Lompat ke isi

Joseon: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Taman Renyah (bicara | kontrib)
k tambah
Taman Renyah (bicara | kontrib)
tambah
Baris 80: Baris 80:


Pendiri Joseon adalah Yi Seong-gye yang diangkat jadi [[Taejo dari Joseon|Raja Taejo]]. Ia adalah seorang anggota [[Yi (nama Korea)|klan Yi]] dari [[Jeonju]] yang melakukan kudeta terhadap [[Woo dari Goryeo|Raja Woo]] dari [[Goryeo]]. Yi Seong-gye terkenal sebagai ahli militer cerdik dalam memimpin perang terhadap [[wokou|bajak laut Jepang]] yang mengganggu perairan Korea. Ia memindahkan ibukota dari Gaegyeong (kini [[Gaeseong]]) ke [[Seoul|Hanseong]] dan mendirikan [[Gyeongbokgung|istana Gyeongbok]] tahun [[1394]]. Suksesi secara [[patrilineal]] dari Raja Taejo tidak pernah terputus sampai zaman moderen. Penguasa terakhir, [[Sunjong dari Korea|Sunjong]], atau Kaisar Yungheui yang diturunkan secara paksa oleh militer Jepang sebagai kepala negara pada tahun [[1910]]. Penerus garis keturunan raja dari Dinasti Joseon pada saat ini hanyalah keturunan dari [[Yeongchinwang]] (Putra Mahkota Uimin) dan [[Uichinwang]] (Pangeran Uihwa) yang merupakan adik Sunjong.
Pendiri Joseon adalah Yi Seong-gye yang diangkat jadi [[Taejo dari Joseon|Raja Taejo]]. Ia adalah seorang anggota [[Yi (nama Korea)|klan Yi]] dari [[Jeonju]] yang melakukan kudeta terhadap [[Woo dari Goryeo|Raja Woo]] dari [[Goryeo]]. Yi Seong-gye terkenal sebagai ahli militer cerdik dalam memimpin perang terhadap [[wokou|bajak laut Jepang]] yang mengganggu perairan Korea. Ia memindahkan ibukota dari Gaegyeong (kini [[Gaeseong]]) ke [[Seoul|Hanseong]] dan mendirikan [[Gyeongbokgung|istana Gyeongbok]] tahun [[1394]]. Suksesi secara [[patrilineal]] dari Raja Taejo tidak pernah terputus sampai zaman moderen. Penguasa terakhir, [[Sunjong dari Korea|Sunjong]], atau Kaisar Yungheui yang diturunkan secara paksa oleh militer Jepang sebagai kepala negara pada tahun [[1910]]. Penerus garis keturunan raja dari Dinasti Joseon pada saat ini hanyalah keturunan dari [[Yeongchinwang]] (Putra Mahkota Uimin) dan [[Uichinwang]] (Pangeran Uihwa) yang merupakan adik Sunjong.

Selama rezimnya, Joseon memimpin penuh Korea, menganut paham [[Konfusianisme]] dan menerapkannya dalam masyarakat, mengimpor dan mengadopsi [[kebudayaan]] Tionghoa. Pada saat inilah Korea mencapai kegemilangan dalam bidang [[budaya]], [[literature]], dan [[ilmu pengetahuan]]. Namun demikian Joseon mengalami kemunduran serius di akhir abad ke-16 sampai awal abad ke-17 akibat [[Invasi Jepang atas Korea (1592-1598)|invasi Jepang]] dan [[Invasi Manchu Pertama atas Korea|invasi Dinasti Qing]]. Hal itu menyebabkan Joseon mulai menjalani [[isolasionis|kebijakan isolasi]] terhadap dunia luar sehingga dikenal sebagai [[Kerajaan Pertapa]]. Joseon perlahan membuka diri pada abad ke-18, namun menghadapi perselisihan internal, tekanan asing, serta pemberontakan dalam negeri sehingga menjelang akhir abad ke-19, Joseon mulai kehilangan kecakapannya. Pada tahun [[1895]], Joseon dipaksa menandatangani dokumen kemerdekaan dari [[Dinasti Qing]] setelah kemenangan Jepang dalam [[Perang Sino-Jepang Pertama]] serta [[Perjanjian Damai Shimonoseki]]. Pada tahun 1897-1910, Joseon secara umum dikenal sebagai [[Kekaisaran Korea]] untuk menandakan bahwa Joseon tidak lagi berada dalam kekuasaan Dinasti Qing. Kekaisaran Jepang mengakhiri era Dinasti Joseon pada tahun 1910 saat Raja Gojong dipaksa menandatangani [[Perjanjian Aneksasi Jepang – Korea]].

Masa Dinasti Joseon telah meninggalkan warisan yang sangat berpengaruh bagi wajah Korea moderen; etiket dan norma-norma budaya, perilaku bermasyarakat, dan juga bahasa Korea moderen dan dialeknya berakar dari pola pemikiran tradisional periode ini.

