Lompat ke isi

Ave Maryam: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Hanamanteo (bicara | kontrib)
+
Hanamanteo (bicara | kontrib)
+
Baris 38: Baris 38:


== Alur ==
== Alur ==
Pada 1998, seorang wanita berusia 40 tahun yang terlahir dari keluarga beragama Islam, Maryam (Maudy Koesnaedi) awalnya bekerja di panti jompo. Di sana, ia biasa berinteraksi dengan orang-orang dari pelbagai agama. Suatu hari, ia harus pindah ke Giri Sota, Ambarawa. Di sana, Maryam bekerja di gereja selepas berjumpa dengan tujuh biarawati tua dan memutuskan untuk merawat mereka di rumah biarawati. Sehari-hari Maryam membersihkan asrama, memandikan biarawati yang sudah tua, dan menyiapkan makanan. Di tengah mengurus para biarawati tua, Maryam mendapat kabar bahwa gereja akan dipimpin oleh seorang pastor baru bernama Yosef (Chicco Jericho). Pertemuannya dengan Yosef sangat berkesan. Bahkan Maryam memulai hubungan lebih mendalam dengan Yosef meskipun dia tahu itu salah. Hubungannya dengan Yosef membuatnya kesulitan mengurus para biarawati. Lebih lanjut, Maryam dan Yosef bersetubuh dan saling berlari-larian dengan keadaan telanjang bulat di pantai.{{#tag:ref|Adegan ini hanya tersedia di versi utuh.|group=ket.}} Ini menyebabkan Maryam jadi sering pulang telat dan mengabaikan tugas-tugasnya. Tindakan yang dilakukannya membawanya ke dalam pertanyaan mengenai loyalitas dan komitmennya dalam melayani. Akhirnya, Maryam memutuskan berhenti mengabdi kepada gereja, sehingga meninggalkan kawan-kawannya sesama biarawati termasuk biarawati tua yang diurusnya. Saat itu, Monic (Tutie Kirana) berusaha menghiburnya.{{#tag:ref|Ucapannya disorot beberapa media, seperti ''CNN Indonesia'' menyebut "Jika surga saja belum pasti untukku, buat apa nerakamu menjadi urusanku?",<ref name="CNNIndonesia1"/> ''Detik'' menyebut "Jika surga belum pasti untukku, untuk apa aku mengurusi nerakamu?",<ref>{{cite news|last=Galikano|first=Silvia|url=https://hot.detik.com/premiere/d-4507497/bukan-tabu-ave-maryam-adalah-kemuliaan|title=Bukan Tabu, 'Ave Maryam' Adalah Kemuliaan|website=Detik|date=12 April 2019|accessdate=12 Juni 2019}}</ref> ''Beritagar'' menyebut "Jika surga belum pasti untukku, buat apa aku mengurusi nerakamu?",<ref>{{cite news|last=Sugiartoputri|first=Syarahsmanda|url=https://beritagar.id/artikel/seni-hiburan/ave-maryam-ketika-seorang-suster-pertama-kali-merasakan-jatuh-cinta|title=Ave Maryam, ketika seorang suster pertama kali merasakan jatuh cinta|website=Beritagar|date=23 April 2019|accessdate=12 Juni 2019}}</ref> ''Medcom'' menyebut "Kalau surga belum pasti buat saya, buat apa saya mengurus nerakamu?",<ref>{{cite news|last=Rura|first=Cecylia|url=https://www.medcom.id/hiburan/film/RkjR0lWk-ulasan-film-ave-maryam|title=Ulasan Film Ave Maryam|website=Medcom|date=11 April 2019|accessdate=12 Juni 2019}}</ref> sementara ''Media Indonesia'' menyebut dengan lebih lengkap: "Aku mengerti betul perasaanmu. Menetapi kaul, atau mengikuti pada apa yang tak terlihat. Jika surga belum pasti untukku, mengapa aku harus mengurusi nerakamu?"<ref>{{cite news|author=Fathurrozal|url=https://mediaindonesia.com/read/detail/217423-kaul-cinta-kasih-ave-maryam|title=Kaul Cinta Kasih Ave Maryam|website=Media Indonesia|date=17 Februari 2019|accessdate=12 Juni 2019}}</ref>|group=ket.}}
