Lompat ke isi

Halusinogen: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 2: Baris 2:
'''Halusinogen''' adalah jenis [[narkoba]] yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang bersifat mengubah perasaan, pikiran dan seringkali menciptakan daya pandang yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat terganggu.<ref>[http://zenc.wordpress.com/2007/06/13/napza-narkotika-psikotropika-dan-zat-aditif/ Makalah tentang narkoba]</ref>
'''Halusinogen''' adalah jenis [[narkoba]] yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang bersifat mengubah perasaan, pikiran dan seringkali menciptakan daya pandang yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat terganggu.<ref>[http://zenc.wordpress.com/2007/06/13/napza-narkotika-psikotropika-dan-zat-aditif/ Makalah tentang narkoba]</ref>


Efek dari narkoba bila dikonsumsi dalam sekian dosis tertentu dapat mengakibatkan seseorang menjadi ber[[halusinasi]] dengan melihat suatu hal/benda yang sebenarnya tidak ada atau tidak nyata yg mantap
Efek dari narkoba bila dikonsumsi dalam sekian dosis tertentu dapat mengakibatkan seseorang menjadi ber[[halusinasi]] dengan melihat suatu hal/benda yang sebenarnya tidak ada atau tidak nyata
contohnya [[heroin]] dan [[LSD]].
contohnya [[heroin]] dan [[LSD]].



Revisi per 17 November 2019 22.31

Halusinogen adalah jenis narkoba yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang bersifat mengubah perasaan, pikiran dan seringkali menciptakan daya pandang yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat terganggu.[1]

Efek dari narkoba bila dikonsumsi dalam sekian dosis tertentu dapat mengakibatkan seseorang menjadi berhalusinasi dengan melihat suatu hal/benda yang sebenarnya tidak ada atau tidak nyata contohnya heroin dan LSD.

Efek halusinogen pada otak

Sejumlah zat dapat menyebabkan halusinasi yang dapat mengubah persepsi seseorang terhadap realita/kenyataan. Dengan awalnya mengganggu interaksi sel saraf dan serotonin neurotransmiter serotonin. Ini didistribusikan ke seluruh otak dan sumsum tulang belakang, di mana sistem serotonin terlibat dalam pengendalian sistem perilaku, perseptual, dan sistem tubuh. Ini juga mencakup perasaan, sensor lapar, suhu tubuh, perilaku seksual, kontrol otot, dan persepsi sensorik.

Referensi

  1. ^ Makalah tentang narkoba

Bacaan lanjutan