Disintegrasi: Perbedaan antara revisi
Tampilan
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Op straat worden oude krijgsdansen opgevoerd te Tondano Minahasa Celebes TMnr 10003465.jpg|jmpl|ka|200px|Gambar Tarian perang Kabasaran di [[Tondano]], [[Minahasa]]]] |
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Op straat worden oude krijgsdansen opgevoerd te Tondano Minahasa Celebes TMnr 10003465.jpg|jmpl|ka|200px|Gambar Tarian perang Kabasaran di [[Tondano]], [[Minahasa]]]] |
||
'''Disintegrasi''' adalah keadaan tidak bersatu padu yang menghilangnya keutuhan, atau persatuan serta menyebabkan perpecahan |
'''Disintegrasi''' adalah keadaan tidak bersatu padu yang menghilangnya keutuhan, atau persatuan serta menyebabkan perpecahan , kebalikan dari disintegrasi '''integrasi''' berarti penyatuan supaya menjadi suatu kebulatan atau menjadi utuh . |
||
. |
|||
.<ref name="artikata.com">{{cite web |
|||
| title = Definisi 'disintegrasi' |
| title = Definisi 'disintegrasi' |
||
| work = |
| work = |
Revisi per 3 Januari 2020 02.18
Disintegrasi adalah keadaan tidak bersatu padu yang menghilangnya keutuhan, atau persatuan serta menyebabkan perpecahan , kebalikan dari disintegrasi integrasi berarti penyatuan supaya menjadi suatu kebulatan atau menjadi utuh .
.
.[1]
Gejala Disintegrasi
Disintegrasi dalam masyarakat Indonesia ditandai oleh beberapa gejala, yang antara lain:[2]
- Tidak adanya persamaan pandangan (persepsi) antara anggota masyarakat mengenai tujuan yang semula dijadikan patokan oleh masing-masing anggota masyarakat.[2]
- Perilaku para warga masyarakat cenderung melawan/melanggar nilai-nilai dan norma-norma yang telah disepakati bersama.[2]
- Kerap kali terjadi pertentangan antara norma-norma yang ada di dalam masyarakat.[2]
- Nilai-nilai dan norma-norma yang ada di masyarakat tidak lagi difungsikan dengan baik dan maksimal sebagaimana mestinya.[2]
- Tidak adanya konsistensi dan komitmen bersama terhadap pelaksanaan sanksi bagi mereka yang melanggar norma-norma yang ada di masyarakat.[2]
- Kerap kali terjadinya proses-proses sosial di masyarakat yang bersifat disosiatif, seperti persaingan tidak sehat, saling fitnah, saling hasut, pertentangan antarindividu maupun kelompok, perang urat saraf, dan seterusnya.[2]
Penanggulangan Disintegrasi
Adapun kebijakan yang diperlukan guna memperkukuh upaya integrasi nasional adalah sebagai berikut:[3]
- Membangun dan menghidupkan terus komitmen, kesadaran dan kehendak untuk bersatu.[3]
- Menciptakan kondisi yang mendukung komitmen, kesadaran dan kehendak untuk bersatu dan membiasakan diri untuk selalu membangun konsensus.[3]
- Membangun kelembagaan (Pranata) yang berakarkan nilai dan norma yang menyuburkan persatuan dan kesatuan bangsa.[3]
- Merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkret, tegas dan tepat dalam aspek kehidupan dan pembangunan bangsa, yang mencerminkan keadilan bagi semua pihak, semua wilayah.[3]
- Upaya bersama dan pembinaan integrasi nasional memerlukan kepemimpinan yang arif dan efektif.[3]
Lihat pula
Referensi
- ^ "Definisi 'disintegrasi'". artikata.com. Diakses tanggal 2014-06-26.
- ^ a b c d e f g "Urgensi Reintegrasi Bangsa, Menuju Indonesia Bersatu dan Beradab!". bbbb. Kompasiana. 2012-11-02. Diakses tanggal 2014-06-26.
Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "Cipta Wardaya" didefinisikan berulang dengan isi berbeda - ^ a b c d e f "Pengembangan Strategi Pertahanan Untuk Menanggulangi Kemungkinan Disintegrasi Bangsa Dalam Rangka Meningkatkan Ketahanan Nasional". Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pertahanan RI. 2011-06-28. Diakses tanggal 2014-06-26.