Pada 1998, seorang wanita berusia 40 tahun yang terlahir dari keluarga beragama Islam, Maryam (Maudy Koesnaedi) awalnya bekerja di panti jompo. Di sana, ia biasa berinteraksi dengan orang-orang dari pelbagai agama. Suatu hari, ia harus pindah ke Giri Sota, Ambarawa. Di sana, Maryam bekerja di gereja selepas berjumpa dengan tujuh biarawati tua dan memutuskan untuk merawat mereka di rumah biarawati. Sehari-hari Maryam membersihkan asrama, memandikan biarawati yang sudah tua, dan menyiapkan makanan. Di tengah mengurus para biarawati tua, Maryam mendapat kabar bahwa gereja akan dipimpin oleh seorang pastor baru bernama Yosef (Chicco Jericho). Pertemuannya dengan Yosef sangat berkesan. Bahkan Maryam memulai hubungan lebih mendalam dengan Yosef meskipun dia tahu itu salah. Hubungannya dengan Yosef membuatnya kesulitan mengurus para biarawati. Lebih lanjut, Maryam dan Yosef bersetubuh dan saling berlari-larian dengan keadaan telanjang bulat di pantai.{{#tag:ref|Adegan ini hanya tersedia di versi utuh.|group=cttn.}} Ini menyebabkan Maryam jadi sering pulang telat dan mengabaikan tugas-tugasnya. Tindakan yang dilakukannya membawanya ke dalam pertanyaan mengenai loyalitas dan komitmennya dalam melayani. Akhirnya, Maryam memutuskan berhenti mengabdi kepada gereja, sehingga meninggalkan kawan-kawannya sesama biarawati termasuk biarawati tua yang diurusnya. Saat itu, Monic (Tutie Kirana) berusaha menghiburnya.{{#tag:ref|Ucapannya disorot beberapa media, seperti ''CNN Indonesia'' menyebut "Jika surga saja belum pasti untukku, buat apa nerakamu menjadi urusanku?",<ref name="CNNIndonesia1"/> ''Detik'' menyebut "Jika surga belum pasti untukku, untuk apa aku mengurusi nerakamu?",<ref>{{cite news|last=Galikano|first=Silvia|url=https://hot.detik.com/premiere/d-4507497/bukan-tabu-ave-maryam-adalah-kemuliaan|title=Bukan Tabu, 'Ave Maryam' Adalah Kemuliaan|website=Detik|date=12 April 2019|accessdate=12 Juni 2019}}</ref> ''Beritagar'' menyebut "Jika surga belum pasti untukku, buat apa aku mengurusi nerakamu?",<ref>{{cite news|last=Sugiartoputri|first=Syarahsmanda|url=https://beritagar.id/artikel/seni-hiburan/ave-maryam-ketika-seorang-suster-pertama-kali-merasakan-jatuh-cinta|title=Ave Maryam, ketika seorang suster pertama kali merasakan jatuh cinta|website=Beritagar|date=23 April 2019|accessdate=12 Juni 2019}}</ref> ''Medcom'' menyebut "Kalau surga belum pasti buat saya, buat apa saya mengurus nerakamu?",<ref>{{cite news|last=Rura|first=Cecylia|url=https://www.medcom.id/hiburan/film/RkjR0lWk-ulasan-film-ave-maryam|title=Ulasan Film Ave Maryam|website=Medcom|date=11 April 2019|accessdate=12 Juni 2019}}</ref> sementara ''Media Indonesia'' menyebut dengan lebih lengkap: "Aku mengerti betul perasaanmu. Menetapi kaul, atau mengikuti pada apa yang tak terlihat. Jika surga belum pasti untukku, mengapa aku harus mengurusi nerakamu?"<ref>{{cite news|author=Fathurrozal|url=https://mediaindonesia.com/read/detail/217423-kaul-cinta-kasih-ave-maryam|title=Kaul Cinta Kasih Ave Maryam|website=Media Indonesia|date=17 Februari 2019|accessdate=12 Juni 2019}}</ref>|group=cttn.}}


