Dekongestan: Perbedaan antara revisi
k Bot: Perubahan kosmetika |
k Perubahan kosmetik tanda baca |
||
Baris 14: | Baris 14: | ||
== Penggunaan Medis == |
== Penggunaan Medis == |
||
Dekongestan digunakan untuk penanganan [[hidung buntu]], misalnya pada [[allergi]], [[infeksi]] seperti [[common cold]], [[influenza]], dan[[sinusitis|infeksi sinus]] |
Dekongestan digunakan untuk penanganan [[hidung buntu]], misalnya pada [[allergi]], [[infeksi]] seperti [[common cold]], [[influenza]], dan[[sinusitis|infeksi sinus]], dan [[nasal polyp]]. |
||
Suatu [[Cochrane (organisation)|Cochrane]] [[systematic review|review]] pada 2016 tidak menemukan bukti yang memadai untuk mendukung penggunaan kortikosteroid intranasal untuk meringankangejala cold symptoms.<ref name="pmid26461493">{{cite journal | vauthors = Hayward G, Thompson MJ, Perera R, Del Mar CB, Glasziou PP, Heneghan CJ | title = Corticosteroids for the common cold | journal = Cochrane Database Syst Rev | volume = | issue = 10 | pages = CD008116 | year = 2015 | pmid = 26461493 | doi = 10.1002/14651858.CD008116.pub3 | url = }}</ref> Tetapi, ulasan tersebut hanya berdasarkan 3 uji klinik dan kualitas buktinya dianggap rendah.<ref name="pmid26461493" /> |
Suatu [[Cochrane (organisation)|Cochrane]] [[systematic review|review]] pada 2016 tidak menemukan bukti yang memadai untuk mendukung penggunaan kortikosteroid intranasal untuk meringankangejala cold symptoms.<ref name="pmid26461493">{{cite journal | vauthors = Hayward G, Thompson MJ, Perera R, Del Mar CB, Glasziou PP, Heneghan CJ | title = Corticosteroids for the common cold | journal = Cochrane Database Syst Rev | volume = | issue = 10 | pages = CD008116 | year = 2015 | pmid = 26461493 | doi = 10.1002/14651858.CD008116.pub3 | url = }}</ref> Tetapi, ulasan tersebut hanya berdasarkan 3 uji klinik dan kualitas buktinya dianggap rendah.<ref name="pmid26461493" /> |
Revisi per 9 Juni 2019 07.47
Dekongestan, atau Dekongestan nasal adalah tipe obat-obatan yang digunakan untuk meringankan hidung buntu pada saluran pernapasan atas. Zat aktif pada Dekongestan biasanya berupa pseudoephedrine atau phenylephrine (zat aktif terakhir diragukan keefektifannya). corticosteroid Intranasal juga bisa digunakan sebagai Dekongestan sedangkan antihistamine bisa digunakan untuk meringankan hidung meler, hidung gatal, dan bersin.[1]
Sediaan Dekongestan Topikal yang pemberian topikal dalam bentuk larutan encer (0.05–0.1%) bisa memberikan efek vasokonstriksi lokal.
Penggunaan Dekongestan untuk jangka panjang tidak dianjurkan karena bisa mengganggu fungsi mucosal ciliary: kondisi atrophic rhinitis dan anosmia (kehilangan fungsi penciuman) bisa terjadi karena kondisi vasokonstriksi dalam waktu lama.
Dekongestan bisa diserap dari hidung melalui penggunaan inhaler dan menghasilan efek sistemi, terutama stimulasi sistem syaraf pusat dan peningkatan tekanan darah. Karenanya obat-obat ini sebaiknya digunakan dengan hati-hati pada orang yang mengidap hipertensi dan orang yang menggunakan obat monoamine oxidase inhibitor (MAOI), karena bisa menyebabkan hypertensive crisis.
Ekspektoran seperti guaifenesin adalah tipe obat terkait karena bisa membantu membersihkan lendir.
Penggunaan Medis
Dekongestan digunakan untuk penanganan hidung buntu, misalnya pada allergi, infeksi seperti common cold, influenza, daninfeksi sinus, dan nasal polyp.