== Sejarah ==
=== Awal perkembangan===





Revisi per 24 Juli 2008 08.39

Kerajaan Joseon

대조선국 (大朝鮮國)
조선왕조 (朝鮮王朝)
1392–1897
Lambang Kerajaan Joseon
Teritori Joseon setelah penaklukkan Jurchen oleh Raja Sejong
Teritori Joseon setelah penaklukkan Jurchen oleh Raja Sejong
Ibu kotaHanseong
Bahasa yang umum digunakanKorea
Agama
Neo-Konfusianisme
PemerintahanMonarki
Wang 
• 1392 - 1398
Taejo (pertama)
• 1863 - 1897
Gojong (terakhir)1
Yeong-uijeong 
• 1431 - 1449
Hwang Hui
• 1466 - 1472
Han Myeonghoe
• 1592 - 1598
Ryu Seongryong
• 1894
Kim Hongjip
Era SejarahKerajaan
• Pemberontakan 1388
20 Mei 1388
• Penobatan Taejo
1392 1392
9 Oktober 1446
1592 - 1598
1636 - 1637
27 Februari 1876
• Perubahan jadi kekaisaran
12 Oktober 1897 1897
Didahului oleh
Digantikan oleh
Goryeo
ksrKekaisaran
Korea
1Menjadi Kekaisaran Korea tahun 1897
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Dinasti Joseon, Chosŏn, Chosun, Choseon (Juli 1392Agustus 1910), adalah sebuah negara berdaulat yang didirikan oleh Yi Seong-gye yang pada saat ini menjadi Korea. Dinasti Joseon bertahan selama 5 abad lebih. Pendirian Joseon terjadi setelah lengsernya Dinasti Goryeo yang beribukotakan di Gaeseong dan kemudian berpindah ke Hanyang. Wilayah Dinasti Joseon diperluas sampai batas Sungai Yalu dan Duman di paling utara setelah berhasil menaklukkan bangsa Jurchen. Joseon merupakan dinasti Konfusius yang terlama memerintah di dunia. Setelah pendeklarasian Kekaisaran Korea tahun 1894, masa kekuasaan dinasti ini berakhir saat dimulainya penjajahan Jepang tahun 1910.

Pendiri Joseon adalah Yi Seong-gye yang diangkat jadi Raja Taejo. Ia adalah seorang anggota klan Yi dari Jeonju yang melakukan kudeta terhadap Raja Woo dari Goryeo. Yi Seong-gye terkenal sebagai ahli militer cerdik dalam memimpin perang terhadap bajak laut Jepang yang mengganggu perairan Korea. Ia memindahkan ibukota dari Gaegyeong (kini Gaeseong) ke Hanseong dan mendirikan istana Gyeongbok tahun 1394. Suksesi secara patrilineal dari Raja Taejo tidak pernah terputus sampai zaman moderen. Penguasa terakhir, Sunjong, atau Kaisar Yungheui yang diturunkan secara paksa oleh militer Jepang sebagai kepala negara pada tahun 1910. Penerus garis keturunan raja dari Dinasti Joseon pada saat ini hanyalah keturunan dari Yeongchinwang (Putra Mahkota Uimin) dan Uichinwang (Pangeran Uihwa) yang merupakan adik Sunjong.

Selama rezimnya, Joseon memimpin penuh Korea, menganut paham Konfusianisme dan menerapkannya dalam masyarakat, mengimpor dan mengadopsi kebudayaan Tionghoa. Pada saat inilah Korea mencapai kegemilangan dalam bidang budaya, literature, dan ilmu pengetahuan. Namun demikian Joseon mengalami kemunduran serius di akhir abad ke-16 sampai awal abad ke-17 akibat invasi Jepang dan invasi Dinasti Qing. Hal itu menyebabkan Joseon mulai menjalani kebijakan isolasi terhadap dunia luar sehingga dikenal sebagai Kerajaan Pertapa. Joseon perlahan membuka diri pada abad ke-18, namun menghadapi perselisihan internal, tekanan asing, serta pemberontakan dalam negeri sehingga menjelang akhir abad ke-19, Joseon mulai kehilangan kecakapannya. Pada tahun 1895, Joseon dipaksa menandatangani dokumen kemerdekaan dari Dinasti Qing setelah kemenangan Jepang dalam Perang Sino-Jepang Pertama serta Perjanjian Damai Shimonoseki. Pada tahun 1897-1910, Joseon secara umum dikenal sebagai Kekaisaran Korea untuk menandakan bahwa Joseon tidak lagi berada dalam kekuasaan Dinasti Qing. Kekaisaran Jepang mengakhiri era Dinasti Joseon pada tahun 1910 saat Raja Gojong dipaksa menandatangani Perjanjian Aneksasi Jepang – Korea.

Masa Dinasti Joseon telah meninggalkan warisan yang sangat berpengaruh bagi wajah Korea moderen; etiket dan norma-norma budaya, perilaku bermasyarakat, dan juga bahasa Korea moderen dan dialeknya berakar dari pola pemikiran tradisional periode ini.

Sejarah

Awal perkembangan

Pranala luar