Lompat ke isi

Panca Maha Bhuta: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1: Baris 1:
'''Panca Maha Bhuta''' terdiri '''Panca''' berarti lima, '''Maha Bhuta''' berarti elemen besar atau elemen utama, kelima elemen ini merupakan penyusun utama [[makrokosmos]] atau semesta material atau ''bhuana agung'' dan [[mikrokosmos]] atau badan atau ''bhuana alit'', Panca Mahabhuta sebagai penyusun alam semesta (Buana Agung) bersumber dari dua azas yang sangat sukma, gaib dan abadi yaitu ''Cetana'' dan ''Acetana'' yang juga disebut sebagai sebab mula terciptanya segala yang ada (''causa prima''). ''Cetana'' berkedudukan di atas, berwujud kesadaran tertinggi dan ''Acetana'' berkedudukan di bawah berwujud maya (lupa). Pertemuan ''Cetana'' dan ''Acetana'' menciptakan ''Purusa'' dan ''Pradana'' yang merupakan sumber roh dan materi. Pertemuan ''Purusa'' dan ''Pradana'' menghasilkan (menciptakan) ''[[Citta-Guna|citta-guna]]''. Pertemuan setiap ''citta'' dan ''guna'' ini akan menghasilkan ''[[Panca Tan Matra]]'' dan ''Panca Maha Bhuta''<ref name=Sumarya>{{citation |title= Panca Mahabhuta Sebagai Anasir Dasar Penyusun Alam Semesta |author=I Made Sumarya |url=http://phdi.or.id/artikel/panca-mahabhuta-sebagai-anasir-dasar-penyusun-alam-semesta |access-date=1 Mei 2019}}
'''Panca Maha Bhuta''' terdiri '''Panca''' berarti lima, '''Maha Bhuta''' berarti elemen besar atau elemen utama, kelima elemen ini merupakan penyusun utama [[makrokosmos]] atau semesta material atau ''bhuana agung'' dan [[mikrokosmos]] atau badan atau ''bhuana alit'', Panca Mahabhuta sebagai penyusun alam semesta (Buana Agung) bersumber dari dua azas yang sangat sukma, gaib dan abadi yaitu ''Cetana'' dan ''Acetana'' yang juga disebut sebagai sebab mula terciptanya segala yang ada (''causa prima''). ''Cetana'' berkedudukan di atas, berwujud kesadaran tertinggi dan ''Acetana'' berkedudukan di bawah berwujud maya (lupa). Pertemuan ''Cetana'' dan ''Acetana'' menciptakan ''Purusa'' dan ''Pradana'' yang merupakan sumber roh dan materi. Pertemuan ''Purusa'' dan ''Pradana'' menghasilkan (menciptakan) ''[[Citta-Guna|citta-guna]]''. Pertemuan setiap ''citta'' dan ''guna'' ini akan menghasilkan ''[[Panca Tan Matra]]'' dan ''Panca Maha Bhuta''<ref name=Sumarya>{{citation |title= Panca Mahabhuta Sebagai Anasir Dasar Penyusun Alam Semesta |author


== Bagain - bagian ==
== Bagain - bagian ==
Baris 8: Baris 8:
Bayu tidak memiliki rupa namun ada tanda-tanda yang dapat menerangkannya misalnya, benda bergerak maka gerakan benda itu sendiri adalah tanda adanya bayu dalam benda itu. Bayu sebagai anasir dasar penyusun alam semesta berperan sebagai tenaga penggerak (energi) semua peroses yang terjadi dan segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, seperti benda-benda yang ada di sekitar kita sampai benda planet yang ada diluar angkasa semua bergerak tidak ada yang diam. Semuanya bergerak dan mempunyai gaya karena pengaruh bayu yang memberikan gaya dan gerak ke semua benda<ref name=Sumarya/>
Bayu tidak memiliki rupa namun ada tanda-tanda yang dapat menerangkannya misalnya, benda bergerak maka gerakan benda itu sendiri adalah tanda adanya bayu dalam benda itu. Bayu sebagai anasir dasar penyusun alam semesta berperan sebagai tenaga penggerak (energi) semua peroses yang terjadi dan segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, seperti benda-benda yang ada di sekitar kita sampai benda planet yang ada diluar angkasa semua bergerak tidak ada yang diam. Semuanya bergerak dan mempunyai gaya karena pengaruh bayu yang memberikan gaya dan gerak ke semua benda<ref name=Sumarya/>
Pada mahluk hidup tanpa adanya bayu mahluk hidup tidak akan bergerak, bayu sering disamakan dengan udara yang keluar masuk dari tubuh yang berupa O² dan CO² <ref name=Kriana>{{citation |url=https://www.akriko.com/2015/09/pengertian-panca-maha-bhuta-dan.html?m=1 |title=Pengertian Panca Maha Bhuta |author=Made Kriana |created=11 September 2015 |access-date=1 Mei 2019}}</ref>
Pada mahluk hidup tanpa adanya bayu mahluk hidup tidak akan bergerak, bayu sering disamakan dengan udara yang keluar masuk dari tubuh yang berupa O² dan CO² <ref name=Kriana>{{citation |url=https://www.akriko.com/2015/09/pengertian-panca-maha-bhuta-dan.html?m=1 |title=Pengertian Panca Maha Bhuta |author=Made Kriana |created=11 September 2015 |access-date=1 Mei 2019}}</ref>

