Lompat ke isi

Kakatua jambul-jingga: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
AMA Ptk (bicara | kontrib)
AMA Ptk (bicara | kontrib)
Baris 24: Baris 24:
Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan dan penangkapan liar yang terus berlanjut untuk perdagangan, populasi yang terus menyusut serta persebaran burung ini sangat terbatas, kakatua jambul-jingga dievaluasikan sebagai kritis di dalam [[IUCN Red List]] dan didaftarkan dalam [[CITES]] Appendix I sejak [[12 Januari]] [[2005]].<ref name=r2/>
Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan dan penangkapan liar yang terus berlanjut untuk perdagangan, populasi yang terus menyusut serta persebaran burung ini sangat terbatas, kakatua jambul-jingga dievaluasikan sebagai kritis di dalam [[IUCN Red List]] dan didaftarkan dalam [[CITES]] Appendix I sejak [[12 Januari]] [[2005]].<ref name=r2/>


Di [[Indonesia]], kakatua jambul jingga dilindungi dalam Peraturan Pemerintah No.7/1999.<ref name=warta>{{cite journal|url=https://www.forda-mof.org/files/Warta_VI_no_1_2012.pdf|title=Kakatua Sumba (''Cacatua sulphurea cirinocristata'') Sebagai Satwa Endemik Pulau Sunda|volume=6|issue=1|year=2012|pages=1{{spaced ndash4}}|journal=Warta Cendana|issn=1979-8636|publisher=Balai Penelitian Kehutanan Kupang|location=[[Kupang]]}}</ref>
Di [[Indonesia]], kakatua jambul jingga dilindungi dalam Peraturan Pemerintah No.7/1999.<ref name=warta>{{cite journal|url=https://www.forda-mof.org/files/Warta_VI_no_1_2012.pdf|title=Kakatua Sumba (''Cacatua sulphurea cirinocristata'') Sebagai Satwa Endemik Pulau Sunda|volume=6|issue=1|year=2012|pages=1{{spaced ndash}}4|journal=Warta Cendana|issn=1979-8636|publisher=Balai Penelitian Kehutanan Kupang|location=[[Kupang]]}}</ref>


== Dalam budaya ==
== Dalam budaya ==

Revisi per 20 Oktober 2019 15.50

Kakatua Jambul-jingga
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
Subspesies:
C. s. citrinocristata
Nama trinomial
Cacatua sulphurea citrinocristata
(Fraser, 1844)

Kakatua jambul-jingga (kakatua cempaka) atau dalam nama ilmiahnya Cacatua sulphurea citrinocristata adalah burung berukuran sedang dari salah satu genus burung paruh bengkok, Kakatua (Cacatua). Kakatua jambul-jingga merupakan subspesies terkecil dari empat subspesies burung Kakatua-kecil Jambul-kuning. Burung ini hampir semua bulunya berwarna putih. Di kepalanya terdapat jambul berwarna jingga yang dapat ditegakkan dengan paruh abu-abu gelap, kuping bercak jingga, mata coklat-tua kehitaman dan kaki berwarna abu-abu. Bulu-bulu terbang dan ekor bagian bawah berwarna kuning. Burung betina serupa dengan burung jantan.

Habitat

Burung endemik Indonesia ini hanya ditemukan di hutan-hutan primer dan sekunder Pulau Sumba yang terletak di Kepulauan Sunda Kecil. Pakan burung kakatua jambul-jingga ini sama seperti jenis burung kakatua lainnya, terdiri dari biji-bijian, kacang, tanaman dan aneka buah-buahan. Burung ini bersarang di dalam lubang pohon.[1]

Status kelangkaan

Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan dan penangkapan liar yang terus berlanjut untuk perdagangan, populasi yang terus menyusut serta persebaran burung ini sangat terbatas, kakatua jambul-jingga dievaluasikan sebagai kritis di dalam IUCN Red List dan didaftarkan dalam CITES Appendix I sejak 12 Januari 2005.[2]

Di Indonesia, kakatua jambul jingga dilindungi dalam Peraturan Pemerintah No.7/1999.[3]

Dalam budaya

Kakatua jambul jingga merupakan salah satu dari antara motif dalam kain tenun Sumba. Ia digambar sebagai motif turun-temurun dari pendahulu masyarakat tempatan. Bagi masyarakat Sumba, kakaktua ini adalah simbol dari kebersamaan dan musyawarah.[4] Jauh sebelum adanya aturan perlindungan burung ini, kakatua jambul jingga adalah burung yang terlarang untuk diburu menurut adat tempatan. Ada sebuah peribahasa di Sumba tentang satwa ini: ambu kuru dunja mata da kaka, lakandoaka, ambu hambu lunja nggoru da buti lunggu ana (jangan menggendong burung kakatua dalam sarangnya dan jangan iri pada serkor monyet yang sedang menggendong anaknya). Karena penghormatan inilah, itu berpengaruh pada habitat mereka.[4]

Referensi

  1. ^ Cahill, A. J., Walker, J. S. & Marsden, S. J. "Recovery within a population of the Critically Endangered citron-crested cockatoo Cacatua sulphurea citrinocristata in Indonesia after 10 years of international trade control" (PDF). 
  2. ^ CONVENTION ON INTERNATIONAL TRADE IN ENDANGERED SPECIES OF WILD FAUNA AND FLORA, Thirteenth Meeting of the Conferences of the Parties Bangkok, Thailand, 3 to 14 October 2004.
  3. ^ "Kakatua Sumba (Cacatua sulphurea cirinocristata) Sebagai Satwa Endemik Pulau Sunda" (PDF). Warta Cendana. Kupang: Balai Penelitian Kehutanan Kupang. 6 (1): 1 – 4. 2012. ISSN 1979-8636. 
  4. ^ a b Aulia, Yuki; C., Siwi Yunita; Prasetyo, Aris (7 Oktober 2019). "Pelestarian Satwa dari Selembar Tenun Sumba". Kompas. Hlm. 1 & 11.