invasi Majapahit ke Pagaruyung dan Pertarungan Dua Kerbau|work=Sindo News|date=11 March 2017|url=https://daerah.sindonews.com/read/1187263/29/invasi-majapahit-ke-pagaruyung-dan-pertarungan-dua-kerbau-1489158517|language=Indonesian}}</ref></span> <span data-segmentid="11" class="cx-segment">P<span data-segmentid="13" class="cx-segment">enduduk</span> setempat mengusulkan adu kerbau sampai mati alih-alih perang.</span> <span data-segmentid="12" class="cx-segment">Panglima setuju dan menurunkan kerbau terbesar, paling berani, dan paling agresif.</span> Adapun p<span data-segmentid="13" class="cx-segment">enduduk setempat mengeluarkan bayi kerbau yang lapar dengan tanduknya yang diasah setajam pisau.</span> <span data-segmentid="14" class="cx-segment">Melihat kerbau dewasa melintasi ladang, bayi kerbau segera menyeruduk ke perut kerbau, berharap mendapat susu.</span> <span data-segmentid="15" class="cx-segment">Kerbau besar tidak melihat itu sebagai ancaman dan masih mencari-cari lawan yang layak.</span> <span data-segmentid="16" class="cx-segment">Namun, ketika bayi kerbau mencari ambing, tanduk yang tajam menusuk dan membunuh kerbau dewasa. Penduduk setempat memenangkan adu kerbau, dan mengabadikannya dengan menamakan suku bangsa mereka "Minangkabau". <ref name="Cerita Rakyat Nusantara2">{{Cite web|url=http://ceritarakyatnusantara.com/id/folklore/307-Asal-Mula-Nama-Nagari-Minangkabau#|title=Asal Mula Nama Nagari Minangkabau|last=Samsuni|date=|website=|publisher=Cerita Rakyat Nusantara|access-date=6 May 2012}}</ref></span>


<span data-segmentid="17" class="cx-segment">Moral dari kisah ini yakni penggunaan [[Hikmat|kecerdikan]] dan [[strategi]] untuk menghindari perang dan kekerasan.</span> <span data-segmentid="20" class="cx-segment">Legenda Minangkabau diceritakan untuk menggambarkan kecerdasan dan kemenangan orang Minangkabau.</span>
<span data-segmentid="17" class="cx-segment">Moral dari kisah ini yakni penggunaan [[Hikmat|kecerdikan]] dan [[strategi]] untuk menghindari perang dan kekerasan.</span> <span data-segmentid="20" class="cx-segment">Legenda Minangkabau diceritakan untuk menggambarkan kecerdasan dan kemenangan orang Minangkabau.</span>


== <span data-segmentid="21" class="cx-segment">Simbolisme kerbau</span> ==
== <span data-segmentid="21" class="cx-segment">Simbolisme kerbau</span> ==
<span data-segmentid="22" class="cx-segment">''Kabau'' atau [[kerbau]] adalah hewan peliharaan yang penting dalam budaya Minangkabau.</span> <span data-segmentid="24" class="cx-segment">Kerbau dapat digunakan untuk membajak sawah serta mengjasilkan susu (''[[dadiah]]'') dan daging.</span> <span data-segmentid="26" class="cx-segment">Pentingnya kerbau sebagai simbol budaya dapat pula dijumpai dalam budaya [[Indonesia]] lainnya, seperti [[Suku Toraja|Toraja]] .</span>
<span data-segmentid="22" class="cx-segment">''Kabau'' atau [[kerbau]] adalah hewan peliharaan yang penting dalam [[budaya Minangkabau]].</span> <span data-segmentid="24" class="cx-segment">Kerbau dapat digunakan untuk membajak sawah serta mengjasilkan susu (''[[dadiah]]'') dan daging.</span> <span data-segmentid="26" class="cx-segment">Pentingnya kerbau sebagai simbol budaya dapat pula dijumpai dalam budaya [[Indonesia]] lainnya, seperti [[Suku Toraja|Toraja]] .</span>


<span data-segmentid="29" class="cx-segment">Kerbau, terutama [[Tanduk|tanduknya]] menjadi simbol budaya penting di Minangkabau.</span> <span data-segmentid="31" class="cx-segment">Lengkungan bubungan atap pada rumah-rumah tradisional di Sumatra Barat, yang disebut [[Rumah Gadang|rumah gadang]] (secara harfiah "rumah besar") menjulang ke atas dan meruncing di ujungnya, mengingatkan bentuk tanduk kerbau.</span> Selain itu, tutup kepala perempuan <span data-segmentid="34" class="cx-segment">Minangkabau yang disebut [[Tengkuluk tanduk|tikuluak]] dilipat dan dibentuk sedemian rupa membentuk tanduk kerbau.</span>
<span data-segmentid="29" class="cx-segment">Kerbau, terutama [[Tanduk|tanduknya]] menjadi simbol budaya penting di Minangkabau.</span> <span data-segmentid="31" class="cx-segment">Lengkungan bubungan atap pada rumah-rumah tradisional di Sumatra Barat, yang disebut [[Rumah Gadang|rumah gadang]] (secara harfiah "rumah besar") menjulang ke atas dan meruncing di ujungnya, mengingatkan bentuk tanduk kerbau.</span> Selain itu, tutup kepala perempuan <span data-segmentid="34" class="cx-segment">Minangkabau yang disebut [[Tengkuluk tanduk|tikuluak]] dilipat dan dibentuk sedemian rupa membentuk tanduk kerbau.</span>


