Djaduk Ferianto: Perbedaan antara revisi
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 157: | Baris 157: | ||
* [[Teater Gandrik]] |
* [[Teater Gandrik]] |
||
==Referensi== |
== Referensi == |
||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
||
Baris 170: | Baris 170: | ||
{{Normdaten}} |
{{Normdaten}} |
||
{{lifetime|1964||Ferianto, Djaduk}} |
{{lifetime|1964||Ferianto, Djaduk}} |
||
[[Kategori:Tokoh dari Kota Yogyakarta]] |
[[Kategori:Tokoh dari Kota Yogyakarta]] |
||
[[Kategori:Pemeran laki-laki Indonesia]] |
[[Kategori:Pemeran laki-laki Indonesia]] |
Revisi per 7 Desember 2019 14.49
Artikel ini membahas seorang tokoh yang baru saja meninggal. Beberapa informasi, terutama seputar sebab kematian dan pemakamannya, dapat berubah sewaktu-waktu. |
Djaduk Ferianto | |
---|---|
Djaduk Ferianto | |
Lahir | Gregorius Djaduk Ferianto 19 Juli 1964 Yogyakarta |
Meninggal | 13 November 2019 Yogyakarta | (umur 55)
Sebab meninggal | Serangan jantung |
Kebangsaan | Indonesia |
Pekerjaan | |
Tahun aktif | 1972–2019 |
Suami/istri | Bernadetta Petra |
Anak |
|
Orang tua |
|
Kerabat | Butet Kertaradjasa (kakak) |
Penghargaan |
|
Karier musik | |
Genre |
|
Artis terkait |
|
R.M. Gregorius Djaduk Ferianto (19 Juli 1964 – 13 November 2019) adalah seorang aktor, sutradara, dan musikus berkebangsaan Indonesia.[1] Ia adalah putra bungsu dari Bagong Kussudiardja, koreografer dan pelukis senior Indonesia, serta adik kandung dari Butet Kartaredjasa, aktor dan pemain teater asal Indonesia. Dalam bermusik, dia lebih berkonsentrasi pada penggalian musik-musik tradisi. Djaduk adalah salah satu anggota dari kelompok musik Kua Etnika, musik humor Sinten Remen, dan Teater Gandrik. Selain bermusik, dia juga menyutradarai beberapa pertunjukan teater dan menggarap ilustrasi musik untuk sinetron di televisi.[2][3]
Kehidupan pribadi
Djaduk lahir di Yogyakarta dari pasangan mastro tari Bagong Kussudiardja dan ibunya, Soetiana. Sejak tahun 1972, Djaduk sering menggarap illustrasi musik sinetron, jingle iklan, penata musik pementasan teater, hingga tampil bersama kelompoknya dalam pentas musik di berbagai negara. Ia bersama kelompoknya terkenal dengan eksplorasi berbagai alat dan benda sebagai instrumen musiknya.
Terlahir dengan nama Guritno, pemberian pamannya. Ayahnya, Bagong Kussudiardjo mengganti namanya dengan Djaduk yang artinya unggul. Ia selalu ditemani radio yang sering menyiarkan pertunjukan wayang. Tidak lupa juga buku cerita wayang yang selalu ada di sampingnya. Kemudian ia bercita-cita menjadi dalang, bahkan pernah belajar mendalang. Lingkungan masa kecilnya di Tedjakusuman, Yogyakarta yang dekat dengan kesenian sangat mendukung kariernya di bidang musik, juga teater.
