Lompat ke isi

Kisah si Bangau Putih: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Chipel (bicara | kontrib)
Chipel (bicara | kontrib)
Baris 4: Baris 4:


== Alur Cerita ==
== Alur Cerita ==
Kisah ini dimulai dengan kunjungan Tiong Khi Hwesio ([[Wan Tek Hoat]]) ke [[Istana Gurun Pasir]]. Keisengan mereka bertiga yang coba-coba menantang ganasnya badai pasir malah mempertemukan mereka dengan Tan Sin Hong kecil yang sedang mencoba menolong ibunya yang sudah meninggal. Mereka kemudian menolong anak ini dan memutuskan untuk mengangkatnya sebagai murid dan pewaris terakhir ilmu-ilmu sakti yang mereka miliki.


8 tahun kemudian, Si Cantik bengal [[Suma Lian]] yang sudah berusia 20-an mengunjungi Paman misannya si kembar [[Gak Jit Kong]] dan [[Gak Goat Kong]] (Sepasang Garuda dari Beng-san) untuk menyampaikan pesan suhunya Bu-beng Lo-kai [[Gak Bun Beng]], tidak dinyana kunjungannya malah membantu kedua pamannya selamat dari ancaman Hok Yan Cu (seorang tokoh Pat-kwa-kauw) dan Hek-sim Kui-bo (Nenek Iblis Berhati Hitam).


== Tokoh-tokoh ==
== Tokoh-tokoh ==

Revisi per 20 Agustus 2008 05.35

Kisah Si Bangau Putih merupakan episode ke-14 dari cerita silat fiksi Bu Kek Sian Su karya A. S. Kho Ping Hoo. Episode ini merupakan sambungan langsung dari episode sebelumnya Suling Naga dan kemudian akan dilanjutkan lagi ceritanya dalam episode ke-15 berjudul Kisah Si Bangau Merah.

Episode ini meski masih kental diwarnai oleh kiprah keluarga Pulau Es namun sebenarnya yang menjadi sentral dalam ceritanya adalah keluarga Istana Gurun Pasir. Cerita dalam episode ini memperjelas terkikisnya dominasi marga Suma (keluarga Pulau Es), Kao (keluarga Gurun Pasir), dan Kam (keluarga Suling Emas) mengingat keturunan terakhir mereka semuanya adalah perempuan. Tokoh sentral dalam cerita ini adalah Pendekar Bangau Putih Tan Sin Hong, Kao Hong Li, Suma Lian, dan Gu Hong Beng.

Alur Cerita

Kisah ini dimulai dengan kunjungan Tiong Khi Hwesio (Wan Tek Hoat) ke Istana Gurun Pasir. Keisengan mereka bertiga yang coba-coba menantang ganasnya badai pasir malah mempertemukan mereka dengan Tan Sin Hong kecil yang sedang mencoba menolong ibunya yang sudah meninggal. Mereka kemudian menolong anak ini dan memutuskan untuk mengangkatnya sebagai murid dan pewaris terakhir ilmu-ilmu sakti yang mereka miliki.

8 tahun kemudian, Si Cantik bengal Suma Lian yang sudah berusia 20-an mengunjungi Paman misannya si kembar Gak Jit Kong dan Gak Goat Kong (Sepasang Garuda dari Beng-san) untuk menyampaikan pesan suhunya Bu-beng Lo-kai Gak Bun Beng, tidak dinyana kunjungannya malah membantu kedua pamannya selamat dari ancaman Hok Yan Cu (seorang tokoh Pat-kwa-kauw) dan Hek-sim Kui-bo (Nenek Iblis Berhati Hitam).

Tokoh-tokoh

Protagonis

Antagonis

Figuran

Tempat-tempat

Lihat juga

Pranala luar