Lompat ke isi

Prayungan, Sumberejo, Bojonegoro: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k seha
Tag: VisualEditor karakter berulang [ * ]
Baris 11: Baris 11:
|kepadatan =... jiwa/km²
|kepadatan =... jiwa/km²
}}
}}
<b>SEJARAH DESA PRAYUNGAN</b></div>
'''Prayungan''' merupakan salah satu [[desa]] yang ada di [[kecamatan]] [[Sumberejo, Bojonegoro|Sumberejo]], [[kabupaten]] [[Kabupaten Bojonegoro|Bojonegoro]], [[daftar provinsi Indonesia|provinsi]] [[Jawa Timur]], [[Indonesia]].
<div style="text-align: center;">

<br></div>
Desa ini kira-kira memiliki jumlah penduduk sebesar 6.000 jiwa dan penduduknya sebagian besar bermatapencaharian petani.
<div style="text-align: center;">

<b><img alt="https://4.bp.blogspot.com/-AHJzcdmrHeg/WHm7c7Yc-dI/AAAAAAAABNs/d4zRyxlmQuUNgXY3HS3NCb-fPtJrDrtxQCLcB/s1600/text-cerita-sejarah.jpg" src="https://4.bp.blogspot.com/-AHJzcdmrHeg/WHm7c7Yc-dI/AAAAAAAABNs/d4zRyxlmQuUNgXY3HS3NCb-fPtJrDrtxQCLcB/s1600/text-cerita-sejarah.jpg"> </b></div>
Terjadinya Desa Prayungan, hampir bersamaan dengan jaman mojopahit, Jalan ceritanya adalah sebagaimana berikut :
<div style="text-align: center;">

<br></div>
  Kyai Tjok Brosot begitulah orang tua terdahulu di Desa Menyebutkan, hidup dengan seorang istri bernama Kyai Tani. Kehidupan keluarga ini bahagia dan sejahtera, disamping saling mengasihi mereka pun rajin bertani, mereka memiliki seorang pembantu yang sangat sakti dan bijaksana bernama Sungging Purbongkoro.
<div style="text-align: justify;">

<br></div>
  Menurut Dongeng Sesepuh Desa, bahwa rumahnya terletak di suatu tempat yang dinamakan Desa Juma, Pendoponya (tempat untuk menerima tamu) di dayohan (prayungan), dapurnya di mejuwet, sawahnya di Desa Pratun yang di sebut sawah lembak. Istri Tjok Brosot (Kyai Tani) terkenal dengan kecantikannya, sehingga banyak orang-orang yang ingin merebutnya dari Tjok Brosot.
<div style="text-align: justify;">

&nbsp;&nbsp; Terjadinya Desa Prayungan, hampir bersamaan dengan jaman mojopahit, Jalan ceritanya adalah sebagaimana berikut :</div>
   Pada suatu hari datanglah seorang tamu/dayoh, yaitu Putro Kyai Sendang Drajat Sedayu. Kedatangnya bermaksud untuk mengadu kesaktiannya dengan Tjok Brosot, disamping itu tamu tersebut juga ingin merebut Kyai Tani dari tangan Tjok Brosot. Kyai Tjok Brosot sanat termashur dengan kesaktiannya baik dalam ilmu bela diri maupun ilmu pertanian.
<div style="text-align: justify;">

<br></div>
     Dalam hikayatnya diceritakan kesaktian Kyai Tjok Brosot di bidang pertanian adalah setiap beliau menanam padi pasti hasilnya melimpah ruah dan ulen padinya, panjang tanamannya hampir setengah depa lebih, sehingga tiada yang mampu menyaingi hasil panen dari Kyai Tjok Brosot. Mengetahui demikian Putro Kyai Sendang pun tidak kehilangan akal, dia menantang Kyai Tjok Brosot dengan barang siapa yang mampu menanam padi meskipun tumbuhan padinya pendek tetapi hasilnya melimpah dan ulen, Kyai Tjok Brosot menganggap itu hal yang mudah dan menyanggupinya, beliau berkata : ( Tak ladeni apa sing dadi kekarepanmu lan menawa aku kalah Nyai Tani dak pasrahke Sliramu, anangin yen ora gelem karo sliramu Nyai Tani ojo dipekso) Maka dimulailah pertandingan menanam padi tersebut.
<div style="text-align: justify;">

