Lompat ke isi

Siti Hutami Endang Adiningsih: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Firza Silvia (bicara | kontrib)
penambahan referensi dan perbaikan kesalahan ketik
Ratih Maharani (bicara | kontrib)
membetulkan kesalahan penulisan gelar
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 18: Baris 18:
}}
}}


'''Ir. Hj. Siti Hutami Endang Adiningsih, M.Si''' atau '''Mamiek Soeharto''' ({{lahirmati|[[Jakarta]]|23|8|1964}}) adalah putri bungsu mantan Presiden [[Soeharto]].Mamiek menikah dengan seorang insinyur bernama Pratikno Prayitno Singgih pada tahun 1988. Pernikahannya dikaruniai seorang anak bernama Wiratama Hadi Ramanto (Wira). Mamiek dan Pratikno akhirnya bercerai. Sementara putranya Wira berprestasi dengan menjadi pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) pada 17 Agustus 2007, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ke-62 RI di Istana Merdeka.
'''Ir. Hj. Siti Hutami Endang Adiningsih''' atau '''Mamiek Soeharto''' ({{lahirmati|[[Jakarta]]|23|8|1964}}) adalah putri bungsu mantan Presiden [[Soeharto]].Mamiek menikah dengan seorang insinyur bernama Pratikno Prayitno Singgih pada tahun 1988. Pernikahannya dikaruniai seorang anak bernama Wiratama Hadi Ramanto (Wira). Mamiek dan Pratikno akhirnya bercerai. Sementara putranya Wira berprestasi dengan menjadi pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) pada 17 Agustus 2007, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ke-62 RI di Istana Merdeka.
'''Mbak Mamiek''' panggilan akrabnya lebih memilih berkebun dan melestarikan berbagai jenis tanaman dibandingkan dengan terjun ke dalam partai [[politik]].
'''Mbak Mamiek''' panggilan akrabnya lebih memilih berkebun dan melestarikan berbagai jenis tanaman dibandingkan dengan terjun ke dalam partai [[politik]].
<ref>{{Cite web|url=https://republika.co.id/share/p5fcxq409|title=Mamiek Soeharto Pilih Berkebun daripada Terjun ke Politik|date=2018-03-12|website=Republika Online|access-date=2019-11-08}}</ref>
<ref>{{Cite web|url=https://republika.co.id/share/p5fcxq409|title=Mamiek Soeharto Pilih Berkebun daripada Terjun ke Politik|date=2018-03-12|website=Republika Online|access-date=2019-11-08}}</ref>

Revisi per 20 Desember 2019 08.28

Siti Hutami Endang Adiningsih
Berkas:Mamiek Soeharto 1964-1.jpg
Lahir23 Agustus 1964 (umur 60)
Indonesia Jakarta
Kebangsaan Indonesia
Nama lainMamiek Soeharto
PekerjaanPengusaha
Partai politik Partai Berkarya (sejak 2018)
Suami/istriPratikno Singgih (cerai)
AnakWiratama Hadi Rachmanto
Orang tuaSoeharto (bapak)
Siti Hartinah (ibu)
KerabatSiti Hardijanti Rukmana (kakak)
Sigit Harjojudanto (kakak)
Bambang Trihatmodjo (kakak)
Siti Hediati Hariyadi (kakak)
Hutomo Mandala Putra (kakak)

Ir. Hj. Siti Hutami Endang Adiningsih atau Mamiek Soeharto (lahir 23 Agustus 1964) adalah putri bungsu mantan Presiden Soeharto.Mamiek menikah dengan seorang insinyur bernama Pratikno Prayitno Singgih pada tahun 1988. Pernikahannya dikaruniai seorang anak bernama Wiratama Hadi Ramanto (Wira). Mamiek dan Pratikno akhirnya bercerai. Sementara putranya Wira berprestasi dengan menjadi pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) pada 17 Agustus 2007, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ke-62 RI di Istana Merdeka. Mbak Mamiek panggilan akrabnya lebih memilih berkebun dan melestarikan berbagai jenis tanaman dibandingkan dengan terjun ke dalam partai politik. [1]

Dirinya juga memiliki perhatian atas partisipasi wanita di parlemen. Salah satu yang disuarakan adalah keterwakilan 30 persen politikus perempuan di legislatif. Seperti diketahui pada pemilu 1999 yang merupakan pemilu pertama era reformasi, 44 perempuan atau 8,8 persen dari seluruh calon legistlatif melenggang ke DPR. Tahun 2004, jumlah perempuan yang masuk ke DPR bertambah 4,7 persen, menjadi 65 orang. Tahun 2009 jumlah perempuan yang masuk ke DPR mencapai angka tertinggi yaitu 17,86 persen. Tapi pada Pemilu 2014 turun ke posisi 17,32 persen, atau 97 dari 560 anggota legislatif. Mamiek Soeharto juga aktif dibidang kegiatan sosial dibawah naungan Yayasan Dharmais. Bersama kakaknya Siti Hardijanti Rukmana atau Mbak Tutut mereka membantu operasi katarak bagi masyarakat tidak mampu di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar). Mulai didirikan pada 1976 Yayasan ini memberi manfaat bagi 140.000 orang..[2]

Karier

Dibanding bisnis kakak-kakaknya, Mamiek Soeharto terjun sangat terlambat. Bisnis yang ia miliki sekarang hanya taman buah Mekar Sari seluas 3.000 hektar di Cileungsi, Bogor, Perkebunan kelapa sawit di Cileungsi, Bogor dan Sejumlah tanah di Kecamatan Jonggol. Tujuan taman ini sebagai sarana pendidikan bagi anak bangsa, pelestarian lingkungan, taman rekreasi edukatif dan mempromosikan riset mengenai botani. Taman Mekarsari didirikan pada tahun 1995.[3].

  1. ^ "Mamiek Soeharto Pilih Berkebun daripada Terjun ke Politik". Republika Online. 2018-03-12. Diakses tanggal 2019-11-08. 
  2. ^ Eko Sutriyanto (2019-04-12). "Yayasan Dharmais Gelar Operasi Katarak dan Bibir Sumbing Gratis di NTT". Tribunnews. 
  3. ^ "Taman Buah Mekar Sari, Pusat Pelestarian Buah-Buahan Terbesar Di Dunia". rencongpost.com. 2019-03-02. Diakses tanggal 2019-11-8.