Linguistika forensik: Perbedaan antara revisi
k menambahkan keterangan dan link tenting "Saksi Ahli" |
k memasukan reference |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{linguistika}} |
{{linguistika}} |
||
'''Lingustik forensik''' (Forensic Linguistics) merupakan cabang dari [[linguistik]] yang menganalisis dan meneliti tentang kebahasaan yang digunakan sebagai alat bantu pembuktian di peradian dan bidang [[hukum]].<ref>{{Cite book|title=Forensic Linguistics|author=John Olsson dan June Luchjenbroers|publisher=Bloomsbury Academic|year=2014|isbn=9781441186607|page=xvi}}</ref> Ilmu ini mulai dikenal semenjak tahun 1980-an dan sangat diperlukan dalam penganalisisan bukti komponen peradilan berupa bahasa demi kepentingan investigasi dalam kasus [[hukum perdata|perdata]] dan [[hukum pidana|pidana]].<ref name=":0">{{Cite book|title=Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik|editor=Kushartanti, et.al.|publisher=Gramedia Pustaka Utama|year=2005|isbn=9789792216813|page=225}}</ref> Pada tahun 1990-an cabang ini sudah mapan, seiring dengan makin banyak pengacara yang mengakui keberadaan para ahli linguistik forensik yang sangat membantu dalam memberikan pembuktian dalam persidangan.<ref name=":0" /> Tataran linguistik yang berkaitan dengan linguistik forensik adalah fonetik akustik, analisis wacana, dan semantik, dan juga berkaitan dengan [[pragmatik]] dan [[psikolinguistik]]. Dalam peradilan suatu kasus hukum, linguistik forensik dilakukan oleh [[Saksi ahli|Saksi Ahli]] Bahasa. |
'''Lingustik forensik''' (Forensic Linguistics) merupakan cabang dari [[linguistik]] yang menganalisis dan meneliti tentang kebahasaan yang digunakan sebagai alat bantu pembuktian di peradian dan bidang [[hukum]].<ref>{{Cite book|title=Forensic Linguistics|author=John Olsson dan June Luchjenbroers|publisher=Bloomsbury Academic|year=2014|isbn=9781441186607|page=xvi}}</ref> Ilmu ini mulai dikenal semenjak tahun 1980-an dan sangat diperlukan dalam penganalisisan bukti komponen peradilan berupa bahasa demi kepentingan investigasi dalam kasus [[hukum perdata|perdata]] dan [[hukum pidana|pidana]].<ref name=":0">{{Cite book|title=Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik|editor=Kushartanti, et.al.|publisher=Gramedia Pustaka Utama|year=2005|isbn=9789792216813|page=225}}</ref> Pada tahun 1990-an cabang ini sudah mapan, seiring dengan makin banyak pengacara yang mengakui keberadaan para ahli linguistik forensik yang sangat membantu dalam memberikan pembuktian dalam persidangan.<ref name=":0" /> Tataran linguistik yang berkaitan dengan linguistik forensik adalah fonetik akustik, analisis wacana, dan semantik, dan juga berkaitan dengan [[pragmatik]] dan [[psikolinguistik]]. Dalam peradilan suatu kasus hukum, linguistik forensik dilakukan oleh [[Saksi ahli|Saksi Ahli]] Bahasa. Hukum Indonesia menyatakan bahwa keterangan saksi ahli adalah alat bukti yang sah.[https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/1981/8TAHUN~1981UUHAL2.HTM <nowiki>[3]</nowiki>] |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
* identifikasi penutur berdasarkan dialek, gaya bicara, atau aksennya, hingga kadang kala menganalisis tulisan tangan tersangka untuk mendapatkan profilnya; |
* identifikasi penutur berdasarkan dialek, gaya bicara, atau aksennya, hingga kadang kala menganalisis tulisan tangan tersangka untuk mendapatkan profilnya; |
||
* menganalisis isi dan makna tuturan dalam |
* menganalisis isi dan makna tuturan dalam konteks kebahasaan yang damat digunakan sebagai bukti peradilan |
||
{{Linguistik-stub}} |
{{Linguistik-stub}} |
Revisi per 15 Juli 2019 04.56
Linguistika |
---|
Teori linguistika |
Linguistika deskriptif |
Linguistika terapan |
Lingustik forensik (Forensic Linguistics) merupakan cabang dari linguistik yang menganalisis dan meneliti tentang kebahasaan yang digunakan sebagai alat bantu pembuktian di peradian dan bidang hukum.[1] Ilmu ini mulai dikenal semenjak tahun 1980-an dan sangat diperlukan dalam penganalisisan bukti komponen peradilan berupa bahasa demi kepentingan investigasi dalam kasus perdata dan pidana.[2] Pada tahun 1990-an cabang ini sudah mapan, seiring dengan makin banyak pengacara yang mengakui keberadaan para ahli linguistik forensik yang sangat membantu dalam memberikan pembuktian dalam persidangan.[2] Tataran linguistik yang berkaitan dengan linguistik forensik adalah fonetik akustik, analisis wacana, dan semantik, dan juga berkaitan dengan pragmatik dan psikolinguistik. Dalam peradilan suatu kasus hukum, linguistik forensik dilakukan oleh Saksi Ahli Bahasa. Hukum Indonesia menyatakan bahwa keterangan saksi ahli adalah alat bukti yang sah.[3]
- ^ John Olsson dan June Luchjenbroers (2014). Forensic Linguistics. Bloomsbury Academic. hlm. xvi. ISBN 9781441186607.
- ^ a b Kushartanti, et.al., ed. (2005). Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Gramedia Pustaka Utama. hlm. 225. ISBN 9789792216813.
Masalah-masalah yang berada dalam ruang lingkup linguistik forensik, yaitu:
- identifikasi penutur berdasarkan dialek, gaya bicara, atau aksennya, hingga kadang kala menganalisis tulisan tangan tersangka untuk mendapatkan profilnya;
- menganalisis isi dan makna tuturan dalam konteks kebahasaan yang damat digunakan sebagai bukti peradilan