Lompat ke isi

Karl Landsteiner: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di tahun + pada tahun)
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
Baris 26: Baris 26:
}}'''Karl Landsteiner''' ({{lahirmati||14|6|1868||26|6|1943}}) adalah seorang [[ilmuwan]] berkebangsaan [[Austria]]-[[Amerika]]. Lahir sebagai seorang Yahudi, Karl Landsteiner mengubah kepercayaan agamanya menjadi seorang Katolik Roma pada tahun 1890. Ialah tokoh yang menemukan bahwa [[darah]] manusia terbagi menjadi 4 jenis golongan yang sekarang dikenal dengan [[golongan darah]] O, A, B, dan AB. Dengan penemuannya tersebut, orang dapat mentransfusi darahnya dengan aman dan tidak sembarangan dalam mentransfusi darah.
}}'''Karl Landsteiner''' ({{lahirmati||14|6|1868||26|6|1943}}) adalah seorang [[ilmuwan]] berkebangsaan [[Austria]]-[[Amerika]]. Lahir sebagai seorang Yahudi, Karl Landsteiner mengubah kepercayaan agamanya menjadi seorang Katolik Roma pada tahun 1890. Ialah tokoh yang menemukan bahwa [[darah]] manusia terbagi menjadi 4 jenis golongan yang sekarang dikenal dengan [[golongan darah]] O, A, B, dan AB. Dengan penemuannya tersebut, orang dapat mentransfusi darahnya dengan aman dan tidak sembarangan dalam mentransfusi darah.
Setelah berhasil mengelompokkan golongan darah, Landsteiner mengembangkan penemuannya lewat metode [[transfusi darah]] bersama Alexander S. Wiener pada 1937, Landstainer berhasil melakukan percobaan transfusi darah ini tanpa membahayakan pasien.
Setelah berhasil mengelompokkan golongan darah, Landsteiner mengembangkan penemuannya lewat metode [[transfusi darah]] bersama Alexander S. Wiener pada 1937, Landstainer berhasil melakukan percobaan transfusi darah ini tanpa membahayakan pasien.
Meski penemuan Karl Landsteiner saling berkesinambungan, namun satu yang paling ditandai dunia adalah transfusi darah. Wajar kalau setelah meninggal, Landstiner dijuluki sebagai bapak transfusi oleh sebagian besar pihak.
Meski penemuan Karl Landsteiner saling berkesinambungan, tetapi satu yang paling ditandai dunia adalah transfusi darah. Wajar kalau setelah meninggal, Landstiner dijuluki sebagai bapak transfusi oleh sebagian besar pihak.
Meski sudah berkontribusi banyak, namun Landsteiner tak lantas puas. Dalam perjalanannya mengabdi di dunia kesehatan, ia bersama [[Constantin Levaditi]] dan [[Erwin Popper]] menemukan virus [[polio]] pada tahun 1909.
Meski sudah berkontribusi banyak, tetapi Landsteiner tak lantas puas. Dalam perjalanannya mengabdi di dunia kesehatan, ia bersama [[Constantin Levaditi]] dan [[Erwin Popper]] menemukan virus [[polio]] pada tahun 1909.
Tak heran dengan rentetan prestasi gemilang, lelaki yang tutup usia di New York, Amerika Serikat ini kebanjiran penghargaan. Setelah menyabet [[nobel prize]] di bidang fisiologi pada 1930, ia juga memperoleh [[Lasker Award]] pada 1946.
Tak heran dengan rentetan prestasi gemilang, lelaki yang tutup usia di New York, Amerika Serikat ini kebanjiran penghargaan. Setelah menyabet [[nobel prize]] di bidang fisiologi pada 1930, ia juga memperoleh [[Lasker Award]] pada 1946.



Revisi per 7 Juni 2019 07.51

Karl Landsteiner
Lahir(1868-06-14)14 Juni 1868
Baden bei Wien, dekat Wina, Austria
Meninggal26 Juni 1943(1943-06-26) (umur 75)
New York City
Tempat tinggalAmerika Serikat
Kebangsaan Amerika Serikat
AlmamaterUniversity of Vienna
Dikenal atas
PenghargaanPenghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran (1930)
Karier ilmiah
BidangMedis, virologi
InstitusiUniversity of Vienna
Rockefeller Institute for Medical Research di New York

Karl Landsteiner (14 Juni 1868 – 26 Juni 1943) adalah seorang ilmuwan berkebangsaan Austria-Amerika. Lahir sebagai seorang Yahudi, Karl Landsteiner mengubah kepercayaan agamanya menjadi seorang Katolik Roma pada tahun 1890. Ialah tokoh yang menemukan bahwa darah manusia terbagi menjadi 4 jenis golongan yang sekarang dikenal dengan golongan darah O, A, B, dan AB. Dengan penemuannya tersebut, orang dapat mentransfusi darahnya dengan aman dan tidak sembarangan dalam mentransfusi darah.

