Lompat ke isi

Penyakit paru restriktif: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 40: Baris 40:
* Kapasitas vital paksa (''force vital capacity'' atau FVC) sama dengan kapasitas vital tetapi dilakukan dengan cepat dan paksa dengan ekspirasi dalam dan kuat.
* Kapasitas vital paksa (''force vital capacity'' atau FVC) sama dengan kapasitas vital tetapi dilakukan dengan cepat dan paksa dengan ekspirasi dalam dan kuat.
* Kapasitas paru total (''total lung capacity'' atau TLC) adalah jumlah Udara total yang ada di dalam paru-paru pada akhir inspirasi maksimal. Merupakan hasil penjumlahan IRV, TV dan FRC.<ref>{{Cite web|url=https://www.physio-pedia.com/Lung_volumes|title=Lung volumes|website=Physiopedia|language=en|access-date=2020-03-02}}</ref><ref name=":2" />
* Kapasitas paru total (''total lung capacity'' atau TLC) adalah jumlah Udara total yang ada di dalam paru-paru pada akhir inspirasi maksimal. Merupakan hasil penjumlahan IRV, TV dan FRC.<ref>{{Cite web|url=https://www.physio-pedia.com/Lung_volumes|title=Lung volumes|website=Physiopedia|language=en|access-date=2020-03-02}}</ref><ref name=":2" />

== Patofisiologi ==
== Tanda dan gejala ==
== Etiologi ==
Secara anatomis, penyebab penyakit paru restriktif terbagi atas dua, akibat factor intrinsic (dari dalam paru) dan akibat factor ekstrinsik (dari luar paru)

Faktor intrinsik

# Kekakuan dinding dada (kiposkoliosis)
# Kelemahan otot pernapasan (distrofi otot)
# Penyakit pleura ([[pneumotoraks]])

Faktor ekstrinsik

# Reseksi operasi
# Tumor (karsinomo bronkogenik atau tumor metastasis)
# Penyakit jantung (hipertensi, arteriosclerosis, penyakit jantung rematik, penyakit jantung bawaan)
# Pneumonia (virus, bronkialis, lobaris)
# Penyakit granulomatosa (sarkoidosis, tuberkulosis, infeksi jamur)
# Pneumokoniosis (silicosis, asbestosis)
# Penyakit fibrosis interstisial paru difus (sindrom Hamman-Rich)
# Penyakit kolagen (lupus eritematosus, scleroderma)
# Atelektasis

== Diagnosis ==

== Penatalaksanaan ==


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 2 Maret 2020 10.10

Penyakit paru restriktif adalah kondisi patologis yang ditandai dengan penurunan kemampuan paru-paru untuk mengembang sehingga udara tidak bisa mengisi paru-paru dengan maksimal.[1][2][3]

Penyakit ini ditandai dengan keluhan napas pendek, sesak, batuk dan mudah lelah saat beraktivitas. Berdasarkan penyebabnya, penyakit paru restriktif terbagi atas dua kategori, yaitu yang disebabkan oleh factor intrinsic (dari dalam) dan yang disebabkan oleh factor ekstrinsik (dari luar).[2] Faktor risiko penyakit ini adalah paparan debu, logam, larutan organik dan mereka yang bekerja di bidang agrikultur. Insiden penyakit paru restriktif lebih sedikit bila dibandingkan penyakit paru obstruktif.

Diagnosis penyakit ini ditegakkan dengan pemeriksaan tes fungsi paru, pemeriksaan oksimetri nadi, foto toraks, komputasi tomografi beresolusi tinggi dan bronkoskopi.[1]

Pengobatan untuk penyakit ini tergantung kepada penyakit yang mendasarinya, tipe dan stadium penyakit saat pertama kali diagnosis ditegakkan, riwayat keluarga, riwayat pekerjaan serta usia pasien. Pengobatan yang diberikan adalah perubahan pola hidup, terapi medikamentosa, terapi oksigen, kemoterapi hingga transplantasi paru.[1]

Fisiologi fungsi paru

Proses bernapas

Proses bernapas terbagi atas tiga tahap Utama, yaitu ventilasi, difusi dan perfusi. Ventilasi adalah proses keluar masuknya Udara ke dalam paru-paru (inspirasi dan ekspirasi). Difusi adalah perpindahan oksigen dari alveoli ke dalam darah dan diikat oleh hemoglobin menjadi senyawa oksi-hemoglobin dan terlepasnya karbon dioksida dari ikatan karbamino (ikatan antara CO2 dan hemoglobin) keluar dari darah ke alveoli. Perfusi adalah distribusi oksi-hb ke dalam darah ke jaringan di seluruh tubuh dan distribusi karbon dioksida dari jaringan ke alveoli paru.[4][5]