&nbsp;&nbsp; Kyai Tjok Brosot begitulah orang tua terdahulu di Desa Menyebutkan, hidup dengan seorang istri bernama Kyai Tani. Kehidupan keluarga ini bahagia dan sejahtera, disamping saling mengasihi mereka pun rajin bertani, mereka memiliki seorang pembantu yang sangat sakti dan bijaksana bernama Sungging Purbongkoro.</div>
       Setelah beberapa bulan menunggu tanaman Padi yang tumbuh ternyata yang menang adalah Putro Kyai Sendang Drajat, dan dengan berat hati Kyai Tjok Brosot pun menepati janjinya untuk menyerahkan Nyai Tani ke tangan Putro Kyai Sendang Drajat. Akan tetapi Nyai tani tidak bersedia dibawa oleh Putro Kyai Sendang Drajat, sehingga diapun dipaksa akan dibawa pergi, mendengar hal tersebut Kyai Tjok Brosot pun marah dan mengadu kesaktian bela dirinya dengan Putro Kyai Sendang Drajat Sedayu, Perang pun berlangsung dengan sengit dan lama secara Uyang uyungan, dan tempat berlangsungnya perang tersebut ahkirnya diberi nama Prayungan sampai sekarang ini. Jadi Asal-Usul Nama Prayungan berasal dari nama '''"Perang Uyang-Uyungan".'''
<div style="text-align: justify;">

<br></div>
'''"Terbentuknya Desa Prayungan"'''
<div style="text-align: center;">

<br></div>
'''      ''' Sejarah terbentuknya Desa Prayungan tidak dibukukan akan tetapi disini dapat diketengahkan bahwa sebelum tahun 1898 sudah terdapat kepala desa hasil tunjukan dari Kanjeng Bupati Bojonegoro yang namanya masih belum bisa diketahui.
<div style="text-align: justify;">

<br></div>
        Untuk lebih jelasnya berikut adalah nama-nama Kepala Desa Prayungan yang pernah menjabat sampai sekarang ini :
<div style="text-align: justify;">

&nbsp;&nbsp; Menurut Dongeng Sesepuh Desa, bahwa rumahnya terletak di suatu tempat yang dinamakan Desa Juma, Pendoponya (tempat untuk menerima tamu) di dayohan (prayungan), dapurnya di mejuwet, sawahnya di Desa Pratun yang di sebut sawah lembak. Istri Tjok Brosot (Kyai Tani) terkenal dengan kecantikannya, sehingga banyak orang-orang yang ingin merebutnya dari Tjok Brosot.&nbsp;</div>
'''1. Mbah Lurah Upas (ditunjuk oleh Kanjeng Bupati Bojonegero)  (Tahun 18…. – 1898)'''
<div style="text-align: justify;">

<br />
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
== Pranala luar ==
&nbsp;&nbsp;&nbsp; Pada suatu hari datanglah seorang tamu/dayoh, yaitu Putro Kyai Sendang Drajat Sedayu. Kedatangnya bermaksud untuk mengadu kesaktiannya dengan Tjok Brosot, disamping itu tamu tersebut juga ingin merebut Kyai Tani dari tangan Tjok Brosot. Kyai Tjok Brosot sanat termashur dengan kesaktiannya baik dalam ilmu bela diri maupun ilmu pertanian.</div>
* [http://www.wilayahindonesia.com/kelurahan/kode-wilayah-desa-prayungan-kecamatan-sumberejo-kabupaten-bojonegoro-propinsi-jawa-timur Wilayahindonesia.com]
<div style="text-align: justify;">
*
<br></div>

