Lompat ke isi

Tata bahasa Jawa: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Caturdharma (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Caturdharma (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 24: Baris 24:


== Tembung ==
== Tembung ==
Tembung ({{jav|꧊ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁ꧊}}) dalam bahasa Indonesia artinya kata. Artinya kumpulan wanda (sukukata) yang memiliki arti. Tembung yang memiliki satu suku kata (mung sakwanda) disebut Tembung wod. Tembung lingga (Kata dasar) adalah kalimat tembung yang belum berubah dari asalnya. Tembung andhahan (Kata jadian) adalah kalimat tembung yang sudah berubah dari asalnya, karena diberi Ater ater (Awalan),Seselan (Sisipan),Panambang (Akhiran).
Tembung ({{jav|ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁ}}) dalam bahasa Indonesia artinya kata. Artinya kumpulan wanda {{jav|ꦮꦤ꧀ꦢ}} (sukukata) yang memiliki arti. Tembung yang memiliki satu suku kata (amung sawanda {{jav|ꦲꦩꦸꦁꦱꦮꦤ꧀ꦢ}}) disebut Tembung wod {{jav|ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁꦮꦺꦴꦢ꧀}}. Tembung lingga {{jav|ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁꦭꦶꦁꦒ}} (Kata dasar) adalah kalimat tembung yang belum berubah dari asalnya. Tembung andhahan {{jav|ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁꦲꦤ꧀ꦝꦃꦲꦤ꧀}} (Kata jadian) adalah kalimat tembung yang sudah berubah dari asalnya, karena diberi Ater-ater {{jav|ꦲꦠꦼꦂꦲꦠꦼꦂ}}(Awalan), Seselan {{jav|ꦱꦶꦱꦶꦥ꧀ꦥꦤ꧀}} (Sisipan), Panambang {{jav|ꦥꦤꦩ꧀ꦧꦁ}} (Akhiran).


Silah silahing tembung atau jenis kata (Gramar) dalam Bahasa Jawa ada 10 macam:
Silah silahing tembung atau jenis kata (Gramar) dalam Bahasa Jawa ada 10 macam:

Revisi per 12 Juli 2019 10.04

Tata bahasa Jawa atau bisa disebut Paramasastra Jawa adalah sebuah aturan yang menggambarkan struktur ungkapan dalam bahasa Jawa, termasuk di dalamnya struktur kata, frasa, klausa dan kalimat.

Tembung, Wanda, Aksara, Ukara Serta Contohnya

Tembung kalau dalam Bahasa Indonesia artinya adalah "KATA". Kata berasal dari suku kata. Suku kata berasal dari huruf. Kata bisa dipakai untuk membuat kalimat. Contoh dari tembung adalah sebagai berikut:

  • Meja.
  • Montor.
  • Maca.
  • Turu.
  • Aku.
  • Kowe. Lan sak piturute.

Semua tentu sudah pada tahu yang namanya tembung (kata) dalam bahasa Jawa, mungkin agak bingung untuk membedakan antara tembung dan wanda, ukara dan aksara. Berikut arti ke 4 Paramasastra dalam Bahasa Indonesia:

  • Aksara = huruf.
  • Wanda = suku kata.
  • Tembung = Kata.
  • Ukara = Kalimat.

Dari pengertian di atas, tentu sudah tahu contoh-contoh dari aksara, wanda dan ukara selanjutnya.

Tembung

Tembung (ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁ) dalam bahasa Indonesia artinya kata. Artinya kumpulan wanda ꦮꦤ꧀ꦢ (sukukata) yang memiliki arti. Tembung yang memiliki satu suku kata (amung sawanda ꦲꦩꦸꦁꦱꦮꦤ꧀ꦢ) disebut Tembung wod ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁꦮꦺꦴꦢ꧀. Tembung lingga ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁꦭꦶꦁꦒ (Kata dasar) adalah kalimat tembung yang belum berubah dari asalnya. Tembung andhahan ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁꦲꦤ꧀ꦝꦃꦲꦤ꧀ (Kata jadian) adalah kalimat tembung yang sudah berubah dari asalnya, karena diberi Ater-ater ꦲꦠꦼꦂꦲꦠꦼꦂ(Awalan), Seselan ꦱꦶꦱꦶꦥ꧀ꦥꦤ꧀ (Sisipan), Panambang ꦥꦤꦩ꧀ꦧꦁ (Akhiran).

