Kue suami: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor menghilangkan referensi [ * ] |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
Suami adalah salah satu makanan khas dari Ambon yang terbuat dari ubi parut yang sudah diperas airnya dan dikukus. |
Suami adalah salah satu makanan khas dari Ambon yang terbuat dari ubi parut yang sudah diperas airnya dan dikukus. |
||
Bagi warga Ambon, dan Maluku secara keseluruhan, makanan suami sudah tak asing lagi bagi mereka. "Suami dijual di Ambon kira-kira sudah empat turunan," kata Mukmawati. |
Bagi warga Ambon, dan Maluku secara keseluruhan, makanan suami sudah tak asing lagi bagi mereka. "Suami dijual di Ambon kira-kira sudah empat turunan," kata Mukmawati. |
||
Tapi dia tidak tahu pasti siapa yang menamakan makanan itu dengan nama Suami. Menurut Mukmawati, di Bau-Bau, Sulawesi Tenggara, makanan ini dinamakan sangkola. Sedangkan di Cia-Cia dan Wanci, Sulawesi Tenggara, dinamakan suami.<ref>{{Cite web|url=https://gaya.tempo.co/read/198587/menikmati-suami-untuk-berbuka|title=Menikmati Suami untuk Berbuka|date=2009-09-17|website=Tempo|language=en|access-date=2020-01-09}}</ref> |
Tapi dia tidak tahu pasti siapa yang menamakan makanan itu dengan nama Suami. Menurut Mukmawati, di Bau-Bau, Sulawesi Tenggara, makanan ini dinamakan sangkola. Sedangkan di Cia-Cia dan Wanci, Sulawesi Tenggara, dinamakan suami.<ref>{{Cite web|url=https://gaya.tempo.co/read/198587/menikmati-suami-untuk-berbuka|title=Menikmati Suami untuk Berbuka|date=2009-09-17|website=Tempo|language=en|access-date=2020-01-09}}</ref> |
||
Setiap dua hari, Mukmawati membeli lima gepe ubi yang sudah diperas seharga Rp 100 ribu. Satu gepe berbentuk bundar diameternya 20-30 centimeter dan tebal sekitar 10 centimeter.<ref>{{Cite web|url=https://www.genpi.co/travel/21291/sstt-mau-makan-suami-yuk-ke-ambon|title=GenPI.co|website=GenPI.co|language=id|access-date=2020-01-09}}</ref> |
Setiap dua hari, Mukmawati membeli lima gepe ubi yang sudah diperas seharga Rp 100 ribu. Satu gepe berbentuk bundar diameternya 20-30 centimeter dan tebal sekitar 10 centimeter.<ref>{{Cite web|url=https://www.genpi.co/travel/21291/sstt-mau-makan-suami-yuk-ke-ambon|title=GenPI.co|website=GenPI.co|language=id|access-date=2020-01-09}}</ref> |
||
Sekali masak suami, ia membutuhkan 2-3 gepe ubi kayu. Setiap gepe bisa menghasilkan 35-50 pasang suami berbentuk kerucut dengan diameter sekitar 5 cm dan tinggi 7 cm. Satu buah (sepasang suami yang ditempelkan) dijual seharga Rp 2.000 atau tiga buah seharga Rp 5 ribu. |
Sekali masak suami, ia membutuhkan 2-3 gepe ubi kayu. Setiap gepe bisa menghasilkan 35-50 pasang suami berbentuk kerucut dengan diameter sekitar 5 cm dan tinggi 7 cm. Satu buah (sepasang suami yang ditempelkan) dijual seharga Rp 2.000 atau tiga buah seharga Rp 5 ribu. |
||
Suami biasanya dijual dalam tiga macam. Ada yang memakai gula, yang enak dimakan bersamaan dengan minum teh atau kopi. Ada yang yang terbuat memakai kelapa setengah tua. Yang ini enak dimakan memakai gula cair. |
Suami biasanya dijual dalam tiga macam. Ada yang memakai gula, yang enak dimakan bersamaan dengan minum teh atau kopi. Ada yang yang terbuat memakai kelapa setengah tua. Yang ini enak dimakan memakai gula cair. |
||
Sedangkan suami yang tidak memakai apa-apa, biasanya dimakan dengan lauk seperti ikan maupun colo-colo (sambal khasorang Ambon). Tentu, makanan ini cocok pula untuk penganan berbuka puasa. |
Sedangkan suami yang tidak memakai apa-apa, biasanya dimakan dengan lauk seperti ikan maupun colo-colo (sambal khasorang Ambon). Tentu, makanan ini cocok pula untuk penganan berbuka puasa. |
||
Suami biasanya dipasarkan di pasar Mardika dan Pasar Ruko Batu Merah. Dari berjualan suami selama Ramadhan, bisa mendapatkan untung berkisar Rp 15 ribu-Rp 20 ribu sehari. MOCHTAR TOUWE |
Suami biasanya dipasarkan di pasar Mardika dan Pasar Ruko Batu Merah. Dari berjualan suami selama Ramadhan, bisa mendapatkan untung berkisar Rp 15 ribu-Rp 20 ribu sehari. MOCHTAR TOUWE |
Revisi per 9 Januari 2020 08.06
Suami adalah salah satu makanan khas dari Ambon yang terbuat dari ubi parut yang sudah diperas airnya dan dikukus.
Bagi warga Ambon, dan Maluku secara keseluruhan, makanan suami sudah tak asing lagi bagi mereka. "Suami dijual di Ambon kira-kira sudah empat turunan," kata Mukmawati.
Tapi dia tidak tahu pasti siapa yang menamakan makanan itu dengan nama Suami. Menurut Mukmawati, di Bau-Bau, Sulawesi Tenggara, makanan ini dinamakan sangkola. Sedangkan di Cia-Cia dan Wanci, Sulawesi Tenggara, dinamakan suami.[1]
Setiap dua hari, Mukmawati membeli lima gepe ubi yang sudah diperas seharga Rp 100 ribu. Satu gepe berbentuk bundar diameternya 20-30 centimeter dan tebal sekitar 10 centimeter.[2]
Sekali masak suami, ia membutuhkan 2-3 gepe ubi kayu. Setiap gepe bisa menghasilkan 35-50 pasang suami berbentuk kerucut dengan diameter sekitar 5 cm dan tinggi 7 cm. Satu buah (sepasang suami yang ditempelkan) dijual seharga Rp 2.000 atau tiga buah seharga Rp 5 ribu.
Suami biasanya dijual dalam tiga macam. Ada yang memakai gula, yang enak dimakan bersamaan dengan minum teh atau kopi. Ada yang yang terbuat memakai kelapa setengah tua. Yang ini enak dimakan memakai gula cair.
Sedangkan suami yang tidak memakai apa-apa, biasanya dimakan dengan lauk seperti ikan maupun colo-colo (sambal khasorang Ambon). Tentu, makanan ini cocok pula untuk penganan berbuka puasa.
Suami biasanya dipasarkan di pasar Mardika dan Pasar Ruko Batu Merah. Dari berjualan suami selama Ramadhan, bisa mendapatkan untung berkisar Rp 15 ribu-Rp 20 ribu sehari. MOCHTAR TOUWE
referensi
- ^ "Menikmati Suami untuk Berbuka". Tempo (dalam bahasa Inggris). 2009-09-17. Diakses tanggal 2020-01-09.
- ^ "GenPI.co". GenPI.co. Diakses tanggal 2020-01-09.