Lompat ke isi

I Love You, Om...: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Me iwan (bicara | kontrib)
k →‎Pranala luar: Perubahan kosmetika
Baris 37: Baris 37:
* {{id}} [http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/092006/17/0401.htm Cinta tak Lazim Gadis 11 Tahun @ pikiran-rakyat.com]
* {{id}} [http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/092006/17/0401.htm Cinta tak Lazim Gadis 11 Tahun @ pikiran-rakyat.com]
* {{en}} [http://www.thesupermovie.com/i-love-you-om I Love You, Om at TheSuperMovie]
* {{en}} [http://www.thesupermovie.com/i-love-you-om I Love You, Om at TheSuperMovie]

{{film-indo-stub}}


[[Kategori:Film Indonesia tahun 2006]]
[[Kategori:Film Indonesia tahun 2006]]


{{film-indo-stub}}

Revisi per 10 September 2019 15.07

I Love You, Om...
SutradaraWidy Wijaya
Ditulis olehAviv Elham
PemeranRachel Amanda
Restu Sinaga
Ira Wibowo
Karenina
Marchia Caroline
Nimaz Dewantary
Sakurta Ginting
Mike Muliadro
Teuku Shadiq
Emmie Lemu
Tanggal rilis
7 September 2006
Durasi.. menit
NegaraIndonesia

I Love You, Om... adalah sebuah film drama Indonesia yang diproduksi pada tahun 2006. Film yang disutradarai oleh Widy Wijaya ini dibintangi antara lain oleh Restu Sinaga, Rachel Amanda dan Ira Wibowo.

Sinopsis

Karena kehilangan sosok ayah dan kurangnya perhatian dari si ibu, Dion (Rachel Amanda) tumbuh menjadi anak yang sangat agresif. Sehingga apa yang dilakukannya nyaris tidak seperti anak di usianya yang baru menginjak dua belas tahun. Begitu pula dengan perasaan hatinya. Ia jatuh cinta pada Gaza (Restu Sinaga), 35 tahun, seorang tukang laundry langganan ibunya. Cinta ini mulanya hanya di pendam dan akhirnya Dion tidak kuasa membendungnya. Gaza yang sangat kecewa terhadap Nayla, mantan pacarnya yang telah menghianatinya, kini mendapatkan perhatian dari Dion. Perhatian ini akhirnya menumbuhkan benih-benih cinta. Tapi Gaza mencoba menutupinya. Karena buatnya perasaan ini memang harus di lawan. Tapi kekuatan cinta terus saja berontak dari logikanya.

Betapa hebatnya cinta dan betapa cinta tak punya mata. Gaza nyaris saja membalas cinta Dion. Tapi logikanya kembali bisa memenangkan dari perasaannya. Akibatnya, Dion harus menerima kehilangan Gaza dengan kematian yang tragis. Kematian yang sepertnya sebuah takdir untuk memisahkan cinta yang seharusnya tidak terjadi. Cinta memang buta tetapi Gaza harus punya mata. Seolah itulah jawaban dari kematian Gaza. Hingga kematian mengantarkan Dion kembali kepada masa kanak-kanaknya

Pranala luar