Silah silahing tembung atau jenis kata (Gramar) dalam Bahasa Jawa ada 10 macam:

  1. Tembung aran / ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦲꦫꦤ꧀ (kata benda). contoh: meja, kursi.
  2. Tembung Kriya / ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦏꦿꦶꦪ꧊ (kata kerja) Contoh: turu, adus.
  3. Tembung ganti / ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦒꦤ꧀ꦠꦶ (kata ganti). Contoh: aku, kowe, bapak.
  4. Tembung Wilangan / ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦮꦶꦭꦔꦤ꧀ (kata bilangan). Contoh: enem, telu, papat.
  5. Tembung Kahanan / ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦏꦲꦤꦤ꧀ (kata sifat). Contoh: ayu, kuru, seneng.
  6. Tembung Katrangan / ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦏꦠꦿꦔꦤ꧀ (kata keterangan). Contoh: ngisor, lor, tengah.
  7. Tembung Pangguwuh / ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦥꦔ꧀ꦒꦸꦮꦸꦃ (kata seru). Contoh: wah, aduh, ah, eh.
  8. Tembung Sandhangan / ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦱꦟ꧀ꦝꦔꦤ꧀ (kata sandang). Contoh: Sang, Hyang, Raden.
  9. Tembung Panyambung / ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦥꦚꦩ꧀ꦧꦸꦁ (kata sambung). Contoh: lan, mulane, sarta.
  10. Tembung Pangarep / ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦥꦔꦉꦥ꧀ (kata depan). Contoh: saka, ing, sing.

Imbuhan

Ater ater (awalan), seselan (sisipan), panambang (akhiran).

Ater ater

Ater ater Hanuswara ꧊ꦲꦠꦼꦂꦲꦠꦼꦂꦲꦤꦸꦱ꧀ꦮꦫ꧊:

  • m [m+bathik=mbathik]
  • n [n+tulis=nulis]
  • ng [ng+kethok=ngethok]
  • ny [ny+cuwil=nyuwil]

Ater ater Tripurasa ꧊ꦲꦠꦼꦂꦲꦠꦼꦂꦠꦿꦶꦥꦸꦫꦰ꧊:

  • dak [dak+pangan=dakpangak]
  • ko [ko+jupuk=kojupuk]
  • di [di+goreng=digoreng]

Ater ater liya ꧊ꦲꦠꦼꦂꦲꦠꦼꦂꦭꦶꦪ꧊:

  • a [a+lungguh=alungguh]
  • ma [ma+lumpat=malumpat]
  • ka [ka+gawa=kagawa]
  • ke [ke+sandhung=kesandhung]
  • sa [sa+gegem=sagegem]
  • pa [pa+lilah=palilah]
  • pi [pi+tutur=pitutur]
  • pra [pra+tandha=pratandha]
  • tar [tar+buka=tarbuka]
  • kuma [kuma+wani=kumawani]
  • kami [kami+tuwa=kamituwa]
  • kapi [kapi+temen=kapitemen]

Seselan

  • um [..um..+guyu=gumuyu]
  • in [..in..+carita=cinarita]
  • el [..el..+siwer=seliwer]
  • er [..er..+canthel=cranthel]

Panambang

  • i [kandh+i=kandhani]
  • ake [jupuk+ake=jupukake]
  • ne [teka+ne=tekane]
  • e [omah+e=omahe]
  • ane [jaluk+ane=jalukane]
  • ke [kethok+ke=kethokke]
  • a [dudut+a=duduta]
  • na [gawa+na=gawakna]
  • ana [weneh+ana=wenehana]
  • ku [buku+ku=bukuku]
  • mu [klambi+mu=klambimu]
  • e [omah+e=omahe]

Homonim

Homonim yaitu tembung-tembung kata sama ucapannya sama penulisannya tetapi beda arti karena asal kata beda. Contoh:

  • Kula rade pandung panjenengan punika sinten? (pangling)
  • Rehning punika kathah pandung, mila kedah ngantos-atos. (maling)
  • Mengko yen ibu duka kepriye, mbak? (nesu/marah)
  • Bocah ditakoni kok mung duka bae, sebel aku! (embuh/tidak tahu)

Antonim

Antonim / Tembung kosok balen yaiku tembung kata yang memiliki arti berkebalikan dengan yang lain. Kata kata antonim antara lain: padhang-peteng, bungah-susah, gedhe-cilik, beja-cilaka, kasar-alus, lan sapiturute. Contoh:

  • Bab sugih mlarat iku sejatine jatahe dhewe-dhewe.
  • Kali ing Kalimantan kuwi tiga rendheng banyune ajeg gedhe.

Sinonim

Sinonim (nunggal misah) merupakan dua kata atau lebih yang bentuk penulisannya beda, arti sama atau hampir sama, arti yang sama persis itu jarang. Contoh:

  • Bocah kuwi senenge randha kemul.
  • Bocah kuwi senenge tempe goreng diwenehi glepung.
  • Tawangmangu iku hawane pancen adhem banget.
  • Tawangmangu iku hawane pancen atis banget.

Homograf

Homograf merupakan tembung-tembung kata yang penulisannya beda artinya beda. Contoh:

  • Tiyang punika asring ngagem busana cemeng. cemeng = ireng
  • Aku yen sowan budhe arep nyuwun cemeng loro. cemeng = anak kucing
  • Yen duwe meri kudu dikandhangake. meri = anak bebek
  • Kowe ora perlu meri karo adhimu. meri = ewa, iri

Fungsi Kalimat

Di dalam bahasa Jawa, kalimat atau ukara bisa dibagi menjadi jejer, wasesa, lesan, geganep, dan panerang.

