Lompat ke isi

Polusi asap Asia Tenggara 2019: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dragbo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Dragbo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 11: Baris 11:
| date =
| date =
| venue =
| venue =
| location = {{flag|Brunei}}<br>{{flag|Indonesia}}<br>{{flag|Malaysia}}<br>{{flag|Philippines}}<br>{{flag|Singapore}}<br>{{flag|Thailand}}
| location = {{flag|Brunei}}<br>{{flag|Indonesia}}<br>{{flag|Malaysia}}<br>{{flag|Filipina}}<br>{{flag|Singapura}}<br>{{flag|Thailand}}
| coordinates = <!-- {{coord|LAT|LON|region:XXXX_type:event|display=inline,title}} -->
| coordinates = <!-- {{coord|LAT|LON|region:XXXX_type:event|display=inline,title}} -->
| also known as =
| also known as =

Revisi per 22 September 2019 08.04

Polusi asap Asia Tenggara 2019
DurasiFebruari – Mei 2019 (Thailand)
Juni – September 2019 (negara lainnya)
Lokasi Brunei
 Indonesia
 Malaysia
 Filipina
 Singapura
 Thailand
HasilPenutupan sekolah di Malaysia
Pembatalan seluruh penerbangan Firefly antara Singapura dan Malaysia
TewasIndonesia:
2 meninggal karena infeksi saluran pernafasan.
PenangkapanIndonesia:
230 orang ditangkap karena diduga terlibat dalam pembakaran hutan dan lahan.[1]

Polusi asap Asia Tenggara 2019 adalah sebuah krisis polusi udara yang terjadi di beberapa negara di Asia Tenggara, yang meliputi Brunei, Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand.

Latar belakang

Polis asap disebabkan oleh pembakaran pertanian Indonesia di Sumatra dan Kalimantan,[2] serta kebakaran hutan di negara bagian Sarawak yang terletak di Malaysia,[3] Distrik Brunei-Muara yang terletak di Brunei,[4] East Coast Park of Singapore,[5] dan perladangan hutan di utara Thailand dengan lahan-lahan pertanian di Pa Phru Kuan Kreng, Provinsi Nakhon Si Thammarat Province, selatan Thailand.[6][7]

Negara yang terdampak

Brunei

Di Maret, sekitar 161 hektare (400 ekar) hutan di Berakas, Lambak Kanan, Rimba dan Garis Tungku di Distrik Brunei-Muara hancur akibat kebakaran.[4]

Indonesia

Jam Gadang di Bukittinggi, Sumatra Barat, Indonesia pada tanggal 17 September 2019.

Setelah polusi asap Asia Tenggara 2015 yang bermula di Indonesia, kebakaran hutan di negara tersebut kembali timbul pada bulan Juli. 42.740 hektare (105.600 ekar) lahan terbakar di sepanjang negara tersebut yang menyebabkan polusi asap lintas perbatasan yang menerjang Malaysia dan Singapura.[8]

Malaysia

Pada awal Februari, hutan dan lahan semak di Pahang mengalami kebakaran.[9] Pada Agustus, beberapa negara bagian dan teritori federal Malaysia seperti Kuala Lumpur, Negeri Sembilan, Penang, Putrajaya dan Selangor terdampak polusi asap dari Sumatra, Indonesia sementara negara bagian Sarawak terdampak oleh kebakaran di negara bagian tersebut sejak Juli dan dari wilayah tetangga Kalimantan, Indonesia dari Agustus.[3][10][11]

Singapura

Pada awal Agustus, Singapura mulai mengalami polusi asap setelah titik-titik panas terdeteksi di Sumatra Tengah dan Kalimantan Selatan.[12] 555 vegetasi yang terbakar di Singapura juga dilaporkan pada paruh pertama 2019,[13] dengan satu kasus dilaporkan di East Coast Park.[5]

Thailand

Pada awal Maret, kawasan di utara Thailand terdampak oleh polusi asap dari kebakaran hutan di Chiang Mai dan Chiang Rai serta dari perbatasan dengan Myanmar.[6][14] Jutaan hektar lahan hutan di provinsi-provinsi Chiang Mai, Chiang Rai, Lampang, Lamphun, Mae Hong Son, Nan, Phayao, Phrae dan Tak hancur.[15]

Pada Juli, sekitar 2,31888 hektare (5,7301 ekar) hutan dan lahan perladangan di Pa Phru Kuan Kreng, Provinsi Nakhon Si Thammarat dan kawasan sekitar di selatan Thailand hancur akibat kebakaran.[7]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Indonesian police arrest hundreds linked to forest fires". The Star. 19 September 2019. Diakses tanggal 19 September 2019. 
  2. ^ Linda Yulisman (14 August 2019). "Indonesia steps up fight against fires as hot spots increase". The Straits Times. Diakses tanggal 23 August 2019. 
  3. ^ a b Stephen Then (17 July 2019). "Forest fires flare up again in parts of Sarawak". The Star. Diakses tanggal 23 August 2019. 
  4. ^ a b Rasidah Hj Abu Bakar (22 March 2019). "Bomba: 161 hectares of forest destroyed by fire in past week". The Scoop. Diakses tanggal 23 August 2019. 
  5. ^ a b "Vegetation fire the size of 2 football fields breaks out near East Coast Park". Today Online. 13 August 2019. Diakses tanggal 23 August 2019. 
  6. ^ a b "Thailand's North choking on toxic haze from fires". The Straits Times. 12 March 2019. Diakses tanggal 23 August 2019. 
  7. ^ a b Asaree Thaitrakulpanich (22 August 2019). "Weeks of Fire Destroyed Almost 14,500 Rai of Forest and Farms in Southern Thailand". Khaosod English. Diakses tanggal 23 August 2019. 
  8. ^ Hans Nicholas Jong (6 August 2019). "Haze from forest fires, Indonesia's national 'embarrassment', is back". Mongabay. Diakses tanggal 23 August 2019. 
  9. ^ T. N. Alagesh (26 February 2019). "40ha of Pahang forest, peat land on fire [NSTTV]". New Straits Times. Diakses tanggal 23 August 2019. 
  10. ^ Rachel Tay (2 August 2019). "The haze is making a comeback in August, and some Malaysian regions are already affected". Business Insider Malaysia. Diakses tanggal 23 August 2019. 
  11. ^ Stephen Then (18 August 2019). "More hotspots in Kalimantan may bring widespread transboundary haze to S'wak". The Star. Diakses tanggal 23 August 2019. 
  12. ^ "After record warm July, time to brace for occasional haze in August". Today Online. 1 August 2019. Diakses tanggal 23 August 2019. 
  13. ^ Nabilah Awang (17 August 2019). "Explainer: Why vegetation fires in Singapore in first half of the year surged to 3-year high". Today Online. Diakses tanggal 23 August 2019. 
  14. ^ "Chiang Mai has world's worst air quality as fires rage in the north". The Thaiger. 12 March 2019. Diakses tanggal 23 August 2019. 
  15. ^ Tossapol Boonpat (13 April 2019). "Forest fires destroy 2.7 million rai of land whilst Chiang Mai is back on top". The Thaiger. Diakses tanggal 23 August 2019.