Timur Muhammad: Perbedaan antara revisi
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 5: | Baris 5: | ||
|image_size = 300px |
|image_size = 300px |
||
|caption = Makam GRM Timur Muhammad di TPU Muslim [[Mahakeret Timur, Wenang, Manado|Mahakeret Timur, Manado]], [[Sulawesi Utara]]. |
|caption = Makam GRM Timur Muhammad di TPU Muslim [[Mahakeret Timur, Wenang, Manado|Mahakeret Timur, Manado]], [[Sulawesi Utara]]. |
||
| title = Gusti Timur Muhammad Surya |
| title = Gusti Timur Muhammad Surya ing Ngalaga |
||
| titletext = |
| titletext = |
||
| more = |
| more = |
||
Baris 51: | Baris 51: | ||
}} |
}} |
||
'''Gusti Raden Mas Timur Muhammad''' ({{lahirmati||17|6|1855||12|1|1901}}) adalah seorang putra dari Sultan [[Hamengkubuwono V]] dan permaisurinya GKR |
'''Gusti Raden Mas Timur Muhammad''' ({{lahirmati||17|6|1855||12|1|1901}}) adalah seorang putra dari Sultan [[Hamengkubuwono V]] dan permaisurinya GKR Ratu Kedhaton yang lahir 13 hari setelah ayahnya wafat (5 Juni 1855). Ia kemudian diasuh oleh Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Suryaning Ngalogo. GKR Ratu Kedaton kemudian meminta hak takhta raja atas anaknya GRM Timur Muhammad tetapi klaim GKR Ratu Kedaton ditolak oleh Gusti Raden Mas Mustojo adik [[Hamengkubuwana V]] (nantinya naik takhta bergelar [[Hamengkubuwana VI]]). Dia mengklaim bahwa seorang putra raja yang lahir setelah raja meninggal menurut adat Jawa tidak berhak atas takhta.<ref name="timur"/><ref>{{Cite web|url=https://kratonjogja.id/raja-raja/7/sri-sultan-hamengku-buwono-vi|title=Raja Raja {{!}} Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat - Kraton Jogja|website=kratonjogja.id|language=en|access-date=2018-07-23}}</ref> |
||
== Meninggal di pengasingan == |
== Meninggal di pengasingan == |
Revisi per 22 Juli 2019 02.51
GRM Timur Muhammad | |
---|---|
Gusti Timur Muhammad Surya ing Ngalaga | |
Kelahiran | Gusti Raden Mas Timur Muhammad 17 Juni 1855 Kraton Yogyakarta, Yogyakarta |
Kematian | 12 Januari 1901 Wenang, Manado, Sulawesi Utara | (umur 45)
Pemakaman | |
Wangsa | Mataram |
Ayah | Sultan Hamengkubuwana V |
Ibu | GKR Ratu Kedaton |
Agama | Islam |
Gusti Raden Mas Timur Muhammad (17 Juni 1855 – 12 Januari 1901) adalah seorang putra dari Sultan Hamengkubuwono V dan permaisurinya GKR Ratu Kedhaton yang lahir 13 hari setelah ayahnya wafat (5 Juni 1855). Ia kemudian diasuh oleh Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Suryaning Ngalogo. GKR Ratu Kedaton kemudian meminta hak takhta raja atas anaknya GRM Timur Muhammad tetapi klaim GKR Ratu Kedaton ditolak oleh Gusti Raden Mas Mustojo adik Hamengkubuwana V (nantinya naik takhta bergelar Hamengkubuwana VI). Dia mengklaim bahwa seorang putra raja yang lahir setelah raja meninggal menurut adat Jawa tidak berhak atas takhta.[1][2]
Meninggal di pengasingan
Setelah Hamengkubuwono VI meninggal dunia sesuai kesepakatan seharusnya GRM Timur Muhammad putra Hamengkubuwana V yang menggantikanya naik takhta tetapi sebelum meninggal, Hamengkubuwana VI telah menunjuk putranya GRM Murtejo yang akan menggantikanya kelak, Hamengkubuwana VI beralasan bahwa seorang putra raja yang lahir setelah raja meninggal menurut adat Jawa tidak berhak atas takhta.
Hal ini mendapat tentangan dari GKR Ratu Kedaton permaisuri almarhum Hamengkubuwana V (ibunda GRM Timur Muhammad), setelah usahanya untuk menjadikan GRM Timur Muhammad sebagai raja gagal akhirnya GKR Ratu Kedhaton dan GRM Timur Muhammad memilih jalan kekerasan memberontak dengan mengangkat senjata. Sayangnya, usahanya gagal, keduanya tertangkap saat melakukan perlawanan pada 8 April 1883.[1]
Saat itu juga Van Baak selaku perwakilan pemerintah Hindia Belanda yang mendukung Hamengkubuwana VI mengirim telegram kepada Gubernur Jenderal Frederik s'Jacob yang berisi permintaan untuk mengasingkan GKR Ratu Kedaton dan Pangeran Timur Muhammad ke Manado, Sulawesi Utara.
Dalam pembuangan di Manado, Kanjeng Ratu Sekar Kedaton dan putranya tinggal di kampung Pondol, Wenang Selatan, Wenang, Manado hingga meninggal dunia. GKR Ratu Kedaton meninggal pada 25 Mei 1918, sedangkan Pangeran Timur Muhammad meninggal pada 12 Januari 1901.[1]
Referensi
- ^ a b c d Makam ratu dan pangeran Yogyakarta di Manado. musabab.com. 3 November 2017. Diakses tanggal 22/07/2019
- ^ "Raja Raja | Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat - Kraton Jogja". kratonjogja.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-07-23.