Liga 1: Perbedaan antara revisi
kTidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 3: | Baris 3: | ||
== Sejarah == |
== Sejarah == |
||
Ide dari pelaksanaan sistem liga ini diperoleh sejak tahun 2007 di mana ada keinginan untuk melaksanakan liga sepak bola profesional. Hal ini juga timbul karena tidak tepatnya format Liga Indonesia pada tahun 2007 |
Ide dari pelaksanaan sistem liga ini diperoleh sejak tahun [[Divisi Utama Liga Indonesia 2007|2007]] di mana ada keinginan untuk melaksanakan liga sepak bola profesional. Hal ini juga timbul karena tidak tepatnya format Liga Indonesia pada tahun 2007: sistem di mana hanya setengah kompetisi, yang menyebabkan tingginya tensi dari pertandingan yang sangat berpotensi memicu kerusuhan, selain memang terdapat terlalu banyak tim (38 tim) |
||
Pada awal liga baru ini, Super Liga diadakan dengan menyeleksi 9 tim teratas dari [[Divisi Utama Liga Indonesia 2007]]. Tim-tim tersebut adalah : |
Pada awal liga baru ini, Super Liga diadakan dengan menyeleksi 9 tim teratas dari [[Divisi Utama Liga Indonesia 2007]]. Tim-tim tersebut adalah : |
||
Baris 44: | Baris 44: | ||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
||
{{Liga Indonesia}} |
|||
[[Kategori:Liga Indonesia]] |
[[Kategori:Liga Indonesia]] |
Revisi per 19 Juni 2008 14.24
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Super Liga adalah divisi teratas dari Liga Indonesia yang mulai diselenggarakan tahun 2008. Kompetisi ini dilaksanakan untuk mengikuti persyaratan FIFA dimana suatu liga teratas dari suatu negara tidak boleh terdiri lebih dari 18 klub dan semua klub diharapkan merupakan klub profesional tanpa dibantu lewat APBD.
Sejarah
Ide dari pelaksanaan sistem liga ini diperoleh sejak tahun 2007 di mana ada keinginan untuk melaksanakan liga sepak bola profesional. Hal ini juga timbul karena tidak tepatnya format Liga Indonesia pada tahun 2007: sistem di mana hanya setengah kompetisi, yang menyebabkan tingginya tensi dari pertandingan yang sangat berpotensi memicu kerusuhan, selain memang terdapat terlalu banyak tim (38 tim)
Pada awal liga baru ini, Super Liga diadakan dengan menyeleksi 9 tim teratas dari Divisi Utama Liga Indonesia 2007. Tim-tim tersebut adalah :
Wilayah Barat : |
Wilayah timur: |
Kelangsungan
Klub peserta Superliga haruslah klub professional. Artinya, klub ini tidak boleh lagi bergantung terhadap APBD daerah. Hal ini menjadi masalah besar bagi sebagian besar klub karena sampai saat ini hanya Arema Malang yang merupakan klub profesional dan merupakan klub yang dibiayai tanpa menggunakan APBD daerah selain Semen Padang dan Bontang PKT. Selain itu ada masalah lain yang mengancam kelangsungan Superliga seperti standarisasi stadion sesuai standar yang diberikan Badan Liga Indonesia. BLI juga sempat mengharuskan pelatih yang mau membesut tim Superliga harus berlisensi A. Meski demikian akhirnya BLI memberi toleransi yang memperbolehkan pelatih berlisensi B boleh membesut tim Superliga dengan durasi masa kepelatihan hanya semusim.]].[1]
Dari 18 klub yang diverifikasi oleh BLI, ada dua tim yang dipastikan tidak bisa ikut Superliga karena tidak bisa memenuhi 5 aspek verifikasi BLI, yaitu Persiter dan Persmin. Untuk mengisi dua tim yang tidak lolos verifikasi itu ada tujuh tim dari Divisi Utama yang akan bersaing untuk memperebutkan jatah Persiter dan Persmin. Ketujuh tim tersebut adalah, Bontang PKT, Persebaya Surabaya, PSIS Semarang, PSS Sleman, Persikabo Bogor, Semen Padang dan Persis Solo.[2]
Setelah melalui proses verifikasi terhadap tujuh tim dari Divisi Utama ini, akhirnya dua tim yang berhak menggantikan posisi Persiter dan Persmin ini diumumkan pada tanggal 16 Juni 2008. Dua tim menggantikan Persmin dan Persiter adalah Bontang PKT dan PSIS Semarang. Kedua tim ini memiliki poin tertinggi dari lima aspek verifikasi BLI. Selain itu berdasarkan rapat pada tanggal 13 Juni lalu menghasilkan keputusan bahwa Liga Super Indonesia 2008 tetap diikuti oleh 18 tim meski sempat ada perdebatan mengenai pelangsungan Superliga meski dengan 16 tim.[3]