Sarana Menara Nusantara: Perbedaan antara revisi
→Akuisisi: Penambahan informasi Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 33: | Baris 33: | ||
Namun, pada tahun 2014 terdapat perubahan pemegang saham disebabkan restrukturisasi pemegang saham.<ref name="okezone" /> Dua pemegang saham utama SMN telah menjual sahamnya dengan total nilai mencapai Rp13,68 triliun.<ref name="okezone" /> Perusahaan itu adalah pertama PT Tricipta Mandhala Gumilang yang menjual 1,7 miliar lembar saham di harga Rp 4.100 per saham.<ref name="okezone" /> Berarti total yang dijual ke dalam rupiah adalah Rp 6,979 triliun.<ref name="okezone" /> Kedua adalah PT Caturguwiratna Sumapala yang menjual sebanyak 1,64 miliar lembar saham (16,03 persen) dengan harga sama.<ref name="okezone" /> Dengan demikian, total transaksi Caturguwiratna mencapai Rp6,7 triliun.<ref name="okezone" /> Baik Caturguwiratna maupun Tricipta adalah dua perusahaan milik [[Djarum|Djarum Group]].<ref name="okezone" /> Dan mulai pada tahun 2014, Djarum melakukan konsolidasi saham kepada PT [[Sapta Adhikari Investama]].<ref name="okezone">{{cite news|url = http://economy.okezone.com/read/2014/09/12/278/1037990/dua-pemilik-towr-jual-saham-rp13-68-t|title = Dua Pemilik TOWR Jual Saham Rp 13,68 Triliun|publisher = [[Okezone]]|date = 12/09/2014}}</ref> |
Namun, pada tahun 2014 terdapat perubahan pemegang saham disebabkan restrukturisasi pemegang saham.<ref name="okezone" /> Dua pemegang saham utama SMN telah menjual sahamnya dengan total nilai mencapai Rp13,68 triliun.<ref name="okezone" /> Perusahaan itu adalah pertama PT Tricipta Mandhala Gumilang yang menjual 1,7 miliar lembar saham di harga Rp 4.100 per saham.<ref name="okezone" /> Berarti total yang dijual ke dalam rupiah adalah Rp 6,979 triliun.<ref name="okezone" /> Kedua adalah PT Caturguwiratna Sumapala yang menjual sebanyak 1,64 miliar lembar saham (16,03 persen) dengan harga sama.<ref name="okezone" /> Dengan demikian, total transaksi Caturguwiratna mencapai Rp6,7 triliun.<ref name="okezone" /> Baik Caturguwiratna maupun Tricipta adalah dua perusahaan milik [[Djarum|Djarum Group]].<ref name="okezone" /> Dan mulai pada tahun 2014, Djarum melakukan konsolidasi saham kepada PT [[Sapta Adhikari Investama]].<ref name="okezone">{{cite news|url = http://economy.okezone.com/read/2014/09/12/278/1037990/dua-pemilik-towr-jual-saham-rp13-68-t|title = Dua Pemilik TOWR Jual Saham Rp 13,68 Triliun|publisher = [[Okezone]]|date = 12/09/2014}}</ref> |
||
==Akuisisi== |
== Akuisisi == |
||
Pada bulan Mei 2018, SMN menyelesaikan pembelian seluruh saham Komet Infra Nusantara (KIN) dengan nilai Rp. 1,4 triliun. Lebih dari 50% menara telekomunikasi milik KIN terletak di luar Pulau Jawa.<ref name="akuisisikin">{{cite web |date= 4 Juni 2018|url =https://amp.kontan.co.id/news/sarana-menara-nusantara-towr-rampungkan-akuisisi-komet-infra-nusantara|title=Sarana Menara Nusantara (TOWR) rampungkan akuisisi Komet Infra Nusantara|publisher=KKontanco.id| accessdate = 16 Januari 2020}}</ref> |
Pada bulan Mei 2018, SMN menyelesaikan pembelian seluruh saham Komet Infra Nusantara (KIN) dengan nilai Rp. 1,4 triliun. Lebih dari 50% menara telekomunikasi milik KIN terletak di luar Pulau Jawa.<ref name="akuisisikin">{{cite web |date= 4 Juni 2018|url =https://amp.kontan.co.id/news/sarana-menara-nusantara-towr-rampungkan-akuisisi-komet-infra-nusantara|title=Sarana Menara Nusantara (TOWR) rampungkan akuisisi Komet Infra Nusantara|publisher=KKontanco.id| accessdate = 16 Januari 2020}}</ref> |
Revisi per 18 Januari 2020 04.27
Publik IDX: TOWR | |
Industri | Layanan Komunikasi |
Didirikan | Juni 2008 |
Kantor pusat | Jakarta, Indonesia |
Tokoh kunci | Ferdinandus Aming Santoso, CEO Tonny Kusnadi, Presiden Komisaris |
Pendapatan | Rp 5,867 trilliun (2018) |
Rp 3,790 trilliun (2018) | |
Rp 2,200 trilliun (2018) | |
Total aset | Rp 22,959 trilliun (2018) |
Total ekuitas | Rp 8,033 trilliun (2018) |
Karyawan | 1.007 (2017) |
