Rammang-Rammang: Perbedaan antara revisi
Genahkan lagi |
Lagi |
||
Baris 2: | Baris 2: | ||
== Sejarah dan pengelolaannya == |
== Sejarah dan pengelolaannya == |
||
Kawasan karst Rammang-Rammang sempat ditawar untuk ditambang dan masyarakat sekitar sempat diiming-imingi jadi buruh dan karyawannya. Namun masyarakat tetap tidak gentar menolak.<ref name=hariankompas>{{aut|Aulia, Luki; Arman, Reny Sri Ayu}} (30 September 2019). "Kekayaan Ekowisata Menyelamatkan Kekayaan Karst". ''[[Kompas (surat kabar)|Kompas]]''. Hlm. 1 & 11.</ref> |
Kawasan karst Rammang-Rammang sempat ditawar untuk ditambang oleh perusahaan marmer dan masyarakat sekitar sempat diiming-imingi jadi buruh dan karyawannya. Namun masyarakat tetap tidak gentar menolak.<ref name=hariankompas>{{aut|Aulia, Luki; Arman, Reny Sri Ayu}} (30 September 2019). "Kekayaan Ekowisata Menyelamatkan Kekayaan Karst". ''[[Kompas (surat kabar)|Kompas]]''. Hlm. 1 & 11.</ref><ref name=detiktravel>{{cite news|title=Cerita Karst Rammang-rammang yang Nyaris Jadi Tambang|url=https://detik.com/travel/domestic-destination/d-4651897/cerita-karst-rammang-rammang-yang-nyaris-jadi-tambang|date=4 Agustus 2019|accessdate=23 Desember 2019|work=Detik Travel}}</ref> Sekitar 10 tahun sebelum 2019 itu, kawasan karst yang dilelang ialah sebesar 40 hektare untuk dieksplorasi. Selain masyarakat menolak karena tahu akibatnya yang merusak, kawasan ini sendiri juga telah dikelilingi oleh beberapa tambang semen dan salah satunya berjarak sekitar 4 km dari kawasan karst.<ref name=detiktravel/> Setelah bersatunya masyarakat menolak, warga berhasil menjadikan kawasan ini sebagai tempat wisata.<ref name=detiktravel/> |
||
== Galeri Foto == |
== Galeri Foto == |
Revisi per 23 Desember 2019 05.30
Rammang-Rammang adalah sebuah tempat di gugusan pegunungan karst (kapur) Maros-Pangkep. Letaknya di desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, sekitar 40 km di sebelah utara Kota Makassar.
Sejarah dan pengelolaannya
Kawasan karst Rammang-Rammang sempat ditawar untuk ditambang oleh perusahaan marmer dan masyarakat sekitar sempat diiming-imingi jadi buruh dan karyawannya. Namun masyarakat tetap tidak gentar menolak.[1][2] Sekitar 10 tahun sebelum 2019 itu, kawasan karst yang dilelang ialah sebesar 40 hektare untuk dieksplorasi. Selain masyarakat menolak karena tahu akibatnya yang merusak, kawasan ini sendiri juga telah dikelilingi oleh beberapa tambang semen dan salah satunya berjarak sekitar 4 km dari kawasan karst.[2] Setelah bersatunya masyarakat menolak, warga berhasil menjadikan kawasan ini sebagai tempat wisata.[2]