<div style="text-align: justify;">
{{Sumberejo, Bojonegoro}}
&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Dalam hikayatnya diceritakan kesaktian Kyai Tjok Brosot di bidang pertanian adalah setiap beliau menanam padi pasti hasilnya melimpah ruah dan ulen padinya, panjang tanamannya hampir setengah depa lebih, sehingga tiada yang mampu menyaingi hasil panen dari Kyai Tjok Brosot. Mengetahui demikian Putro Kyai Sendang pun tidak kehilangan akal, dia menantang Kyai Tjok Brosot dengan barang siapa yang mampu menanam padi meskipun tumbuhan padinya pendek tetapi hasilnya melimpah dan ulen, Kyai Tjok Brosot menganggap itu hal yang mudah dan menyanggupinya, beliau berkata : ( Tak ladeni apa sing dadi kekarepanmu lan menawa aku kalah Nyai Tani dak pasrahke Sliramu, anangin yen ora gelem karo sliramu Nyai Tani ojo dipekso) Maka dimulailah pertandingan menanam padi tersebut.</div>

<div style="text-align: justify;">
{{desa-stub}}
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Setelah beberapa bulan menunggu tanaman Padi yang tumbuh ternyata yang menang adalah Putro Kyai Sendang Drajat, dan dengan berat hati Kyai Tjok Brosot pun menepati janjinya untuk menyerahkan Nyai Tani ke tangan Putro Kyai Sendang Drajat. Akan tetapi Nyai tani tidak bersedia dibawa oleh Putro Kyai Sendang Drajat, sehingga diapun dipaksa akan dibawa pergi, mendengar hal tersebut Kyai Tjok Brosot pun marah dan mengadu kesaktian bela dirinya dengan Putro Kyai Sendang Drajat Sedayu, Perang pun berlangsung dengan sengit dan lama secara Uyang uyungan, dan tempat berlangsungnya perang tersebut ahkirnya diberi nama Prayungan sampai sekarang ini. Jadi Asal-Usul Nama Prayungan berasal dari nama<b> "Perang Uyang-Uyungan".</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: center;">
<b>"Terbentuknya Desa Prayungan" </b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; </b>Sejarah terbentuknya Desa Prayungan tidak dibukukan akan tetapi disini dapat diketengahkan bahwa sebelum tahun 1898 sudah terdapat kepala desa hasil tunjukan dari Kanjeng Bupati Bojonegoro yang namanya masih belum bisa diketahui.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Untuk lebih jelasnya berikut adalah nama-nama Kepala Desa Prayungan yang pernah menjabat sampai sekarang ini :&nbsp;</div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>1. Mbah Lurah Upas (ditunjuk oleh Kanjeng Bupati Bojonegero)&nbsp; (Tahun 18…. – 1898)</b></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-ms2SXKZ1sVY/XR1gjNEv5mI/AAAAAAAAAs0/gj8CUMcMlsUJDblT71swEdiPvZFNy08FgCEwYBhgL/s1600/lurah%2B1%2BMbah%2BKanjeng%2BUpas.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img data-blogger-escaped-data-original-height="1600" data-blogger-escaped-data-original-width="1132" src="https://1.bp.blogspot.com/-ms2SXKZ1sVY/XR1gjNEv5mI/AAAAAAAAAs0/gj8CUMcMlsUJDblT71swEdiPvZFNy08FgCEwYBhgL/s320/lurah%2B1%2BMbah%2BKanjeng%2BUpas.jpg" width="226" height="320" border="0"></a>&nbsp;</div>
<div style="text-align: center;">
<br></div>
<div style="text-align: center;">
<br></div>
<div style="text-align: left;">
2. Prawiroredjo Kasidin (Tahun 1898 – 1923)</div>
<div class="entry-content mh-clearfix">
<div style="text-align: center;">
<br></div>
<div style="text-align: center;">
<br></div>
<div style="text-align: center;">
<br></div>
<div style="text-align: center;">
<br></div>