== Pemeran ==
== Pemeran ==
Baris 50: Baris 50:
== Produksi ==
== Produksi ==
[[Berkas:Joko anwar scroundbites 2007.jpg|125px|jmpl|Sutradara Joko Anwar berperan sebagai Romo Martin dalam film ini.]]
[[Berkas:Joko anwar scroundbites 2007.jpg|125px|jmpl|Sutradara Joko Anwar berperan sebagai Romo Martin dalam film ini.]]
Film ini awalnya berjudul ''Salt is Leaving the Sea''.<ref>{{cite news|last=Diananto|first=Wayan|url=https://www.tabloidbintang.com/berita/polah/read/55806/olga-lydia-terkejut-melihat-mesin-cuci-peninggalan-belanda|title=Olga Lydia Terkejut Melihat Mesin Cuci Peninggalan Belanda|website=Tabloid Bintang|date=16 Desember 2016|accessdate=10 Juni 2019}}</ref> Para pekerja yang terlibat dalam produksi bekerja dengan sukarela tanpa dibayar sepeser pun. Ertanto menyebut alasannya adalah memiliki kesamaan visi dan misi untuk memberi warna baru di dunia perfilman Indonesia. [[Pengambilan gambar utama]] dilakukan selama sembilan hari di [[Kota Semarang|Semarang]] dan [[Kota Surabaya|Surabaya]] pada November 2016. Ertanto menuturkan perihal konsumsi bagi para pekerja disediakan oleh para suster yang sebenarnya. Ertanto menegaskan tidak akan ada sekuel untuk film ini.<ref>{{cite news|last=Rura|first=Cecylia|url=https://www.medcom.id/hiburan/film/yKXQB8DN-produksi-film-ave-maryam-dilakukan-secara-sukarela|title=Produksi Film Ave Maryam Dilakukan secara Sukarela|website=Medcom|date=6 April 2019|accessdate=11 Juni 2019}}</ref>
Film ini awalnya berjudul ''Salt is Leaving the Sea''.<ref>{{cite news|last=Diananto|first=Wayan|url=https://www.tabloidbintang.com/berita/polah/read/55806/olga-lydia-terkejut-melihat-mesin-cuci-peninggalan-belanda|title=Olga Lydia Terkejut Melihat Mesin Cuci Peninggalan Belanda|website=Tabloid Bintang|date=16 Desember 2016|accessdate=10 Juni 2019}}</ref> Sebelum memulai produksi, pihak pembuat terlebih dahulu menyurati seluruh pihak terkait termasuk keuskupan di Semarang karena sadar tema film yang diangkat adalah hal yang dianggap sensitif di kalangan masyarakat. Pihak keuskupan di Semarang <ref name="Viva1">{{cite news|url=https://www.viva.co.id/showbiz/film/1136819-sutradara-film-ave-maryam-siap-hadapi-kontroversi|title=Sutradara Film Ave Maryam Siap Hadapi Kontroversi|website=Viva|date=5 Juni 2019|accessdate=14 Juni 2019}}</ref> Setelah mendapat izin, [[pengambilan gambar utama]] dilakukan selama sembilan hari di [[Kota Semarang|Semarang]] dan [[Kota Surabaya|Surabaya]] pada November 2016.Para pekerja yang terlibat dalam produksi bekerja dengan sukarela tanpa dibayar sepeser pun. Ertanto menyebut alasannya adalah memiliki kesamaan visi dan misi untuk memberi warna baru di dunia perfilman Indonesia. Ertanto menuturkan perihal konsumsi bagi para pihak yang terlibat disediakan oleh para suster yang mengabdi di sana. Ertanto menegaskan tidak akan ada sekuel untuk film ini.<ref>{{cite news|last=Rura|first=Cecylia|url=https://www.medcom.id/hiburan/film/yKXQB8DN-produksi-film-ave-maryam-dilakukan-secara-sukarela|title=Produksi Film Ave Maryam Dilakukan secara Sukarela|website=Medcom|date=6 April 2019|accessdate=11 Juni 2019}}</ref>

