Lompat ke isi

Banglarangan, Ampelgading, Pemalang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Penambahan pengertian
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 15: Baris 15:
'''Banglarangan''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Ampelgading, Pemalang|Ampelgading]], [[Kabupaten Pemalang|Pemalang]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]].
'''Banglarangan''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Ampelgading, Pemalang|Ampelgading]], [[Kabupaten Pemalang|Pemalang]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]].



{{Ampelgading, Pemalang}}

'''ASAL USUL NAMA DESA BANGLARANGAN'''


Bermula dari Legenda Desa. Pada saat itu Desa Banglarangan adalah sebuah dusun kecil yang dihuni salah seorang bernama Kyai Bondan Larangan. Karena dusun kecil tersebut terbelah menjadi dua oleh sungai Comal, maka Dusun menjadi semakin kecil / sempit. Konon penghuni dusun tersebut ( Kyai Bondan Larangan ) kesal dan sungai comal ia lompati. Beliau merupakan manusia raksasa yang sakti, hinggan akhirnya sungai Comal tersebut mati, dilarang membelah Dusun. Sungai mati itu selanjutnya disebut Kubang. Dari kata Kubang dan kata Larangan dari nama sang Kyai tersebut menjadi nama Desa Bang Larangan. Hingga sekarang pun bekas sungai Comal yang mati tersebut masih berbentuk, berkelok-kelok bagaikan ular sedang berjalan.



{{kelurahan-stub}}
{{kelurahan-stub}}

Revisi per 8 Agustus 2019 07.41

Banglarangan
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenPemalang
KecamatanAmpelgading
Kode pos
52364
Kode Kemendagri33.27.11.2010 Edit nilai pada Wikidata
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²

Banglarangan adalah desa di kecamatan Ampelgading, Pemalang, Jawa Tengah, Indonesia.


ASAL USUL NAMA DESA BANGLARANGAN


Bermula dari Legenda Desa. Pada saat itu Desa Banglarangan adalah sebuah dusun kecil yang dihuni salah seorang bernama Kyai Bondan Larangan. Karena dusun kecil tersebut terbelah menjadi dua oleh sungai Comal, maka Dusun menjadi semakin kecil / sempit. Konon penghuni dusun tersebut ( Kyai Bondan Larangan ) kesal dan sungai comal ia lompati. Beliau merupakan manusia raksasa yang sakti, hinggan akhirnya sungai Comal tersebut mati, dilarang membelah Dusun. Sungai mati itu selanjutnya disebut Kubang. Dari kata Kubang dan kata Larangan dari nama sang Kyai tersebut menjadi nama Desa Bang Larangan. Hingga sekarang pun bekas sungai Comal yang mati tersebut masih berbentuk, berkelok-kelok bagaikan ular sedang berjalan.