<div style="text-align: center;">
<br></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-031QKcOMqr4/XR1glFMUSJI/AAAAAAAAAs8/3XkMvqdISdMYMu0fjVZll4bzYZUQxiF0QCEwYBhgL/s1600/Lurah%2B2%2BPrawiroredjo%2BKasidin.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img data-blogger-escaped-data-original-height="1600" data-blogger-escaped-data-original-width="1132" src="https://1.bp.blogspot.com/-031QKcOMqr4/XR1glFMUSJI/AAAAAAAAAs8/3XkMvqdISdMYMu0fjVZll4bzYZUQxiF0QCEwYBhgL/s320/Lurah%2B2%2BPrawiroredjo%2BKasidin.jpg" width="226" height="320" border="0"></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br></div>
<br><div style="text-align: center;">
<br></div>
3. Kasbi (1923 – 1965)<br>
<div style="text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-E9TCxPAO7rg/XR1r-0nX12I/AAAAAAAAAtg/dhnZmSLmIKw3CT6q8ach4OKkdm1IT9JEACLcBGAs/s1600/lurah%2B3%2BMbah%2BKASBI.jpg"><img data-original-height="1600" data-original-width="1132" src="https://1.bp.blogspot.com/-E9TCxPAO7rg/XR1r-0nX12I/AAAAAAAAAtg/dhnZmSLmIKw3CT6q8ach4OKkdm1IT9JEACLcBGAs/s320/lurah%2B3%2BMbah%2BKASBI.jpg" width="226" height="320" border="0"></a></div>
4. S. Sungkono (1965 – 1967)<br>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-231EtCp7cAQ/XR1gmm2mJDI/AAAAAAAAAtA/x7pYi7S6uRo86WOfsaT0WocFGJPBbU-HwCEwYBhgL/s1600/Lurah%2B4%2BSoengkono.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img data-blogger-escaped-data-original-height="1600" data-blogger-escaped-data-original-width="1132" src="https://1.bp.blogspot.com/-231EtCp7cAQ/XR1gmm2mJDI/AAAAAAAAAtA/x7pYi7S6uRo86WOfsaT0WocFGJPBbU-HwCEwYBhgL/s320/Lurah%2B4%2BSoengkono.jpg" width="226" height="320" border="0"></a></div>
5. H. M. Roesman (1968 – 1989)<br>
<br>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-I6mdOl7HGQc/XR1g0nVqbFI/AAAAAAAAAtE/M5KL0XptssQPsKyUirUU-9S7axYvv6DJwCEwYBhgL/s1600/Lurah%2B5%2BRoesman.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img data-blogger-escaped-data-original-height="1600" data-blogger-escaped-data-original-width="1132" src="https://1.bp.blogspot.com/-I6mdOl7HGQc/XR1g0nVqbFI/AAAAAAAAAtE/M5KL0XptssQPsKyUirUU-9S7axYvv6DJwCEwYBhgL/s320/Lurah%2B5%2BRoesman.jpg" width="226" height="320" border="0"></a></div>
6. Supranti, MS (1990 – 2003)<br>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-9wMXQgi7qak/XR1hcSoD8GI/AAAAAAAAAtI/OQjFZNK_nOMjWvvZThl44iv2PVsS2LhmQCEwYBhgL/s1600/Lurah%2B6%2BBu%2BPranti.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img data-blogger-escaped-data-original-height="1600" data-blogger-escaped-data-original-width="1132" src="https://1.bp.blogspot.com/-9wMXQgi7qak/XR1hcSoD8GI/AAAAAAAAAtI/OQjFZNK_nOMjWvvZThl44iv2PVsS2LhmQCEwYBhgL/s320/Lurah%2B6%2BBu%2BPranti.jpg" width="226" height="320" border="0"></a></div>
7. Drs. H. Imam Rofi’i (2004 – sekarang)<br>
<div style="text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-ocf_E5xEkkU/XR1xHxu41DI/AAAAAAAAAt4/r71ITchsb1I_yiORrfBYMIPc0f_DJvNyACLcBGAs/s1600/Lurah%2B7%2BBapak%2BRofi%2527i.jpg"><img class="alignleft" data-original-height="1600" data-original-width="1132" src="https://1.bp.blogspot.com/-ocf_E5xEkkU/XR1xHxu41DI/AAAAAAAAAt4/r71ITchsb1I_yiORrfBYMIPc0f_DJvNyACLcBGAs/s320/Lurah%2B7%2BBapak%2BRofi%2527i.jpg" width="226" height="320" border="0">&nbsp;</a></div>
<div style="text-align: center;">
&nbsp;Images By : Admin Website Desa </div>