Dalam proses produksinya, awalnya Maudy Koesnaedi sempat menolak ikut berperan dalam ''Ave Maryam'', tetapi Ertanto terus membujuknya sehingga ia sepakat dengan ajakan Ertanto.<ref>{{cite news|last=Purnomo|first=Sapto|url=https://www.liputan6.com/showbiz/read/3934449/maudy-koesnaedi-sempat-menolak-main-ave-maryam|title=Maudy Koesnaedi Sempat Menolak Main Ave Maryam|website=Liputan 6|date=5 April 2019|accessdate=10 Juni 2019}}</ref> Maudy menyebut perannya sebagai Suster Maryam semakin menegaskan citranya sebagai Zaenab yang diperankannya di ''[[Si Doel (seri film)|Si Doel]]''.<ref>{{cite news|last=Noersativa|first=Farah|url=https://www.republika.co.id/berita/senggang/blitz/19/05/24/przpla459-maudy-koesnaedi-senang-perankan-karakter-bukan-zaenab|title=Maudy Koesnaedi Senang Perankan Karakter Bukan Zaenab|website=Republika|date=24 Mei 2019|accessdate=11 Juni 2019}}</ref>


Dalam proses produksinya, awalnya Maudy Koesnaedi sempat menolak ikut berperan dalam ''Ave Maryam'', tetapi Ertanto terus membujuknya sehingga ia sepakat dengan ajakan Ertanto.<ref>{{cite news|last=Purnomo|first=Sapto|url=https://www.liputan6.com/showbiz/read/3934449/maudy-koesnaedi-sempat-menolak-main-ave-maryam|title=Maudy Koesnaedi Sempat Menolak Main Ave Maryam|website=Liputan 6|date=5 April 2019|accessdate=10 Juni 2019}}</ref> Maudy menyebut perannya sebagai Suster Maryam semakin menegaskan citranya sebagai Zaenab yang diperankannya di ''[[Si Doel The Movie|Si Doel The Movie]]''.<ref>{{cite news|last=Noersativa|first=Farah|url=https://www.republika.co.id/berita/senggang/blitz/19/05/24/przpla459-maudy-koesnaedi-senang-perankan-karakter-bukan-zaenab|title=Maudy Koesnaedi Senang Perankan Karakter Bukan Zaenab|website=Republika|date=24 Mei 2019|accessdate=11 Juni 2019}}</ref>
{{clear}}
== Tema dan gaya ==
== Tema dan gaya ==
[[Berkas:BovaryMealTime.jpg|jmpl|150px|Satu di antara hobi Maryam adalah membaca, buku yang ia baca termasuk pula ''Madame Bovary''.]]
Menyoroti watak, Aulia Ada yang menulis untuk ''[[Tirto.id|Tirto]]'' menilai Maryam adalah seorang introver sejati, dilihat dari bicaranya yang irit dan lebih memilih merenung, membaca, dan memendam perasannya. Kesehariannya menjalani hidup sebagai biarawati sehingga memilih selibat dan menjauhi hal-hal duniawi dinilai Aulia cocok dengan watar Maryam. Aulia menekankan kesunyian dan suasana sepi serta pakaian berwarna abu-abu dan putih yang digunakan sehari-harinya jauh dari kesan menarik yang kerapkali [[:wikt:takrif|ditakrifkan]] oleh dunia ekstrover.<ref name="Tirto1">{{cite news|last=Adam|first=Aulia|url=https://tirto.id/ave-maryam-krisis-iman-biarawati-dalam-pusaran-cinta-terlarang-dl8X|title=Ave Maryam: Krisis Iman Biarawati dalam Pusaran Cinta Terlarang|website=Tirto|date=14 April 2019|accessdate=12 Juni 2019}}</ref>
Cecylia Rura dari ''[[Medcom.id|Medcom]]'' menilai tema agama [[Katolik]] yang diangkat adalah gebrakan baru dari Ertanto dalam [[perfilman Indonesia]]. Ertanto dinilai resah dengan tema agama yang diangkat selama ini selalu bertemakan agama Islam. Keragaman juga menjadi hal yang turut diperhatikan Cecylia. Walaupun tema yang diangkat adalah agama Katolik, tetapi hanya Olga yang beraliran Katolik. Chicco adalah penganut aliran [[Protestanisme|Protestan]], sementara Ertanto dan Maudy sendiri justru beragama [[Islam]]. Karenanya, film ini dianggap tidak terlalu berpusat kepada tema agama Katolik itu sendiri, melainkan kisah cinta yang menjadi bahasa universal. Pelbagai latar belakang agama yang dianut dianggap sebagai dobrakan Ertanto lewat pertanyaan kecil yang seharusnya tidak terlontar di Indonesia dengan kemajemukan agama, suku, dan ras.<ref>{{cite news|url=https://www.medcom.id/hiburan/eksklusif/lKY6oO3N-romantisme-ertanto-robby-soediskam-dalam-film-ave-maryam|title=Romantisme Ertanto Robby Soediskam dalam Film Ave Maryam|website=Medcom|date=14 April 2019|accessdate=14 Juni 2019}}</ref>


