Lompat ke isi

Sabam Siagian: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
Baris 1: Baris 1:
{{Nama Batak|[[Suku Batak Toba|Toba]]|[[Siagian]]}}
{{Nama Batak|[[Suku Batak Toba|Toba]]|[[Siagian]]}}


'''Sabam Pandapotan Siagian''' ({{lahirmati|[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]|4|5|1932|[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]|3|6|2016}}) adalah wartawan Indonesia dan Duta Besar RI di [[Australia]] periode [[1967]]-[[1973]]<ref>[http://www.pdat.co.id/hg/apasiapa/html/S/ads,20030630-149,S.html "Apa dan Siapa: Sabam Siagian"]</ref>. Sabam meninggal dunia dalam usia 84 tahun di RS. Siloam Semanggi<ref>[http://www.arah.com/article/4406/wartawan-senior-sabam-siagian-berpulang.html Wartawan Senior Sabam Siagian Meninggal] Arah.com, tanggal 3 Juni 2016. Diakses tanggal 3 Juni 2016.</ref>
'''Sabam Pandapotan Siagian''' ({{lahirmati|[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]|4|5|1932|[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]|3|6|2016}}) adalah wartawan Indonesia dan Duta Besar RI di [[Australia]] periode [[1991|1991 - 1995]]<ref>[http://www.pdat.co.id/hg/apasiapa/html/S/ads,20030630-149,S.html "Apa dan Siapa: Sabam Siagian"]</ref>. Sabam meninggal dunia dalam usia 84 tahun di RS. Siloam Semanggi<ref>[http://www.arah.com/article/4406/wartawan-senior-sabam-siagian-berpulang.html Wartawan Senior Sabam Siagian Meninggal] Arah.com, tanggal 3 Juni 2016. Diakses tanggal 3 Juni 2016.</ref>


Karena orangtuanya menginginkan dia menjadi sarjana hukum – selain pendeta – ia masuk ke Fakultas Hukum dan Ilmu-ilmu Sosial [[Universitas Indonesia]]. Karena tidak terlalu tertarik ia memutuskan untuk pindah ke Akademi Dinas Luar Negeri (ADLN) yang akhirnya tidak selesai juga. Sempat mengikuti pendidikan ilmu politik di [[Vanderbilt University]], [[Nashville]], [[Tennessee]], [[Amerika Serikat]], tetapi itu pun tidak ia selesaikan. Kemudian pada [[1978]], ia mengikuti program Nieman Fellow for Journalism dari [[Harvard University]], [[Cambridge]], [[Massachusetts]], [[Amerika Serikat]].
Karena orangtuanya menginginkan dia menjadi sarjana hukum – selain pendeta – ia masuk ke Fakultas Hukum dan Ilmu-ilmu Sosial [[Universitas Indonesia]]. Karena tidak terlalu tertarik ia memutuskan untuk pindah ke Akademi Dinas Luar Negeri (ADLN) yang akhirnya tidak selesai juga. Sempat mengikuti pendidikan ilmu politik di [[Vanderbilt University]], [[Nashville]], [[Tennessee]], [[Amerika Serikat]], tetapi itu pun tidak ia selesaikan. Kemudian pada [[1978]], ia mengikuti program Nieman Fellow for Journalism dari [[Harvard University]], [[Cambridge]], [[Massachusetts]], [[Amerika Serikat]].

Revisi per 11 Agustus 2019 08.20

Sabam Pandapotan Siagian (4 Mei 1932 – 3 Juni 2016) adalah wartawan Indonesia dan Duta Besar RI di Australia periode 1991 - 1995[1]. Sabam meninggal dunia dalam usia 84 tahun di RS. Siloam Semanggi[2]

Karena orangtuanya menginginkan dia menjadi sarjana hukum – selain pendeta – ia masuk ke Fakultas Hukum dan Ilmu-ilmu Sosial Universitas Indonesia. Karena tidak terlalu tertarik ia memutuskan untuk pindah ke Akademi Dinas Luar Negeri (ADLN) yang akhirnya tidak selesai juga. Sempat mengikuti pendidikan ilmu politik di Vanderbilt University, Nashville, Tennessee, Amerika Serikat, tetapi itu pun tidak ia selesaikan. Kemudian pada 1978, ia mengikuti program Nieman Fellow for Journalism dari Harvard University, Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat.

Sepulang dari New York, Amerika Serikat, ia ingin terjun ke bisnis, karena Sabam merasa sudah memiliki koneksi di Amerika. Tetapi waktu itu, Sinar Harapan sedang melakukan reorganisasi besar-besaran. Kebetulan, ayahnya, Pendeta Siagian, salah satu pemegang sahamnya sehingga akhirnya untuk pertama kalinya ia terjun ke dunia jurnalisme yang sesungguhnya.

Selain itu pada tahun 1950-an, ia pernah mengelola majalah milik Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI). Kemudian bersama beberapa teman, antara lain Wicaksono dan Alwi Dahlan, ia ikut menggagaskan penndirian Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia.

Pada pertengahan tahun 1960-an, ia bekerja di bagian riset perwakilan Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Ia juga menyandang tanda kehormatan bintang jasa utama. Setelah usai dari karier diplomat-nya ia kembali ke dunia pers dan berkutat di Suara Pembaruan sebagai presiden komisaris dan The Jakarta Post dan termasuk dalam Dewan Tajuk Rencana. Ia juga menjadi ketua Indonesia-Australia Business Council selama nenerapa waktu.

Pada 1983, ia kerap mengupas masalah internasional di The Jakarta Post, koran berbahasa Inggris yang turut didirikannya. Sebagai jurnalis senior, ia tentunya banyak bergaul dengan kalangan diplomat di Jakarta.

Rujukan

  1. ^ "Apa dan Siapa: Sabam Siagian"
  2. ^ Wartawan Senior Sabam Siagian Meninggal Arah.com, tanggal 3 Juni 2016. Diakses tanggal 3 Juni 2016.

Pranara luar