Setelah berhasil mengelompokkan golongan darah, Landsteiner mengembangkan penemuannya lewat metode transfusi darah bersama Alexander S. Wiener pada 1937, Landstainer berhasil melakukan percobaan transfusi darah ini tanpa membahayakan pasien. Meski penemuan Karl Landsteiner saling berkesinambungan, tetapi satu yang paling ditandai dunia adalah transfusi darah. Wajar kalau setelah meninggal, Landstiner dijuluki sebagai bapak transfusi oleh sebagian besar pihak. Meski sudah berkontribusi banyak, tetapi Landsteiner tak lantas puas. Dalam perjalanannya mengabdi di dunia kesehatan, ia bersama Constantin Levaditi dan Erwin Popper menemukan virus polio pada tahun 1909. Tak heran dengan rentetan prestasi gemilang, lelaki yang tutup usia di New York, Amerika Serikat ini kebanjiran penghargaan. Setelah menyabet nobel prize di bidang fisiologi pada 1930, ia juga memperoleh Lasker Award pada 1946.

Kehidupan Pribadi

Landsteiner menikah dengan Helen Wlasto pada 1916. Sebelum menikah, dia adalah anak seorang hakim yang juga bekas wartawan terkenal. Dia mendapat pendidikan dalam bidang pengobatan di Universitas of Vienna. Minatnya terhadap pengobatan sudah dirasakannya sejak sekolah. Hingga tahun 1891, dia menerbitkan kertas kajiannya mengenai pengaruh diet terhadap komposisi darah. Untuk mendalami pengetahuannya dalam bidang kimia, Landsteiner melanjutkan pelajarannya di Zurich dan juga di Munich selama lima tahun. Karl Landsteiner meninggal pada 26 Juni 1943 (umur 75) di New York City setelah diserang penyakit jantung.

Karier

Setelah lulus dengan ujian Matura dari sebuah sekolah menengah Wina, ia mengambil studi kedokteran di University of Vienna dan menulis tesis doktornya pada tahun 1891. Saat masih mahasiswa ia menerbitkan sebuah esai tentang pengaruh diet pada komposisi darah. Dari 1891-1893, Landsteiner belajar kimia di Würzburg dalam bimbingan Hermann Emil Fischer, di München di bawah bimbingan Eugen Bamberger dan Arthur Rudolf Hantzsch di Zürich. Dalam risetnya, Prof. Landsteiner banyak menanggung kendala yang terus-menerus di Eropa sampai ia diundang untuk menerima posisi di Rockefeller Institute di Amerika Serikat, di mana ia bisa melakukan penelitian ilmiah.


Penelitian di Wina - Penemuan virus polio

Setelah kembali ke Wina ia menjadi asisten Max von Gruber di Institut Higienis. Dalam studinya ia berkonsentrasi pada mekanisme kekebalan dan sifat antibodi. Dari November 1897-1908 Landsteiner adalah asisten di lembaga patologi - anatomi dari University of Vienna di bawah bimbingan Anton Weichselbaum, di mana ia menerbitkan 75 makalah yang berurusan dengan isu-isu dalam serologi, bakteriologi, virologi dan anatomi patologis. Selain itu ia melakukan 3.600 otopsi dalam sepuluh tahun. Weichselbaum adalah guru Landsteiner untuk kualifikasi kuliah postdoctoral-nya pada tahun 1903. Dari 1908-1920 Landsteiner adalah prosector di Wilhelminenspital di Wina dan pada tahun 1911 ia dilantik sebagai profesor anatomi patologis. Selama waktu itu ia menemukan - dalam kerjasama dengan Erwin Popper - karakter menular dari Poliomyelitis dan terisolasi virus polio. Dalam pengakuan penemuan inovatif ini, yang terbukti menjadi dasar untuk memerangi polio, ia secara anumerta dilantik ke dalam Hall of Fame Polio di Warm Springs, Georgia, yang didedikasikan pada Januari 1958.


Penemuan golongan darah

Pada tahun 1900 Karl Landsteiner menemukan bahwa darah dua orang dalam kontak menggumpal, dan pada tahun 1901 ia menemukan bahwa efek ini disebabkan oleh kontak darah dengan serum darah. Akibatnya ia berhasil mengidentifikasi tiga golongan darah A, B dan O, yang ia sebut C, darah manusia. Landsteiner juga menemukan bahwa transfusi darah antara orang-orang dengan golongan darah yang sama tidak menyebabkan kerusakan sel-sel darah. Berdasarkan temuannya, pada tahun 1907 transfusi darah pertama berhasil dilakukan oleh Reuben Ottenberg di Rumah Sakit Mount Sinai di New York.

Referensi