Menyoroti watak, Aulia Adam yang menulis untuk ''[[Tirto.id|Tirto]]'' menilai Maryam adalah seorang introver sejati, dilihat dari bicaranya yang irit dan lebih memilih merenung dan memendam perasannya. Kesehariannya menjalani hidup sebagai biarawati sehingga memilih selibat dan menjauhi hal-hal duniawi dinilai Aulia cocok dengan watar Maryam. Aulia menekankan kesunyian dan suasana sepi serta pakaian berwarna abu-abu dan putih yang digunakan sehari-harinya jauh dari kesan menarik yang kerap kali [[:wikt:takrif|ditakrifkan]] oleh dunia ekstrover.<ref name="Tirto1">{{cite news|last=Adam|first=Aulia|url=https://tirto.id/ave-maryam-krisis-iman-biarawati-dalam-pusaran-cinta-terlarang-dl8X|title=Ave Maryam: Krisis Iman Biarawati dalam Pusaran Cinta Terlarang|website=Tirto|date=14 April 2019|accessdate=12 Juni 2019}}</ref> Bersama Aulia, Stanley Widianto dari ''[[The Jakarta Post]]'' juga menyoroti hobi Maryam yang senang membaca buku, salah satunya novel ''[[Madame Bovary]]'' karya pengarang Prancis [[Gustave Flaubert]].<ref name="Tirto1"/><ref>{{cite news|url=https://www.thejakartapost.com/life/2019/02/15/ave-maryam-of-lust-and-guilt.html|title=‘Ave Maryam’: Of Lust and Guilt|trans-title=‘Ave Maryam’: Dari Nafsu dan Rasa Bersalah|website=The Jakarta Post|date=15 Februari 2019|accessdate=14 Juni 2019}}</ref>
''[[CNN Indonesia]]'' menyoroti pergulatan emosi yang dihadapi Maryam kurang digarap dengan maksimal dan Latar belakang kehidupannya juga dinilai kurang tergali dengan baik.<ref name="CNNIndonesia1">{{cite news|url=https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20190412162655-220-385762/ulasan-film-ave-maryam|title=Ulasan Film: 'Ave Maryam'|website=CNN Indonesia|date=12 April 2019|accessdate=10 Juni 2019}}</ref>


''[[CNN Indonesia]]'' menyoroti pergulatan emosi yang dihadapi Maryam kurang digarap dengan maksimal dan latar belakang kehidupannya juga dinilai kurang tergali dengan baik.<ref name="CNNIndonesia1">{{cite news|url=https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20190412162655-220-385762/ulasan-film-ave-maryam|title=Ulasan Film: 'Ave Maryam'|website=CNN Indonesia|date=12 April 2019|accessdate=10 Juni 2019}}</ref>
{{clear}}
== Penayangan ==
== Penayangan ==
Di Indonesia, ''Kucumbu Tubuh Indahku'' pertama kali ditayangkan di [[Jogja-NETPAC Asian Film Festival]] 2018 pada 30 November 2018.<ref>{{cite web|url=https://jaff-filmfest.org/asian-feature/ave-maryam/|title=Ave Maryam|publisher=Jogja-NETPAC Asian Film Festival|accessdate=11 Juni 2019}}</ref> Film ini ditayangkan pada 11 April 2019 bersamaan dengan film lainnya seperti ''[[Bumi Itu Bulat]]'' dan ''[[Sunyi]]''.<ref>{{cite news|last=Khafid|first=Sirojul|url=https://tirto.id/tiga-film-indonesia-yang-rilis-minggu-ini-dlvd|title=Tiga Film Indonesia yang Rilis Minggu Ini|website=Tirto|date=8 April 2019|accessdate=11 Juni 2019}}</ref> Film ini menjaring sekitar 80.000 orang,<ref>{{cite news|last=Diananto|first=Wayan|url=https://www.liputan6.com/showbiz/read/3974540/film-ave-maryam-hanya-ditonton-80-ribu-orang-maudy-koesnaedi-malah-senang|title=Film Ave Maryam Hanya Ditonton 80 Ribu Orang, Maudy Koesnaedi Malah Senang|website=Liputan 6|date=24 Mei 2019|accessdate=11 Juni 2019}}</ref> dengan rincian sekitar 77.000 orang sudah menonton film ini [[:wikt:takat|setakat]] 24 April.<ref>{{cite news|url=https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20190425132254-220-389560/ave-maryam-sukses-jual-77-ribu-tiket-di-tengah-isu-sensor|title='Ave Maryam' Sukses Jual 77 Ribu Tiket di Tengah Isu Sensor|website=CNN Indonesia|date=25 April 2019|accessdate=11 Juni 2019}}</ref>
Mengangkat tema cinta terlarang antara biarawati dan pastor, Ertanto mengatakan siap menghadapi segala kontroversi berkaitan dengan film karyanya.<ref name="Viva1"/> Di Indonesia, ''Kucumbu Tubuh Indahku'' pertama kali ditayangkan di [[Jogja-NETPAC Asian Film Festival]] 2018 pada 30 November 2018.<ref>{{cite web|url=https://jaff-filmfest.org/asian-feature/ave-maryam/|title=Ave Maryam|publisher=Jogja-NETPAC Asian Film Festival|accessdate=11 Juni 2019}}</ref> Film ini ditayangkan pada 11 April 2019 bersamaan dengan film lainnya seperti ''[[Bumi Itu Bulat]]'' dan ''[[Sunyi]]''.<ref>{{cite news|last=Khafid|first=Sirojul|url=https://tirto.id/tiga-film-indonesia-yang-rilis-minggu-ini-dlvd|title=Tiga Film Indonesia yang Rilis Minggu Ini|website=Tirto|date=8 April 2019|accessdate=11 Juni 2019}}</ref> Film ini menjaring sekitar 80.000 orang,<ref>{{cite news|last=Diananto|first=Wayan|url=https://www.liputan6.com/showbiz/read/3974540/film-ave-maryam-hanya-ditonton-80-ribu-orang-maudy-koesnaedi-malah-senang|title=Film Ave Maryam Hanya Ditonton 80 Ribu Orang, Maudy Koesnaedi Malah Senang|website=Liputan 6|date=24 Mei 2019|accessdate=11 Juni 2019}}</ref> dengan rincian sekitar 77.000 orang sudah menonton film ini [[:wikt:takat|setakat]] 24 April.<ref>{{cite news|url=https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20190425132254-220-389560/ave-maryam-sukses-jual-77-ribu-tiket-di-tengah-isu-sensor|title='Ave Maryam' Sukses Jual 77 Ribu Tiket di Tengah Isu Sensor|website=CNN Indonesia|date=25 April 2019|accessdate=11 Juni 2019}}</ref>