Revisi per 16 Juli 2019 05.01

Prayungan
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenBojonegoro
KecamatanSumberejo
Kode pos
62191
Kode Kemendagri35.22.12.2020 Edit nilai pada Wikidata
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²

SEJARAH DESA PRAYUNGAN




   Terjadinya Desa Prayungan, hampir bersamaan dengan jaman mojopahit, Jalan ceritanya adalah sebagaimana berikut :

   Kyai Tjok Brosot begitulah orang tua terdahulu di Desa Menyebutkan, hidup dengan seorang istri bernama Kyai Tani. Kehidupan keluarga ini bahagia dan sejahtera, disamping saling mengasihi mereka pun rajin bertani, mereka memiliki seorang pembantu yang sangat sakti dan bijaksana bernama Sungging Purbongkoro.



   Menurut Dongeng Sesepuh Desa, bahwa rumahnya terletak di suatu tempat yang dinamakan Desa Juma, Pendoponya (tempat untuk menerima tamu) di dayohan (prayungan), dapurnya di mejuwet, sawahnya di Desa Pratun yang di sebut sawah lembak. Istri Tjok Brosot (Kyai Tani) terkenal dengan kecantikannya, sehingga banyak orang-orang yang ingin merebutnya dari Tjok Brosot. 

    Pada suatu hari datanglah seorang tamu/dayoh, yaitu Putro Kyai Sendang Drajat Sedayu. Kedatangnya bermaksud untuk mengadu kesaktiannya dengan Tjok Brosot, disamping itu tamu tersebut juga ingin merebut Kyai Tani dari tangan Tjok Brosot. Kyai Tjok Brosot sanat termashur dengan kesaktiannya baik dalam ilmu bela diri maupun ilmu pertanian.

      Dalam hikayatnya diceritakan kesaktian Kyai Tjok Brosot di bidang pertanian adalah setiap beliau menanam padi pasti hasilnya melimpah ruah dan ulen padinya, panjang tanamannya hampir setengah depa lebih, sehingga tiada yang mampu menyaingi hasil panen dari Kyai Tjok Brosot. Mengetahui demikian Putro Kyai Sendang pun tidak kehilangan akal, dia menantang Kyai Tjok Brosot dengan barang siapa yang mampu menanam padi meskipun tumbuhan padinya pendek tetapi hasilnya melimpah dan ulen, Kyai Tjok Brosot menganggap itu hal yang mudah dan menyanggupinya, beliau berkata : ( Tak ladeni apa sing dadi kekarepanmu lan menawa aku kalah Nyai Tani dak pasrahke Sliramu, anangin yen ora gelem karo sliramu Nyai Tani ojo dipekso) Maka dimulailah pertandingan menanam padi tersebut.

        Setelah beberapa bulan menunggu tanaman Padi yang tumbuh ternyata yang menang adalah Putro Kyai Sendang Drajat, dan dengan berat hati Kyai Tjok Brosot pun menepati janjinya untuk menyerahkan Nyai Tani ke tangan Putro Kyai Sendang Drajat. Akan tetapi Nyai tani tidak bersedia dibawa oleh Putro Kyai Sendang Drajat, sehingga diapun dipaksa akan dibawa pergi, mendengar hal tersebut Kyai Tjok Brosot pun marah dan mengadu kesaktian bela dirinya dengan Putro Kyai Sendang Drajat Sedayu, Perang pun berlangsung dengan sengit dan lama secara Uyang uyungan, dan tempat berlangsungnya perang tersebut ahkirnya diberi nama Prayungan sampai sekarang ini. Jadi Asal-Usul Nama Prayungan berasal dari nama "Perang Uyang-Uyungan".

"Terbentuknya Desa Prayungan"

        Sejarah terbentuknya Desa Prayungan tidak dibukukan akan tetapi disini dapat diketengahkan bahwa sebelum tahun 1898 sudah terdapat kepala desa hasil tunjukan dari Kanjeng Bupati Bojonegoro yang namanya masih belum bisa diketahui.

