Lompat ke isi

Nashr bin Sayyar: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
01salsa00 (bicara | kontrib)
k menghapus templat
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 1: Baris 1:
'''Nasir bin Sayyar''' lahir pada 663 M dan merupakan gubernur [[Provinsi Khorasan|Khurasan]] terakhir dibawah [[Dinasti Umayyah]]. Ia diangkat menjadi gubernur Khurasan ketika berusia 74 tahun oleh Khalifah Al Malik dan menjabat sejak 120 H -- 130 H (738 M --748 M). Meski diangkat ketika berusia lanjut, wawasan dan ketajaman berpikirnya tidak diragukan. Dia berutang budi pada pendahulunya untuk menjabat dalam kondisi negara yang lumayan stabil sesudah kemenangan gubernur Khurasan sebelumnya, Asad ibn ‘Abdallah al-Qasri, yang berhasil mengalahkan Kekhaganan Turgesh pada perang Kharistan di Guzgan (kini Afganistan utara) pada akhir 737.<ref>{{Cite web|url=https://historia.id/agama/articles/bagaimana-islam-menyebar-di-xinjiang-DOwGw|title=Bagaimana Islam Menyebar di Xinjiang?|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=en|access-date=2020-02-22}}</ref>
'''Nasir bin Sayyar''' lahir pada 663 M dan merupakan gubernur [[Provinsi Khorasan|Khurasan]] terakhir dibawah [[Dinasti Umayyah]]. Ia diangkat menjadi gubernur Khurasan ketika berusia 74 tahun oleh Khalifah Al Malik dan menjabat sejak 120 H -- 130 H (738 M --748 M). Meski diangkat ketika berusia lanjut, wawasan dan ketajaman berpikirnya tidak diragukan. Dia berutang budi pada pendahulunya untuk menjabat dalam kondisi negara yang lumayan stabil sesudah kemenangan gubernur Khurasan sebelumnya, Asad ibn ‘Abdallah al-Qasri, yang berhasil mengalahkan Kekhaganan Turgesh pada perang Kharistan di Guzgan (kini Afganistan utara) pada akhir 737.<ref>{{Cite web|url=https://historia.id/agama/articles/bagaimana-islam-menyebar-di-xinjiang-DOwGw|title=Bagaimana Islam Menyebar di Xinjiang?|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=en|access-date=2020-02-22}}</ref>


Dia meninggal ketika pertempuran dengan Bani Abbasiyah semakin bergejolak di seluruh Khurasan. Ketika itu, Walid bin Yazid atau Walid II baru saja diangkat untuk menggantikan Khalifah Hisyam bin Abdul Malik wafat. Walid II dikenal sebagai sosok yang berperilaku buruk, sehingga menjadikan kondisi negara melemah. Tepat saat itu Khurasan didiami oleh dua kelompok besar, yaitu suku Yamani dan suku Mudhar. Seiring waktu, Dinasti Umayyah lebih condong kepada suku Mudhar dan menjadikan mereka sebagai pemimpin, termasuk diantaranya adalah Nasir.<ref>{{Cite web|url=https://ganaislamika.com/dinasti-abbasiyah-9-menunggangi-revolusi-8/|title=Dinasti Abbasiyah (9): Menunggangi Revolusi (1) – Gana Islamika|language=en-US|access-date=2020-02-22}}</ref> Ketika perlawanan sengit antara dirinya dengan Al Kirmani, sosok yang tampil mewakili suku Yaman, muncullah Abu Muslim yang merupakan tanda awalnya revolusi Abbasiyah di Khurasan. Ketika kedudukan Abu Muslim semakin menguat di Khurasan, dia mengundang Al Kirmani untuk berdialog, namun Nasir naik pitam karena melihat pasukan yang datang mengiringi Al Kirmani ke tempatnya dan membunuh Al Kirmani. Nasir pada akhirnya dibunuh oleh pasukan Ali Al Kirmani, anak Al Kirmani, serta gabungan pasukan Abu Muslim yang juga ikut memihak kepada Ali<ref>{{Cite web|url=https://ganaislamika.com/dinasti-abbasiyah-10-menunggangi-revolusi-9/|title=Dinasti Abbasiyah (10): Menunggangi Revolusi (2) – Gana Islamika|language=en-US|access-date=2020-02-22}}</ref>.
Dia meninggal ketika pertempuran dengan Bani Abbasiyah semakin bergejolak di seluruh Khurasan. Ketika itu, Walid bin Yazid atau Walid II baru saja diangkat untuk menggantikan Khalifah Hisyam bin Abdul Malik wafat. Walid II dikenal sebagai sosok yang berperilaku buruk, sehingga menjadikan kondisi negara melemah. Tepat saat itu Khurasan didiami oleh dua kelompok besar, yaitu suku Yamani dan suku Mudhar. Seiring waktu, Dinasti Umayyah lebih condong kepada suku Mudhar dan menjadikan mereka sebagai pemimpin, termasuk diantaranya adalah Nasir.<ref>{{Cite web|url=https://ganaislamika.com/dinasti-abbasiyah-9-menunggangi-revolusi-8/|title=Dinasti Abbasiyah (9): Menunggangi Revolusi (1) – Gana Islamika|language=en-US|access-date=2020-02-22}}</ref> Ketika perlawanan sengit antara dirinya dengan Al Kirmani, sosok yang tampil mewakili suku Yaman, muncullah Abu Muslim yang merupakan tanda awalnya revolusi Abbasiyah di Khurasan. Ketika kedudukan Abu Muslim semakin menguat di Khurasan, dia mengundang Al Kirmani untuk berdialog, namun Nasir naik pitam karena melihat pasukan yang datang mengiringi Al Kirmani ke tempatnya dan membunuh Al Kirmani. Nasir pada akhirnya dibunuh oleh pasukan Ali Al Kirmani, anak Al Kirmani, serta gabungan pasukan Abu Muslim yang juga ikut memihak kepada Ali<ref>{{Cite web|url=https://ganaislamika.com/dinasti-abbasiyah-10-menunggangi-revolusi-9/|title=Dinasti Abbasiyah (10): Menunggangi Revolusi (2) – Gana Islamika|language=en-US|access-date=2020-02-22}}</ref>.
Baris 5: Baris 5:
== Referensi ==
== Referensi ==
<references />
<references />