Induk | Djarum |
Situs web | Sarana Menara Nusantara |
Sarana Menara Nusantara (SMN) adalah perseroan terbatas yang begerak di bidang investasi dan jasa penunjang telekomunikasi di Indonesia.[1] Perusahaan ini menyewakan dan merawat menara telekomunikasi nirkabel untuk para operator telekomunikasi di Indonesia.[2] Perusahaan ini pertama kali dibentuk pada Juni 2008 dan ditaksir sebagai operator independen menara telekomunikasi terbesar di Indonesia.[2] Kantor pusat perusahaan ini terletak di Jl. Ahmad Yani, Kudus. Pada 8 Maret 2010, SMN resmi melantai di Bursa Efek Indonesia dengan simbol TOWR.[2]
Semua kegiatan penyewaan menara dilakukan oleh anak perusahaan SMN, yakni PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), yang didirikan tahun 2003 dan telah mengoperasikan sekitar 18.100 menara telekomunikasi di Indonesia.[2]
Catatan laba
Pada tahun 2013, SMN mencatat laba bersih perusahaan berjumlah Rp 164,66 miliar turun dari 346,29 miliar pada tahun 2012.[3] Berarti jumlah prosentase peurunan sebesar 52,45%. Sebenarnya pendapatan perseroan pada tahun 2013 naik sebesar 41,14% yaitu menjadi Rp 3,19 triliun dibandingakan tahun 2012 sebesar Rp 2,27 triliun tetapi beban pokok yang ditanggung akibat beban penjualan dan pemasaran meningkat 41,59% menjadi Rp 338,59 miliar dari Rp 239,14 miliar.[3] Kerugian pada tahun 2013 pun ikut mempengaruhi dengan prosentase sebesar 192,46% menjadi Rp 948,28 miliar dari Rp 324,24 miliar.[3] Akibatnya, laba usaha perseroan merosot 21,07% menjadi Rp 775,32 miliar dari Rp 982,31 miliar.[3]
Pada tahun 2014 peningkatan laba bersih kembali meningkat hingga berjumlah Rp 840,66 miliar atau sebesar 398,87 persen dari laba sebelumnya sebesar Rp168,51 miliar di 2013.[4] Faktor kenaikan laba disebabkan kerugian yang turun drastis menjadi Rp275,42 miliar dari Rp 948,28 miliar di akhir 2013.[4]
Pemegang saham
Pemegang saham SMN hingga pada tahun 2013 di antaranya adalah Tricipta Mandhala Gumilang sebesar 16.68%, Caturguwiratna Sumapala sebesar 16,03%, Pershing Ltd Main Custody Account sebesar 6.32%, dan publik di bawah 5% sebesar 61,73%.[1]
Namun, pada tahun 2014 terdapat perubahan pemegang saham disebabkan restrukturisasi pemegang saham.[5] Dua pemegang saham utama SMN telah menjual sahamnya dengan total nilai mencapai Rp13,68 triliun.[5] Perusahaan itu adalah pertama PT Tricipta Mandhala Gumilang yang menjual 1,7 miliar lembar saham di harga Rp 4.100 per saham.[5] Berarti total yang dijual ke dalam rupiah adalah Rp 6,979 triliun.[5] Kedua adalah PT Caturguwiratna Sumapala yang menjual sebanyak 1,64 miliar lembar saham (16,03 persen) dengan harga sama.[5] Dengan demikian, total transaksi Caturguwiratna mencapai Rp6,7 triliun.[5] Baik Caturguwiratna maupun Tricipta adalah dua perusahaan milik Djarum Group.[5] Dan mulai pada tahun 2014, Djarum melakukan konsolidasi saham kepada PT Sapta Adhikari Investama.[5]
Akuisisi
Pada bulan Mei 2018, SMN menyelesaikan pembelian seluruh saham Komet Infra Nusantara (KIN) dengan nilai Rp. 1,4 triliun. Lebih dari 50% menara telekomunikasi milik KIN terletak di luar Pulau Jawa.[6]
Pada bulan November 2019, anak usaha SMN, Protelindo menyelesaikan akuisisi terhadap 1.000 menara milik Indosat dengan nilai Rp. 1,95 triliun.[7]
Referensi
- ^ a b "Transaksi Saham Sarana Menara Capai Rp 1 Triliun di Pasar Nego". Liputan 6.
- ^ a b c d (Inggris) Sarana Menara Nusantara. "SMN: About".
- ^ a b c d "2013, Laba Bersih Sarana Menara Nusantara Anjlok". Bisnis. 04/03/2014.
- ^ a b "Laba Bersih Sarana Menara Nusantara Meroket 398 Persen". Metro TV. 26/03/2015.
- ^ a b c d e f g h "Dua Pemilik TOWR Jual Saham Rp 13,68 Triliun". Okezone. 12/09/2014.
- ^ "Sarana Menara Nusantara (TOWR) rampungkan akuisisi Komet Infra Nusantara". KKontanco.id. 4 Juni 2018. Diakses tanggal 16 Januari 2020.
- ^ "Grup Djarum Tuntaskan Akuisisi Menara Telekomunikasi Indosat". Investor Daily Indonesia. 1 Desember 2019. Diakses tanggal 16 Januari 2020.