Kiprah seni
Djaduk pernah mendirikan Kelompok Rheze yang tahun 1978 pernah dinobatkan sebagai Juara I Musik Humor tingkat Nasional, mendirikan Kelompok Musik Kreatif Wathathitha. Pada tahun 1995, bersama dengan kakaknya, Butet Kertaradjasa dan Purwanto, mendirikan Kelompok Kesenian Kua Etnika, yang merupakan penggalian atas musik etnik dengan pendekatan modern. Pada tahun 1997, Djaduk mengolah musik keroncong dengan mendirikan Orkes Sinten Remen.[4]
Salah satu hal yang pernah mengganjal Djaduk adalah label lokal dan nasional. Ia mengalami diskriminasi itu sejak 1979. Djaduk baru bisa masuk industri (nasional) tahun 1996, setelah muncul di acara Dua Warna RCTI. Maka ketika Djaduk banyak menerima job tingkat nasional, ia tetap bertahan sebagai orang lokal. Tak akan menetap atau berdomisili Jakarta, meski frekuensi tampil di ibu kota sangat tinggi. Djaduk dan kelompoknya tetap berada di Yogya.[5]
Festival dan Penghargaan
Festival | Kota, Negara | Tahun | Judul film | Penghargaan | Hasil |
---|---|---|---|---|---|
Festival Film Indonesia | Yogyakarta, Indonesia | 2012 | Soegija | Penata Musik Terbaik (Piala Citra) | Nominasi |
Festival Film Indonesia | Yogyakarta, Indonesia | 2012 | Soegija | Film Terbaik (Piala Citra) | Nominasi |
Piala Maya | Jakarta, Indonesia | 2012 | Soegija | Penata Musik Terbaik | Menang |
Festival Film Indonesia | Jakarta, Indonesia | 2009 | Jagad X Code | Penata Musik Terbaik (Piala Citra) | Nominasi |
Festival Film Indonesia | Bandung, Indonesia | 2008 | 3 Doa 3 Cinta | Penata Musik Terbaik (Piala Citra) | Nominasi |
Festival Film Asia Pasifik | Taipei, Taiwan | 1998 | Daun di Atas Bantal | Tata Musik Terbaik | Nominasi |
Festival Film Indonesia | Jakarta, Indonesia | 2004 | Petualangan Sherina | Pemeran Pembantu Pria Terbaik (Piala Citra) | Nominasi |
Sumber | https://www.indonesianfilmcenter.com/profil/index/director/989/djaduk-ferianto |
Wafat
Djaduk meninggal dunia pada usia 55 tahun di Bantul, Yogyakarta.[6][7]
Filmografi
- Petualangan Sherina (2000)
- Koper (2006)
- Jagad X Code (2009)
- Cewek Saweran (2011)
Diskografi
- Orkes Sumpeg Nang Ning Nong (bersama Kua Etnika,1997)
- Ritus Swara (bersama Kua Etnika, 2000)
- Parodi Iklan (bersama Orkes Sinten Remen, 2000)
- Komedi Putar (bersama Orkes Sinten Remen, 2002)
- Janji Palsu (bersama Orkes Sinten Remen, 2003)
- Maling Budiman (bersama Orkes Sinten Remen, 2006)
- Dia Sumber Gembiraku (Lagu Rohani, 2006)
- Pata Java (bersama Kua Etnika dan Pata Master Jerman)
Lihat pula
Referensi
- ^ "IdFilmCenter". www.indonesianfilmcenter.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-11-14.
- ^ "Sosok Djaduk Ferianto di Mata Dewa Budjana Juki Kill the DJ hingga Syaharani". kompas. Diakses tanggal 14-11-2019.
- ^ "Gregorius Djaduk Ferianto".
- ^ http://www.tokohindonesia.com/tokoh/article/283-direktori/3082-djaduk-ferianto
- ^ http://www.kapanlagi.com/indonesia/d/djaduk_ferianto/
- ^ "Seniman Djaduk Ferianto Meninggal". Tempo. 2019-11-13. Diakses tanggal 2019-11-12.
- ^ "Seniman Musik Djaduk Ferianto Meninggal Dunia". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2019-11-12.
Pranala luar
- (Indonesia) Djaduk Ferianto @ Taman Ismail Marzuki
- (Indonesia) Djaduk Ferianto di Indonesia Film Center
- (Indonesia) Merdeka.com: Profile Djaduk Ferianto
- (Indonesia) Kelola Art: Database Seniman
- (Indonesia) Tokoh Indonesia: Direktori
- (Indonesia) Djaduk Ferianto