[[Kategori:Tokoh Islam]]
[[Kategori:Tokoh Islam]]

Revisi per 23 Februari 2020 09.32

Nasir bin Sayyar lahir pada 663 M dan merupakan gubernur Khurasan terakhir dibawah Dinasti Umayyah. Ia diangkat menjadi gubernur Khurasan ketika berusia 74 tahun oleh Khalifah Al Malik dan menjabat sejak 120 H -- 130 H (738 M --748 M). Meski diangkat ketika berusia lanjut, wawasan dan ketajaman berpikirnya tidak diragukan. Dia berutang budi pada pendahulunya untuk menjabat dalam kondisi negara yang lumayan stabil sesudah kemenangan gubernur Khurasan sebelumnya, Asad ibn ‘Abdallah al-Qasri, yang berhasil mengalahkan Kekhaganan Turgesh pada perang Kharistan di Guzgan (kini Afganistan utara) pada akhir 737.[1]

Dia meninggal ketika pertempuran dengan Bani Abbasiyah semakin bergejolak di seluruh Khurasan. Ketika itu, Walid bin Yazid atau Walid II baru saja diangkat untuk menggantikan Khalifah Hisyam bin Abdul Malik wafat. Walid II dikenal sebagai sosok yang berperilaku buruk, sehingga menjadikan kondisi negara melemah. Tepat saat itu Khurasan didiami oleh dua kelompok besar, yaitu suku Yamani dan suku Mudhar. Seiring waktu, Dinasti Umayyah lebih condong kepada suku Mudhar dan menjadikan mereka sebagai pemimpin, termasuk diantaranya adalah Nasir.[2] Ketika perlawanan sengit antara dirinya dengan Al Kirmani, sosok yang tampil mewakili suku Yaman, muncullah Abu Muslim yang merupakan tanda awalnya revolusi Abbasiyah di Khurasan. Ketika kedudukan Abu Muslim semakin menguat di Khurasan, dia mengundang Al Kirmani untuk berdialog, namun Nasir naik pitam karena melihat pasukan yang datang mengiringi Al Kirmani ke tempatnya dan membunuh Al Kirmani. Nasir pada akhirnya dibunuh oleh pasukan Ali Al Kirmani, anak Al Kirmani, serta gabungan pasukan Abu Muslim yang juga ikut memihak kepada Ali[3].

Referensi

  1. ^ "Bagaimana Islam Menyebar di Xinjiang?". Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-22. 
  2. ^ "Dinasti Abbasiyah (9): Menunggangi Revolusi (1) – Gana Islamika" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-22. 
  3. ^ "Dinasti Abbasiyah (10): Menunggangi Revolusi (2) – Gana Islamika" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-22.