Citah: Perbedaan antara revisi
k namun (di tengah kalimat) → tetapi |
Xavikos808 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 4: | Baris 4: | ||
| status = VU |
| status = VU |
||
| status_system = IUCN3.1 |
| status_system = IUCN3.1 |
||
| status_ref =<ref |
| status_ref = <ref>[https://www.iucnredlist.org/species/219/50649567 Acinonyx jubatus]</ref> |
||
| image = Cheetah4.jpg |
| image = Cheetah4.jpg |
||
| image_width = 200px |
| image_width = 200px |
Revisi per 19 Oktober 2019 22.27
Citah | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Subfamili: | |
Genus: | Acinonyx Brookes, 1828
|
Spesies: | A. jubatus
|
Nama binomial | |
Acinonyx jubatus (Schreber, 1775)
|
Citah (Sanskerta: chitraka, berarti "berbintik" , bahasa Inggris: cheetah, bahasa Latin: Acinonyx jubatus) adalah anggota keluarga kucing (Felidae) yang berburu mangsa dengan menggunakan kecepatan dan bukan taktik mengendap-endap atau bergerombol. Hewan ini adalah hewan yang tercepat di antara hewan darat dan dapat mencapai kecepatan 110 km/jam dalam waktu singkat sampai 460 m, dengan akselerasi 0 – 100 km/jam dalam waktu 3,5 detik, lebih cepat dari beberapa mobil balap. Konon, selama bertahun-tahun citah hanya dikenal sebagai cerita hantu. Menurut cerita, binatang pemangsa besar dengan garis-garis mirip harimau pada tubuhnya ini sering membawa kabur orang-orang yang berada di perbatasan Mozambik. Penduduk di sana sering memberi julukan citah dengan "magwa".
Citah juga dikenal sebagai pemangsa paling efisien di bumi. Mengejar dan menerkam mangsa hanya ketika mangsa itu ada dalam jangkauannya. Hewan ini tergolong pintar dengan kemampuannya mendeteksi hewan yang paling lemah. Ia menjatuhkan korban bukan dengan menerkam seperti singa atau harimau. Tapi pada sentuhan kecil di kaki belakang korban yang sedang berlari kencang. Saat korban jatuh, citah kemudian menerkam tengkuk korban untuk kemudian selanjutnya dicengkram hingga kehabisan darah.
Meski terkenal sebagai pemburu menakutkan di padang Afrika, tetapi faktanya hanya 40% hingga 50% aktivitas berburunya yang membuahkan hasil. Pernah berkembang mitos bahwa kepanasan adalah penyebab mengapa citah gagal dalam berburu. Namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa citah yang mulai memakan mangsanya sesaat setelah berhasil berburu mengalami kenaikan temperatur tubuh dua kali lipat dibandingkan dengan citah yang menghentikan aktivitas berburunya.[2]
Referensi
Pranala luar
- (Inggris) Cheetah: Wildlife summary from the African Wildlife Foundation
- (Inggris) Cheetah Conservation Fund
- (Inggris) General information on cheetah
- (Inggris) Measuring the speed of a cheetah