=== Penyensoran dan durasi ===
=== Penyensoran dan durasi ===
Baris 66: Baris 69:


== Catatan ==
== Catatan ==
<references group="ket."/>
<references group="cttn."/>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 14 Juni 2019 03.00

Ave Maryam
SutradaraErtanto Robby Soediskam
Produser
  • Ertanto Robby Soediskam
  • Tia Hasibuan
Ditulis olehErtanto Robby Soediskam
Pemeran
Penata musikRooftop Sound
SinematograferIcal Tanjung
PenyuntingWawan I. Wibowo
Perusahaan
produksi
Summerland
Tanggal rilis
Durasi73 menit (17+)
74 menit (21+)
NegaraIndonesia Indonesia
BahasaIndonesia

Ave Maryam adalah film drama Indonesia tahun 2019 yang disutradarai, diproduksi, dan ditulis oleh Ertanto Robby Soediskam. Film ini ditayangkan pada 11 April 2019.[1]

Alur

Pada 1998, seorang wanita berusia 40 tahun yang terlahir dari keluarga beragama Islam, Maryam (Maudy Koesnaedi) awalnya bekerja di panti jompo. Di sana, ia biasa berinteraksi dengan orang-orang dari pelbagai agama. Suatu hari, ia harus pindah ke Giri Sota, Ambarawa. Di sana, Maryam bekerja di gereja selepas berjumpa dengan tujuh biarawati tua dan memutuskan untuk merawat mereka di rumah biarawati. Sehari-hari Maryam membersihkan asrama, memandikan biarawati yang sudah tua, dan menyiapkan makanan. Di tengah mengurus para biarawati tua, Maryam mendapat kabar bahwa gereja akan dipimpin oleh seorang pastor baru bernama Yosef (Chicco Jericho). Pertemuannya dengan Yosef sangat berkesan. Bahkan Maryam memulai hubungan lebih mendalam dengan Yosef meskipun dia tahu itu salah. Hubungannya dengan Yosef membuatnya kesulitan mengurus para biarawati. Lebih lanjut, Maryam dan Yosef bersetubuh dan saling berlari-larian dengan keadaan telanjang bulat di pantai.[cttn. 1] Ini menyebabkan Maryam jadi sering pulang telat dan mengabaikan tugas-tugasnya. Tindakan yang dilakukannya membawanya ke dalam pertanyaan mengenai loyalitas dan komitmennya dalam melayani. Akhirnya, Maryam memutuskan berhenti mengabdi kepada gereja, sehingga meninggalkan kawan-kawannya sesama biarawati termasuk biarawati tua yang diurusnya. Saat itu, Monic (Tutie Kirana) berusaha menghiburnya.[cttn. 2]

Pemeran

Produksi

Sutradara Joko Anwar berperan sebagai Romo Martin dalam film ini.

Film ini awalnya berjudul Salt is Leaving the Sea.[7] Sebelum memulai produksi, pihak pembuat terlebih dahulu menyurati seluruh pihak terkait termasuk keuskupan di Semarang karena sadar tema film yang diangkat adalah hal yang dianggap sensitif di kalangan masyarakat. Pihak keuskupan di Semarang [8] Setelah mendapat izin, pengambilan gambar utama dilakukan selama sembilan hari di Semarang dan Surabaya pada November 2016.Para pekerja yang terlibat dalam produksi bekerja dengan sukarela tanpa dibayar sepeser pun. Ertanto menyebut alasannya adalah memiliki kesamaan visi dan misi untuk memberi warna baru di dunia perfilman Indonesia. Ertanto menuturkan perihal konsumsi bagi para pihak yang terlibat disediakan oleh para suster yang mengabdi di sana. Ertanto menegaskan tidak akan ada sekuel untuk film ini.[9]

