Kiwari: Perbedaan antara revisi
←Membuat halaman berisi ''''Kiwari''' adalah Majalah ini berbahasa Sunda yang masuk dalam majalah kebudayaan yang terbit sebulan sekali sejak Juni 1957 sampai Mei 1958. Pendiri Majalah Keb...' |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
'''Kiwari''' adalah Majalah ini berbahasa Sunda yang masuk dalam [[majalah kebudayaan]] yang terbit sebulan sekali sejak Juni 1957 sampai Mei 1958. Pendiri Majalah Kebudayaan ini |
'''Kiwari''' adalah Majalah ini berbahasa Sunda yang masuk dalam [[majalah kebudayaan]] yang terbit sebulan sekali sejak Juni 1957 sampai Mei 1958. Pendiri Majalah Kebudayaan ini a sendiri, majalah ini juga memuat kembali cerita pantun [[Lutung Kasarung]] yang sebelumnya pernah dipublikasikan oleh [[Pleijte]] secara bersambung.<ref name=":0">{{Cite book|title=Ensiklopedi Jakarta : culture & heritage = budaya & warisan sejarah|url=https://www.worldcat.org/oclc/70850252|publisher=Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Dinas Kebudayaan dan Permuseuman|date=2005|location=[Jakarta]|isbn=9798682491|oclc=70850252|last=Yayasan Untuk Indonesia.|last2=Jakarta Raya (Indonesia). Dinas Kebudayaan dan Permuseuman.}}</ref> |
||
[[R. Sangkawa]] yang memiliki nama asli Rukash SW memuat tulisan tentang adanya aksara Sunda Kuna, yang umumnya beranggapan bahwa [[Aksara Sunda Kuno|aksara Sunda]] yang asli ialah [[Cacarakan]]. Nomor 7/8 majalah ini memuatkan Dasar Pamadegan B.P.B Kiwari yang disertai dengan uraiannya yang ditulis oleh Dodong Jiwapraja. Terapat pulai Esai lainnya seperti Kakayaan Batin Ki Sunda oleh Utuy Tatang Sontani yang telah dimuat dalam majalah ini dengan pendapatnya bahwa tokoh [[si Kabayan]] dan [[Sangkuriang (legenda)|Sangkuriang]] adalah dua antipoda yang bertentangan namun keduanya merupakan kekayaan batin orang Sunda. Kiwari berhasil memberikan garis pemikiran yang jelas dalam kehidupan [[kebudayaan Sunda]], karena secara sadar menempatkan diri dalam lingkungan nation Indonesia. |
[[R. Sangkawa]] yang memiliki nama asli Rukash SW memuat tulisan tentang adanya aksara Sunda Kuna, yang umumnya beranggapan bahwa [[Aksara Sunda Kuno|aksara Sunda]] yang asli ialah [[Cacarakan]]. Nomor 7/8 majalah ini memuatkan Dasar Pamadegan B.P.B Kiwari yang disertai dengan uraiannya yang ditulis oleh Dodong Jiwapraja. Terapat pulai Esai lainnya seperti Kakayaan Batin Ki Sunda oleh Utuy Tatang Sontani yang telah dimuat dalam majalah ini dengan pendapatnya bahwa tokoh [[si Kabayan]] dan [[Sangkuriang (legenda)|Sangkuriang]] adalah dua antipoda yang bertentangan namun keduanya merupakan kekayaan batin orang Sunda. Kiwari berhasil memberikan garis pemikiran yang jelas dalam kehidupan [[kebudayaan Sunda]], karena secara sadar menempatkan diri dalam lingkungan nation Indonesia.<ref name=":0" /> |
||
== Referensi == |
|||
<references /> |
Revisi per 7 September 2019 13.09
Kiwari adalah Majalah ini berbahasa Sunda yang masuk dalam majalah kebudayaan yang terbit sebulan sekali sejak Juni 1957 sampai Mei 1958. Pendiri Majalah Kebudayaan ini a sendiri, majalah ini juga memuat kembali cerita pantun Lutung Kasarung yang sebelumnya pernah dipublikasikan oleh Pleijte secara bersambung.[1]
R. Sangkawa yang memiliki nama asli Rukash SW memuat tulisan tentang adanya aksara Sunda Kuna, yang umumnya beranggapan bahwa aksara Sunda yang asli ialah Cacarakan. Nomor 7/8 majalah ini memuatkan Dasar Pamadegan B.P.B Kiwari yang disertai dengan uraiannya yang ditulis oleh Dodong Jiwapraja. Terapat pulai Esai lainnya seperti Kakayaan Batin Ki Sunda oleh Utuy Tatang Sontani yang telah dimuat dalam majalah ini dengan pendapatnya bahwa tokoh si Kabayan dan Sangkuriang adalah dua antipoda yang bertentangan namun keduanya merupakan kekayaan batin orang Sunda. Kiwari berhasil memberikan garis pemikiran yang jelas dalam kehidupan kebudayaan Sunda, karena secara sadar menempatkan diri dalam lingkungan nation Indonesia.[1]
Referensi
- ^ a b Yayasan Untuk Indonesia.; Jakarta Raya (Indonesia). Dinas Kebudayaan dan Permuseuman. (2005). Ensiklopedi Jakarta : culture & heritage = budaya & warisan sejarah. [Jakarta]: Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Dinas Kebudayaan dan Permuseuman. ISBN 9798682491. OCLC 70850252.