Suatu Cochrane review pada 2016 tidak menemukan bukti yang memadai untuk mendukung penggunaan kortikosteroid intranasal untuk meringankangejala cold symptoms.[2] Tetapi, ulasan tersebut hanya berdasarkan 3 uji klinik dan kualitas buktinya dianggap rendah.[2]
Farmakologi
Mayoritas Dekongestan bekerja dengan cara meningkatkan aktivitasnorepinefrin (noradrenalin) danepinefrin (adrenalin) atau aktivitasadrenergis dengan cara menstimulasi reseptor α-adrenergis. Proses ini memicu vasokonstriksi pembuluh darahl di hidung, tenggorokan, dan sinus paranasal, sehingga mengurangi inflamasi (bengkak) dan pembentukan lendir di area tersebut.
Semprotan nasal Dekongestan dan tetes mata biasanya mengandungoxymetazoline dan digunakan sebagai decongestan topikal. Pseudoefedrin bekerja secara tidak langsung pada sistem reseptor adrenergis receptor, sedangkan fenilefrin dan oxymetazoline adalah agonis langsung. Efek ini tidak terbatas pada hidung saja, dan obat-obat tersebut bisa menyebabkan hipertensi (tekanan darah tinggi) melalui proses vasokonstriksi; karenanya orang yang mengidap hipertensi dianjurkan untuk tidak menggunakan obat-obat tersebut. Kebanyakan Dekongestan untungnya tidak memberikan stimulasi yang bermakna, karena kurangnya respon dari adrenoreceptors. Selain hipertensi, efek samping yang sering muncul antara lain sulit tidur, cemas, pusing, gelisah, dan gugup.
Dekongestan Topikal nasal atau dekongestan mata bisa menyebabkantachyphylaxis (penurunan respon terhadap obat karena penggunaan berulang kali dalam waktu singkat). Penggunaan jangka panjang tidak dianjurkan, karena obat-obat ini akan kehilangan keefektifannya setelah beberapa hari.
Daftar obat
Obat yang mengeluarkan Adrenalin
Dipasarkan Luas
- Efedrin – merupakan senyawa yang diawasi ketat pada beberapa negara untuk penggunaan over-the-counter
- Levomethamphetamine (levmetamfetamine) (Vicks VapoInhaler)
- Fenilpropanolamin
- Propylhexedrine (Benzedrex)
- Pseudoefedrin (Sudafed) – merupakan senyawa yang diawasi ketat pada beberapa negara untuk penggunaan over-the-counter
- Pseudoefedrin/loratadin (Claritin-D) – juga merupakan suatuantihistamine karena mengandung loratadin
Jarang atau tidak lagi dipasarkan
Agonis reseptor α-Adrenergis
Dipasarkan Luas
Jarang atau tidak lagi dipasarkan
- Corbadrine (levonordefrin)
- Epinephrine (adrenaline)
- Fenoxazoline
- Metizoline
- Norepinephrine (noradrenaline)
- Tymazoline
Kortikosteroid
- Beclomethasone dipropionate (Beconase, QNASL)
- Budesonide (Rhinocort)
- Ciclesonide (Omnaris, Zetonna)
- Dexamethasone
- Flunisolide (Nasarel)
- Fluticasone
- Fluticasone furoate (Veramyst)
- Fluticasone propionate (Flonase)
- Azelastine/fluticasone (Dymista) – juga merupakan suatu antihistamine karena mengandung azelastine
- Mometasone furoate (Nasonex)
- Prednisolone
- Tixocortol (Pivalone)
- Triamcinolone (Nasacort)
- Triamcinolone acetonide (Nasacort, Allernaze)
Lainnya
Dipasarkan Luas
Jarang atau tidak lagi dipasarkan
Lihat juga
Referensi
- ^ Robert D. Ficalora (28 May 2013). Mayo Clinic Internal Medicine Board Review. Oxford University Press. hlm. 579–. ISBN 978-0-19-998589-0.
- ^ a b Hayward G, Thompson MJ, Perera R, Del Mar CB, Glasziou PP, Heneghan CJ (2015). "Corticosteroids for the common cold". Cochrane Database Syst Rev (10): CD008116. doi:10.1002/14651858.CD008116.pub3. PMID 26461493.