Dalam proses produksinya, awalnya Maudy Koesnaedi sempat menolak ikut berperan dalam Ave Maryam, tetapi Ertanto terus membujuknya sehingga ia sepakat dengan ajakan Ertanto.[10] Maudy menyebut perannya sebagai Suster Maryam semakin menegaskan citranya sebagai Zaenab yang diperankannya di Si Doel The Movie.[11]

Tema dan gaya

Satu di antara hobi Maryam adalah membaca, buku yang ia baca termasuk pula Madame Bovary.

Cecylia Rura dari Medcom menilai tema agama Katolik yang diangkat adalah gebrakan baru dari Ertanto dalam perfilman Indonesia. Ertanto dinilai resah dengan tema agama yang diangkat selama ini selalu bertemakan agama Islam. Keragaman juga menjadi hal yang turut diperhatikan Cecylia. Walaupun tema yang diangkat adalah agama Katolik, tetapi hanya Olga yang beraliran Katolik. Chicco adalah penganut aliran Protestan, sementara Ertanto dan Maudy sendiri justru beragama Islam. Karenanya, film ini dianggap tidak terlalu berpusat kepada tema agama Katolik itu sendiri, melainkan kisah cinta yang menjadi bahasa universal. Pelbagai latar belakang agama yang dianut dianggap sebagai dobrakan Ertanto lewat pertanyaan kecil yang seharusnya tidak terlontar di Indonesia dengan kemajemukan agama, suku, dan ras.[12]

Menyoroti watak, Aulia Adam yang menulis untuk Tirto menilai Maryam adalah seorang introver sejati, dilihat dari bicaranya yang irit dan lebih memilih merenung dan memendam perasannya. Kesehariannya menjalani hidup sebagai biarawati sehingga memilih selibat dan menjauhi hal-hal duniawi dinilai Aulia cocok dengan watar Maryam. Aulia menekankan kesunyian dan suasana sepi serta pakaian berwarna abu-abu dan putih yang digunakan sehari-harinya jauh dari kesan menarik yang kerap kali ditakrifkan oleh dunia ekstrover.[13] Bersama Aulia, Stanley Widianto dari The Jakarta Post juga menyoroti hobi Maryam yang senang membaca buku, salah satunya novel Madame Bovary karya pengarang Prancis Gustave Flaubert.[13][14]

CNN Indonesia menyoroti pergulatan emosi yang dihadapi Maryam kurang digarap dengan maksimal dan latar belakang kehidupannya juga dinilai kurang tergali dengan baik.[2]

Penayangan

Mengangkat tema cinta terlarang antara biarawati dan pastor, Ertanto mengatakan siap menghadapi segala kontroversi berkaitan dengan film karyanya.[8] Di Indonesia, Kucumbu Tubuh Indahku pertama kali ditayangkan di Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2018 pada 30 November 2018.[15] Film ini ditayangkan pada 11 April 2019 bersamaan dengan film lainnya seperti Bumi Itu Bulat dan Sunyi.[16] Film ini menjaring sekitar 80.000 orang,[17] dengan rincian sekitar 77.000 orang sudah menonton film ini setakat 24 April.[18]

Penyensoran dan durasi

Terdapat dua versi yang diklasifikasikan Lembaga Sensor Film (LSF), yaitu versi dipotong yang diklasifikasikan 17+ pada 1 Maret 2019 dan versi utuh yang diklasifikasikan 21+ pada 22 Januari 2019;[19] hanya versi dipotong yang selanjutnya ditayangkan di bioskop, sementara versi utuh ditayangkan di Festival Film Plaza Indonesia 2019 pada 14 Februari 2019.[20] Dilaporkan bahwa aslinya durasi film adalah 85 menit,[21] tetapi Ertanto membantahnya dan mengatakan bahwa durasi film tetap 74 menit.