Dalam bahasa indonesia kita mengenal adanya struktur atau susunan kalimat, seperti subjek, predikat dan objek. Dalam bahasa Jawa pun juga memiliki hal yang sama akan tetapi bernama lain:

  • Jejer ꧊ꦗꦺꦗꦺꦂ꧊ subjek
  • Wasesa ꧊ꦮꦱꦺꦰ꧊ (predikat)
  • Lesan ꦭꦺꦱꦤ꧀ (objek)
  • Geganep ꦒꦼꦒꦤꦼꦥ꧀ pelengkap)

Seperti halnya dalam Bahasa Indonesia, jejer dikenai pekerjaan dengan pola sama seperti bahasa Indonesia tidak seperti Bahasa Inggris yang dibolak balik.

Contoh kalimatnya:

Aku mangan. (Aku makan.)
  • aku = jejer
  • mangan = wasesa
Aku mangan sega. (Aku makan nasi.)
  • aku = jejer
  • mangan = wasesa
  • sega = objek
Adhikku diwenehi sega pecel. (Adikku diberi nasi pecel.)
  • adhikku = jejer
  • diwenehi = wasesa
  • sega pecel = geganep

Untuk bagian kalimat seperti keterangan (katrangan) sama saja seperti bahasa Indonesia.

Ukara

Silah silahing ukara (Jenis-jenis Kalimat dlm Bhs. Jawa)

  1. Ukara Kandha / ꦲꦸꦏꦫ​ꦏꦟ꧀ꦝ (Kalimat Langsung).Tuladha: Ibu ngendika 'Kowe kudu sekolah' / ꦲꦶꦧꦸꦔꦼꦤ꧀ꦢꦶꦏ꧌ꦏꦺꦴꦮꦺꦏꦸꦢꦸꦱꦼꦏꦺꦴꦭꦃ꧍
  2. Ukara Crita / ꦲꦸꦏꦫ​ꦕꦿꦶꦡ (Kalimat Cerita). Tuladha: Ngendikane Ibu yen sregep sekolah mesthi pinter / ꦔꦼꦤ꧀ꦢꦶꦏꦤꦺꦲꦶꦧꦸꦪꦺꦤ꧀ꦱꦽꦒꦼꦥ꧀ꦱꦼꦏꦺꦴꦭꦃꦩꦼꦱ꧀ꦛꦶꦥꦶꦤ꧀ꦠꦼꦂ.
  3. Ukara Tanduk / ꦲꦸꦏꦫ​ꦠꦤ꧀ꦢꦸꦏ꧀ (Kalimat Aktif). Tuladha: Bapak tindak kantor / ꦧꦥꦏ꧀ꦠꦶꦤ꧀ꦢꦏ꧀ꦏꦤ꧀ꦠꦺꦴꦂ
  4. Ukara Tanggap / ꦲꦸꦏꦫ​ꦠꦔ꧀ꦒꦥ꧀ (Kalimat Pasif). Tuladha: Sepedane dicet abang / ꦱꦼꦥꦺꦢꦤꦺꦢꦶꦕꦺꦠ꧀ꦲꦧꦁ
  5. Ukara Pakon / ꦲꦸꦏꦫ​ꦥꦏꦺꦴꦤ꧀ (Kalimat Perintah). Tuladha: Jupukna sepedaku neng omahe Paklik / ꦗꦸꦥꦸꦏ꧀ꦤꦱꦼꦥꦺꦢꦏꦸꦤꦶꦁꦲꦺꦴꦩꦃꦲꦺꦥꦏ꧀ꦭꦶꦏ꧀
  6. Ukara Panjaluk / ꦲꦸꦏꦫ​ꦥꦚ꧀ꦗꦭꦸꦏ꧀ (kalimat Permohonan). Tuladha: Tulung njupukna buku kuwi / ꦠꦸꦭꦸꦁꦗꦸꦥꦸꦏ꧀ꦤꦧꦸꦏꦸꦏꦸꦮꦶ

Bilangan

Bila dibandingkan dengan bahasa Melayu atau Indonesia, bahasa Jawa memiliki sistem bilangan yang agak rumit.

Bahasa
2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kuno sa rwa telu pat lima enem pitu walu sanga sapuluh
Kawi eka dwi tri catur panca sad sapta asta nawa dasa
Krama setunggal kalih tiga sekawan gangsal enem pitu wolu sanga sedasa
Ngoko siji loro telu papat lima enem pitu wolu sanga sepuluh

Pecahan

  • 1/2 setengah, separo, sepalih (Krama)
  • 1/4 seprapat, seprasekawan (Krama)
  • 3/4 telung prapat, tigang prasekawan (Krama)
  • 1,5 siji setengah, setunggal kalih tengah (Krama)