Sistem inspirasi melibatkan diafragma, otot intercostalis external dan parasternal, otot pendukung yang hanya bekerja dalam kondisi batuk, olahraga, bersin dan pasien dengan PPOK. Sistem ekspirasi pada dasarnya adalah proses pasif yang berarti relaksasi otot yang bekerja pada saat inspirasi.[5]

  1. Gerakan naik turun diafgragma untuk memperbesar atau memperkecil rongga dada
  2. Depresi dan ekuasi tulang rusuk untuk memperbesar dan memperkecil diameter anteroposterior rongga dada[3][4]

Volume dan kapasitas paru

Volume paru
Tes spirometri

Volume dan kapasitas paru merupakan gambaran fungsi gambaran fungsi ventilasi system pernapasan. Jmlahnya Volume paru dalam keadaan statis terdiri dari

  • Volume tidal (tidal volume atau TV) adalah volume Udara yang masuk dan keluar dalam keadaan istirahat atau pernapasan biasa.
  • Volume cadangan inspirasi (inspiratory reserve volume atau IRV) adalah jumlah Udara yang masih dapat dihirup ke dalam paru secara maksimal setelah inspirasi biasa.
  • Volume cadangan ekspirasi (expiratory reserve volume atau ERV) adalah jumlah Udara yang masih dapat diembuskan keluar dari paru setelah ekspirasi biasa.
  • Kapasitas residu fungsional (functional residual capacity atau FRC) adalah jumlah Udara yang ada di dalam paru-paru pada akhir ekspirasi biasa.
  • Volume residu (residual volume atau RV) adalah jumlah udara yang masih tertinggal di dalam paru setelah ekspirasi maksimal. Merupakan hasil pengurangan FRC terhadap ERV.
  • Kapasitas inspirasi (inspiratory capacity atau IC) adalah jumlah Udara yang bias dihirup secara maksimal.
  • Kapasitas vital (vital capacity atau VC) adalah jumlah Udara yang bisa dikeluarkan secara maksimal. Merupakan hasil penjumlahan IRV , TV dan ERV.
  • Kapasitas vital paksa (force vital capacity atau FVC) sama dengan kapasitas vital tetapi dilakukan dengan cepat dan paksa dengan ekspirasi dalam dan kuat.
  • Kapasitas paru total (total lung capacity atau TLC) adalah jumlah Udara total yang ada di dalam paru-paru pada akhir inspirasi maksimal. Merupakan hasil penjumlahan IRV, TV dan FRC.[6][3]

Patofisiologi

Tanda dan gejala

Etiologi

Secara anatomis, penyebab penyakit paru restriktif terbagi atas dua, akibat factor intrinsic (dari dalam paru) dan akibat factor ekstrinsik (dari luar paru)

Faktor intrinsik

  1. Kekakuan dinding dada (kiposkoliosis)
  2. Kelemahan otot pernapasan (distrofi otot)
  3. Penyakit pleura (pneumotoraks)

Faktor ekstrinsik

  1. Reseksi operasi
  2. Tumor (karsinomo bronkogenik atau tumor metastasis)
  3. Penyakit jantung (hipertensi, arteriosclerosis, penyakit jantung rematik, penyakit jantung bawaan)
  4. Pneumonia (virus, bronkialis, lobaris)
  5. Penyakit granulomatosa (sarkoidosis, tuberkulosis, infeksi jamur)
  6. Pneumokoniosis (silicosis, asbestosis)
  7. Penyakit fibrosis interstisial paru difus (sindrom Hamman-Rich)
  8. Penyakit kolagen (lupus eritematosus, scleroderma)
  9. Atelektasis

Diagnosis

Penatalaksanaan

Referensi

  1. ^ a b c "Restrictive Lung Disease". www.hopkinsmedicine.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-03-02. 
  2. ^ a b "Lung Institute | Restrictive Lung Disease: Facts You Need to Know". Lung Institute (dalam bahasa Inggris). 2018-01-27. Diakses tanggal 2020-03-02. 
  3. ^ a b c Haddad, Moshe; Sharma, Sandeep (2020). StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. PMID 31424761. 
  4. ^ a b "The Lungs · Anatomy and Physiology". philschatz.com. Diakses tanggal 2020-03-02. 
  5. ^ a b "Respiratory Physiology MGL1". www.medschool.lsuhsc.edu. Diakses tanggal 2020-03-02. 
  6. ^ "Lung volumes". Physiopedia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-03-02.