Desa Adat Belaraghi: Perbedaan antara revisi
Telly Rohy (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Telly Rohy (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
'''Desa Adat Belaraghi''' merupakan salah satu potensi warisan budaya yang terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Timur, tepatnya terdapat di Kampung Bela Baru, Desa Keligejo, Kecamatan Aimere, [[Kabupaten Ngada]]. Lokasi asli Desa adat Belaraghi adalah di puncak bukit Bela, namun karena terjadi musibah kebakaran yang terjadi pada tahun 1950-an, penduduk Desa Belaraghi berpindah ke lokasi yang ditempati sekarang. Struktur Desa Adat Belaraghi berbentuk memanjang, datar, dan naik ke arah perbukitan. Di sebelah kanan dan kiri Desa berupa lereng perbukitan, di depan Desa berupa jalan utama, dan di belakang Desa berupa lahan pertanian dengan jalan setapak menuju bekas Desa Belaraghi lama di puncak bukit. |
'''Desa Adat Belaraghi''' merupakan salah satu potensi warisan budaya yang terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Timur, tepatnya terdapat di Kampung Bela Baru, Desa Keligejo, Kecamatan Aimere, [[Kabupaten Ngada]]. Lokasi asli Desa adat Belaraghi adalah di puncak bukit Bela, namun karena terjadi musibah kebakaran yang terjadi pada tahun 1950-an, penduduk Desa Belaraghi berpindah ke lokasi yang ditempati sekarang. Struktur Desa Adat Belaraghi berbentuk memanjang, datar, dan naik ke arah perbukitan. Di sebelah kanan dan kiri Desa berupa lereng perbukitan, di depan Desa berupa jalan utama, dan di belakang Desa berupa lahan pertanian dengan jalan setapak menuju bekas Desa Belaraghi lama di puncak bukit. |
||
Desa adat Belaraghi dihuni oleh tiga suku adat yakni suku ''Belah, Bawa, dan Fu’i.'' Masing-masing rumah adat memiliki nama-nama yang berbeda, diantaranya adalah ''Kaka, Sapu, Sa‘olobo, Ka'kafu’u, Ka’kalobo,'' dan ''Sa’odoro''. |
Desa adat Belaraghi dihuni oleh tiga suku adat yakni suku ''Belah, Bawa, dan Fu’i.'' Masing-masing rumah adat memiliki nama-nama yang berbeda, diantaranya adalah ''Kaka, Sapu, Sa‘olobo, Ka'kafu’u, Ka’kalobo,'' dan ''Sa’odoro''. |
||
Jumlah rumah di Desa Adat Belaraghi yaitu sebanyak 30 rumah dengan penempatan rumah adat adalah berhadap-hadapan. Satu deret berada di sisi kanan dan satu deret berada di sisi kiri. Di tengah-tengah perumahan merupakan ruang aktivitas warga dalam kegiatan adat sekaligus sebagai jalan keluar dan masuk perkampungan Desa Belaraghi. Warga Desa Belaraghi mempunyai komitmen untuk mempertahankan bentuk rumah mereka untuk tidak merubah tradisi. Bahan Rumahnya masih berbahan alami yaitu berupa kayu, bambu, alang-alang serpihan batu alam. |
Jumlah rumah di Desa Adat Belaraghi yaitu sebanyak 30 rumah dengan penempatan rumah adat adalah berhadap-hadapan. Satu deret berada di sisi kanan dan satu deret berada di sisi kiri. Di tengah-tengah perumahan merupakan ruang aktivitas warga dalam kegiatan adat sekaligus sebagai jalan keluar dan masuk perkampungan Desa Belaraghi. Warga Desa Belaraghi mempunyai komitmen untuk mempertahankan bentuk rumah mereka untuk tidak merubah tradisi. Bahan Rumahnya masih berbahan alami yaitu berupa kayu, bambu, alang-alang serpihan batu alam. |
||
Beberapa simbol penting yang harus ada pada rumah adat Belaraghi yaitu; patung manusia laki-laki, miniatur rumah dan serpihan serabut kelapa yang ditusuk dengan bilah-bilah bambu menyerupai huruf ‘Y’. |
Revisi per 22 Agustus 2019 06.04
Desa Adat Belaraghi merupakan salah satu potensi warisan budaya yang terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Timur, tepatnya terdapat di Kampung Bela Baru, Desa Keligejo, Kecamatan Aimere, Kabupaten Ngada. Lokasi asli Desa adat Belaraghi adalah di puncak bukit Bela, namun karena terjadi musibah kebakaran yang terjadi pada tahun 1950-an, penduduk Desa Belaraghi berpindah ke lokasi yang ditempati sekarang. Struktur Desa Adat Belaraghi berbentuk memanjang, datar, dan naik ke arah perbukitan. Di sebelah kanan dan kiri Desa berupa lereng perbukitan, di depan Desa berupa jalan utama, dan di belakang Desa berupa lahan pertanian dengan jalan setapak menuju bekas Desa Belaraghi lama di puncak bukit.
Desa adat Belaraghi dihuni oleh tiga suku adat yakni suku Belah, Bawa, dan Fu’i. Masing-masing rumah adat memiliki nama-nama yang berbeda, diantaranya adalah Kaka, Sapu, Sa‘olobo, Ka'kafu’u, Ka’kalobo, dan Sa’odoro.
Jumlah rumah di Desa Adat Belaraghi yaitu sebanyak 30 rumah dengan penempatan rumah adat adalah berhadap-hadapan. Satu deret berada di sisi kanan dan satu deret berada di sisi kiri. Di tengah-tengah perumahan merupakan ruang aktivitas warga dalam kegiatan adat sekaligus sebagai jalan keluar dan masuk perkampungan Desa Belaraghi. Warga Desa Belaraghi mempunyai komitmen untuk mempertahankan bentuk rumah mereka untuk tidak merubah tradisi. Bahan Rumahnya masih berbahan alami yaitu berupa kayu, bambu, alang-alang serpihan batu alam.
Beberapa simbol penting yang harus ada pada rumah adat Belaraghi yaitu; patung manusia laki-laki, miniatur rumah dan serpihan serabut kelapa yang ditusuk dengan bilah-bilah bambu menyerupai huruf ‘Y’.