Pulau Bungin, Alas, Sumbawa: Perbedaan antara revisi
Tampilan
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
Kota Sukadana |
||
Baris 2: | Baris 2: | ||
|nama =Pulau Bungin |
|nama =Pulau Bungin |
||
|peta = |
|peta = |
||
|provinsi = |
|provinsi =Sumbawa |
||
|nama dati2 =Sumbawa |
|nama dati2 =Sumbawa |
||
|dati2 =Kabupaten |
|dati2 =Kabupaten |
||
Baris 13: | Baris 13: | ||
[[Berkas:bunginsatelit.jpg|jmpl|278px|ka|Pulau Bungin dilihat dari udara]] |
[[Berkas:bunginsatelit.jpg|jmpl|278px|ka|Pulau Bungin dilihat dari udara]] |
||
'''Pulau Bungin''' merupakan sebuah pulau terpencil yang terletak di lepas [[Laut Bali]] dan secara administratif merupakan salah-satu [[desa]] di [[Alas, Sumbawa|Kec. Alas]], [[Kabupaten Sumbawa|Kab. Sumbawa]], |
'''Pulau Bungin''' merupakan sebuah pulau terpencil yang terletak di lepas [[Laut Bali]] dan secara administratif merupakan salah-satu [[desa]] di [[Alas, Sumbawa|Kec. Alas]], [[Kabupaten Sumbawa|Kab. Sumbawa]], |
||
[[Sumbawa|Provinsi Sumbawa]], Indonesia. Pulau ini berada 70 kilometer arah barat dari pusat [[Kota Sumbawa Besar]]. Dari [[Pulau Sumbawa|daratan utama]], Pulau Bungin dapat dijangkau menggunakan perahu motor maupun sebuah jalan buatan. Desa Pulau Bungin ini disebut sebagai pulau yang terpadat di dunia.<ref name=kompas>http://travel.kompas.com/read/2014/09/17/095100227/Pulau.Bungin.Hidup.Sesak.di.Pulau.Terpadat</ref> Pulau kecil ini dihuni oleh penduduk dari [[suku Bajo]] yang berasal dari [[Sulawesi Selatan]]. Hampir tidak dijumpai lahan yang kosong di pulau ini. Setiap tahun pulau yang sangat padat ini terus bertambah luasnya karena adanya reklamasi untuk menampung penambahan keluarga yang baru menikah. Rata-rata di setiap tahunnya, bertambah 100 buah rumah baru di Pulau Bungin.<ref name=tempo>http://www.tempo.co/read/news/2012/07/06/204415124/Uniknya-Pulau-Bungin</ref> Asal mula dari suku Bajo menghuni pulau ini adalah ketika pemukiman pertama disana dirintis oleh Palema Mayu, salah seorang dari 6 orang anak raja [[Selayar]], di abad ke-19. Menurut cerita rakyat yang berkembang, Palema Mayo datang ke Sumbawa sebelum meletusnya gunung Tambora di daratan utama, pada 1812. Saat itu, pulau Bungin yang berpasir putih ini masih kosong dan hanya ditumbuhi pepohonan bakau saja.<ref name=kompas /> |
|||
== Rujukan == |
== Rujukan == |
||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
||
Baris 24: | Baris 25: | ||
{{kelurahan-stub}} |
{{kelurahan-stub}} |
||
[[Kategori:Pulau di |
[[Kategori:Pulau di Sumbawa]] |
||
[[Kategori:Kabupaten Sumbawa]] |
[[Kategori:Kabupaten Sumbawa]] |
Revisi per 22 Juni 2019 05.18
Pulau Bungin | |
---|---|
Negara | ![]() |
Provinsi | Sumbawa |
Kabupaten | Sumbawa |
Kecamatan | Alas |
Kode pos | 84353 |
Kode Kemendagri | 52.04.05.2007 ![]() |
Luas | 0.085 km² per 2014[1] |
Jumlah penduduk | 5.025 jiwa per 2014[2] |
Kepadatan | 59.100-an jiwa/km² |
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/6/6d/Bunginsatelit.jpg/278px-Bunginsatelit.jpg)
Pulau Bungin merupakan sebuah pulau terpencil yang terletak di lepas Laut Bali dan secara administratif merupakan salah-satu desa di Kec. Alas, Kab. Sumbawa,
Provinsi Sumbawa, Indonesia. Pulau ini berada 70 kilometer arah barat dari pusat Kota Sumbawa Besar. Dari daratan utama, Pulau Bungin dapat dijangkau menggunakan perahu motor maupun sebuah jalan buatan. Desa Pulau Bungin ini disebut sebagai pulau yang terpadat di dunia.[1] Pulau kecil ini dihuni oleh penduduk dari suku Bajo yang berasal dari Sulawesi Selatan. Hampir tidak dijumpai lahan yang kosong di pulau ini. Setiap tahun pulau yang sangat padat ini terus bertambah luasnya karena adanya reklamasi untuk menampung penambahan keluarga yang baru menikah. Rata-rata di setiap tahunnya, bertambah 100 buah rumah baru di Pulau Bungin.[2] Asal mula dari suku Bajo menghuni pulau ini adalah ketika pemukiman pertama disana dirintis oleh Palema Mayu, salah seorang dari 6 orang anak raja Selayar, di abad ke-19. Menurut cerita rakyat yang berkembang, Palema Mayo datang ke Sumbawa sebelum meletusnya gunung Tambora di daratan utama, pada 1812. Saat itu, pulau Bungin yang berpasir putih ini masih kosong dan hanya ditumbuhi pepohonan bakau saja.[1]