         Untuk lebih jelasnya berikut adalah nama-nama Kepala Desa Prayungan yang pernah menjabat sampai sekarang ini : 

1. Mbah Lurah Upas (ditunjuk oleh Kanjeng Bupati Bojonegero)  (Tahun 18…. – 1898)
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-ms2SXKZ1sVY/XR1gjNEv5mI/AAAAAAAAAs0/gj8CUMcMlsUJDblT71swEdiPvZFNy08FgCEwYBhgL/s1600/lurah%2B1%2BMbah%2BKanjeng%2BUpas.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img data-blogger-escaped-data-original-height="1600" data-blogger-escaped-data-original-width="1132" src="https://1.bp.blogspot.com/-ms2SXKZ1sVY/XR1gjNEv5mI/AAAAAAAAAs0/gj8CUMcMlsUJDblT71swEdiPvZFNy08FgCEwYBhgL/s320/lurah%2B1%2BMbah%2BKanjeng%2BUpas.jpg" width="226" height="320" border="0"></a> 


2. Prawiroredjo Kasidin (Tahun 1898 – 1923)





<a href="https://1.bp.blogspot.com/-031QKcOMqr4/XR1glFMUSJI/AAAAAAAAAs8/3XkMvqdISdMYMu0fjVZll4bzYZUQxiF0QCEwYBhgL/s1600/Lurah%2B2%2BPrawiroredjo%2BKasidin.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img data-blogger-escaped-data-original-height="1600" data-blogger-escaped-data-original-width="1132" src="https://1.bp.blogspot.com/-031QKcOMqr4/XR1glFMUSJI/AAAAAAAAAs8/3XkMvqdISdMYMu0fjVZll4bzYZUQxiF0QCEwYBhgL/s320/Lurah%2B2%2BPrawiroredjo%2BKasidin.jpg" width="226" height="320" border="0"></a>



3. Kasbi (1923 – 1965)

4. S. Sungkono (1965 – 1967)

<a href="https://1.bp.blogspot.com/-231EtCp7cAQ/XR1gmm2mJDI/AAAAAAAAAtA/x7pYi7S6uRo86WOfsaT0WocFGJPBbU-HwCEwYBhgL/s1600/Lurah%2B4%2BSoengkono.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img data-blogger-escaped-data-original-height="1600" data-blogger-escaped-data-original-width="1132" src="https://1.bp.blogspot.com/-231EtCp7cAQ/XR1gmm2mJDI/AAAAAAAAAtA/x7pYi7S6uRo86WOfsaT0WocFGJPBbU-HwCEwYBhgL/s320/Lurah%2B4%2BSoengkono.jpg" width="226" height="320" border="0"></a>

5. H. M. Roesman (1968 – 1989)

<a href="https://1.bp.blogspot.com/-I6mdOl7HGQc/XR1g0nVqbFI/AAAAAAAAAtE/M5KL0XptssQPsKyUirUU-9S7axYvv6DJwCEwYBhgL/s1600/Lurah%2B5%2BRoesman.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img data-blogger-escaped-data-original-height="1600" data-blogger-escaped-data-original-width="1132" src="https://1.bp.blogspot.com/-I6mdOl7HGQc/XR1g0nVqbFI/AAAAAAAAAtE/M5KL0XptssQPsKyUirUU-9S7axYvv6DJwCEwYBhgL/s320/Lurah%2B5%2BRoesman.jpg" width="226" height="320" border="0"></a>

6. Supranti, MS (1990 – 2003)

<a href="https://1.bp.blogspot.com/-9wMXQgi7qak/XR1hcSoD8GI/AAAAAAAAAtI/OQjFZNK_nOMjWvvZThl44iv2PVsS2LhmQCEwYBhgL/s1600/Lurah%2B6%2BBu%2BPranti.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img data-blogger-escaped-data-original-height="1600" data-blogger-escaped-data-original-width="1132" src="https://1.bp.blogspot.com/-9wMXQgi7qak/XR1hcSoD8GI/AAAAAAAAAtI/OQjFZNK_nOMjWvvZThl44iv2PVsS2LhmQCEwYBhgL/s320/Lurah%2B6%2BBu%2BPranti.jpg" width="226" height="320" border="0"></a>

7. Drs. H. Imam Rofi’i (2004 – sekarang)

 Images By : Admin Website Desa