Catatan

  1. ^ Adegan ini hanya tersedia di versi utuh.
  2. ^ Ucapannya disorot beberapa media, seperti CNN Indonesia menyebut "Jika surga saja belum pasti untukku, buat apa nerakamu menjadi urusanku?",[2] Detik menyebut "Jika surga belum pasti untukku, untuk apa aku mengurusi nerakamu?",[3] Beritagar menyebut "Jika surga belum pasti untukku, buat apa aku mengurusi nerakamu?",[4] Medcom menyebut "Kalau surga belum pasti buat saya, buat apa saya mengurus nerakamu?",[5] sementara Media Indonesia menyebut dengan lebih lengkap: "Aku mengerti betul perasaanmu. Menetapi kaul, atau mengikuti pada apa yang tak terlihat. Jika surga belum pasti untukku, mengapa aku harus mengurusi nerakamu?"[6]

Referensi

  1. ^ ""Ave Maryam", kisah pergolakan batin biarawati". antaranews.com. 15 Februari 2019. Diakses tanggal 21 Maret 2019. 
  2. ^ a b "Ulasan Film: 'Ave Maryam'". CNN Indonesia. 12 April 2019. Diakses tanggal 10 Juni 2019. 
  3. ^ Galikano, Silvia (12 April 2019). "Bukan Tabu, 'Ave Maryam' Adalah Kemuliaan". Detik. Diakses tanggal 12 Juni 2019. 
  4. ^ Sugiartoputri, Syarahsmanda (23 April 2019). "Ave Maryam, ketika seorang suster pertama kali merasakan jatuh cinta". Beritagar. Diakses tanggal 12 Juni 2019. 
  5. ^ Rura, Cecylia (11 April 2019). "Ulasan Film Ave Maryam". Medcom. Diakses tanggal 12 Juni 2019. 
  6. ^ Fathurrozal (17 Februari 2019). "Kaul Cinta Kasih Ave Maryam". Media Indonesia. Diakses tanggal 12 Juni 2019. 
  7. ^ Diananto, Wayan (16 Desember 2016). "Olga Lydia Terkejut Melihat Mesin Cuci Peninggalan Belanda". Tabloid Bintang. Diakses tanggal 10 Juni 2019. 
  8. ^ a b "Sutradara Film Ave Maryam Siap Hadapi Kontroversi". Viva. 5 Juni 2019. Diakses tanggal 14 Juni 2019. 
  9. ^ Rura, Cecylia (6 April 2019). "Produksi Film Ave Maryam Dilakukan secara Sukarela". Medcom. Diakses tanggal 11 Juni 2019. 
  10. ^ Purnomo, Sapto (5 April 2019). "Maudy Koesnaedi Sempat Menolak Main Ave Maryam". Liputan 6. Diakses tanggal 10 Juni 2019. 
  11. ^ Noersativa, Farah (24 Mei 2019). "Maudy Koesnaedi Senang Perankan Karakter Bukan Zaenab". Republika. Diakses tanggal 11 Juni 2019. 
  12. ^ "Romantisme Ertanto Robby Soediskam dalam Film Ave Maryam". Medcom. 14 April 2019. Diakses tanggal 14 Juni 2019. 
  13. ^ a b Adam, Aulia (14 April 2019). "Ave Maryam: Krisis Iman Biarawati dalam Pusaran Cinta Terlarang". Tirto. Diakses tanggal 12 Juni 2019. 
  14. ^ "'Ave Maryam': Of Lust and Guilt" [‘Ave Maryam’: Dari Nafsu dan Rasa Bersalah]. The Jakarta Post. 15 Februari 2019. Diakses tanggal 14 Juni 2019. 
  15. ^ "Ave Maryam". Jogja-NETPAC Asian Film Festival. Diakses tanggal 11 Juni 2019. 
  16. ^ Khafid, Sirojul (8 April 2019). "Tiga Film Indonesia yang Rilis Minggu Ini". Tirto. Diakses tanggal 11 Juni 2019. 
  17. ^ Diananto, Wayan (24 Mei 2019). "Film Ave Maryam Hanya Ditonton 80 Ribu Orang, Maudy Koesnaedi Malah Senang". Liputan 6. Diakses tanggal 11 Juni 2019. 
  18. ^ "'Ave Maryam' Sukses Jual 77 Ribu Tiket di Tengah Isu Sensor". CNN Indonesia. 25 April 2019. Diakses tanggal 11 Juni 2019. 
  19. ^ Daftar Sensor. Lembaga Sensor Film. Diakses 21 Mei 2019. Petunjuk: Ketik "Ave Maryam" pada kolom "Judul", klik "Tampilkan", kemudian klik tombol bergambar kertas yang terletak di sebelah kanan untuk mengetahui keputusan lengkap.
  20. ^ Novirdayani, Liza (15 Februari 2019). "Plaza Indonesia Film Festival 2019 Tayangkan 12 Film Terbaik". Kincir. Diakses tanggal 21 Mei 2019. 
  21. ^ Rura, Cecylia (11 April 2019). "Film Ave Maryam Dipangkas 12 Menit dari Durasi Awal". Medcom. Diakses tanggal 11 Juni 2019. 

Pranala luar