== <span data-segmentid="35" class="cx-segment">Catatan sejarah</span> ==
== <span data-segmentid="35" class="cx-segment">Catatan sejarah</span> ==
<span data-segmentid="36" class="cx-segment">Adapun menurut catatan sejarah, nama Minangkabau pertama kali disebut sebagai '''Minanga Tamwan'''. Nama ini tercatat pada [[prasasti Kedukan Bukit]] yang berasal dari abas ke-7. Prasasti itu menceritakan perjalanan suci [[Dapunta Hyang|Sri Jayanasa]] dari Minanga Tamwan disertai dengan 20.000 tentara menuju Matajap dan menaklukkan beberapa daerah di selatan Sumatra. <ref>R. Ng. Poerbatjaraka, Riwajat Indonesia. Djilid I, 1952, Jakarta: Yayasan Pembangunan</ref></span>
<span data-segmentid="36" class="cx-segment">Adapun menurut catatan sejarah, nama Minangkabau pertama kali disebut sebagai '''Minanga Tamwan'''. Nama ini tercatat pada [[prasasti Kedukan Bukit]] yang berasal dari abad ke-7. Prasasti itu menceritakan perjalanan suci [[Dapunta Hyang|Sri Jayanasa]] dari Minanga Tamwan disertai dengan 20.000 tentara menuju Matajap dan menaklukkan beberapa daerah di selatan Sumatra. <ref>R. Ng. Poerbatjaraka, Riwajat Indonesia. Djilid I, 1952, Jakarta: Yayasan Pembangunan</ref></span>


== <span data-segmentid="39" class="cx-segment">Referensi</span> ==
== <span data-segmentid="39" class="cx-segment">Referensi</span> ==

Revisi per 23 Mei 2019 06.44

Kerbau di depan rumah gadang kompleks Anjungan Sumatra Barat di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta

Legenda Minangkabau menceritakan kisah asal usul nama "Minangkabau". Nama Minangkabau dianggap sebagai gabungan dua kata, minang ("menang") dan kabau ("kerbau").

Legenda ini menceritakan tentang perselisihan wilayah antara penduduk di wilayah Sumatra Barat sekarang dengan "penguasa dari negeri seberang" yang membawa pasukan dan hendak menjajah. Penguasa tersebut entah bagaimana dikaitkan dengan Kerajaan Majapahit di Pulau Jawa.[1] Penduduk setempat mengusulkan adu kerbau sampai mati alih-alih perang. Panglima setuju dan menurunkan kerbau terbesar, paling berani, dan paling agresif. Adapun penduduk setempat mengeluarkan bayi kerbau yang lapar dengan tanduknya yang diasah setajam pisau. Melihat kerbau dewasa melintasi ladang, bayi kerbau segera menyeruduk ke perut kerbau, berharap mendapat susu. Kerbau besar tidak melihat itu sebagai ancaman dan masih mencari-cari lawan yang layak. Namun, ketika bayi kerbau mencari ambing, tanduk yang tajam menusuk dan membunuh kerbau dewasa. Penduduk setempat memenangkan adu kerbau, dan mengabadikannya dengan menamakan suku bangsa mereka "Minangkabau". [2]

Moral dari kisah ini yakni penggunaan kecerdikan dan strategi untuk menghindari perang dan kekerasan. Legenda Minangkabau diceritakan untuk menggambarkan kecerdasan dan kemenangan orang Minangkabau.

Simbolisme kerbau

Kabau atau kerbau adalah hewan peliharaan yang penting dalam budaya Minangkabau. Kerbau dapat digunakan untuk membajak sawah serta mengjasilkan susu (dadiah) dan daging. Pentingnya kerbau sebagai simbol budaya dapat pula dijumpai dalam budaya Indonesia lainnya, seperti Toraja .

Kerbau, terutama tanduknya menjadi simbol budaya penting di Minangkabau. Lengkungan bubungan atap pada rumah-rumah tradisional di Sumatra Barat, yang disebut rumah gadang (secara harfiah "rumah besar") menjulang ke atas dan meruncing di ujungnya, mengingatkan bentuk tanduk kerbau. Selain itu, tutup kepala perempuan Minangkabau yang disebut tikuluak dilipat dan dibentuk sedemian rupa membentuk tanduk kerbau.

Catatan sejarah

Adapun menurut catatan sejarah, nama Minangkabau pertama kali disebut sebagai Minanga Tamwan. Nama ini tercatat pada prasasti Kedukan Bukit yang berasal dari abad ke-7. Prasasti itu menceritakan perjalanan suci Sri Jayanasa dari Minanga Tamwan disertai dengan 20.000 tentara menuju Matajap dan menaklukkan beberapa daerah di selatan Sumatra. [3]

Referensi

  1. ^ "Invasi Majapahit ke Pagaruyung dan Pertarungan Dua Kerbau". Sindo News (dalam bahasa Indonesian). 11 March 2017. 
  2. ^ Samsuni. "Asal Mula Nama Nagari Minangkabau". Cerita Rakyat Nusantara. Diakses tanggal 6 May 2012. 
  3. ^ R. Ng. Poerbatjaraka, Riwajat Indonesia. Djilid I, 1952, Jakarta: Yayasan Pembangunan