=== Teja ===
=== Teja ===
Teja berupa sinar atau cahaya yang tiak berwujud sehingga tidak dapat disentuh jadi masih halus tapi sudah tampak atau dapat dilihat. Teja sebagai anasir dasar membentuk alam semesta berperan sebagai pembentuk sinar yang menyinari segala benda atau isi alam materi yang ada di alam ini dapat dilihat (tampak) dengan mata. Segala sesuatu yang dapat bersinar di alam ini dominan sebagai pembentuk alam ini, misalnya bintang yang bersinar terang merupakan benda alam semesta yang dapat mengeluarkan teja yang amat besar dari dalam dirinya demikian.<ref name=Sumarya/>
Teja berupa sinar atau cahaya yang tiak berwujud sehingga tidak dapat disentuh jadi masih halus tapi sudah tampak atau dapat dilihat. Teja sebagai anasir dasar membentuk alam semesta berperan sebagai pembentuk sinar yang menyinari segala benda atau isi alam materi yang ada di alam ini dapat dilihat (tampak) dengan mata. Segala sesuatu yang dapat bersinar di alam ini dominan sebagai pembentuk alam ini, misalnya bintang yang bersinar terang merupakan benda alam semesta yang dapat mengeluarkan teja yang amat besar dari dalam dirinya demikian.<ref name=Sumarya/>

Revisi per 12 Maret 2020 01.40

Panca Maha Bhuta terdiri Panca berarti lima, Maha Bhuta berarti elemen besar atau elemen utama, kelima elemen ini merupakan penyusun utama makrokosmos atau semesta material atau bhuana agung dan mikrokosmos atau badan atau bhuana alit, Panca Mahabhuta sebagai penyusun alam semesta (Buana Agung) bersumber dari dua azas yang sangat sukma, gaib dan abadi yaitu Cetana dan Acetana yang juga disebut sebagai sebab mula terciptanya segala yang ada (causa prima). Cetana berkedudukan di atas, berwujud kesadaran tertinggi dan Acetana berkedudukan di bawah berwujud maya (lupa). Pertemuan Cetana dan Acetana menciptakan Purusa dan Pradana yang merupakan sumber roh dan materi. Pertemuan Purusa dan Pradana menghasilkan (menciptakan) citta-guna. Pertemuan setiap citta dan guna ini akan menghasilkan Panca Tan Matra dan Panca Maha BhutaKesalahan pengutipan: Tag <ref> harus ditutup oleh </ref>

Teja

Teja berupa sinar atau cahaya yang tiak berwujud sehingga tidak dapat disentuh jadi masih halus tapi sudah tampak atau dapat dilihat. Teja sebagai anasir dasar membentuk alam semesta berperan sebagai pembentuk sinar yang menyinari segala benda atau isi alam materi yang ada di alam ini dapat dilihat (tampak) dengan mata. Segala sesuatu yang dapat bersinar di alam ini dominan sebagai pembentuk alam ini, misalnya bintang yang bersinar terang merupakan benda alam semesta yang dapat mengeluarkan teja yang amat besar dari dalam dirinya demikian.[1] Pada mahluk hidup teja tidak dapat dilihat tetapi dirasakan bersama bayu memunculkan suhu panas dari tubuh[2].

Apah

Apah wujudnya dapat berubah-ubah sesuai dengan tempatnya. Apah sebagai anasir dasar penyusun alam semesta berperan sebagai pembentuk cairan yang menyusun alam semesta beseta isinya. Segala yang cair pada alam semesta seperti air, minyak, alkohol, cairan pada tubuh, dan lain-lain[1][2].

Perthiwi

Perthhvi wujudnya terlihat dan sudah tetap (padat). Perthhvi sebagai anasir dasar paling kasar penyusun alam semesta keberadaannya berperan untuk menentukan wujud benda-benda atau isi alam dan wujudnya padat yang tetap[1][2].

Sloka

Bhagavad Gita

 
karma-jaḿ buddhi-yuktā hi
phalaḿ tyaktvā manīṣiṇaḥ
janma-bandha-vinirmuktāḥ
padaḿ gacchanty anāmayām


Dengan menekuni bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa seperti itu, resi-resi yang mulia dan penyembahku membebaskan diri dari hasil pekerjaan di dunia material. Dengan cara demikian mereka dibebaskan dari perputaran kelahiran dan kematian dan mencapai keadaan di luar segala kesengsaraan (hukum alam).

Bhagvad Gita (II, 51)[3]

Taittirya Upanisad

 
...
tasmadva etasmadatmana akasah sambhutah
akasadvayuh
vayoragnih
agnerapah
adbhyah prthivi
prthivya osadhayah
osadhibhyo'nnam
annatpurusah
sa va esa puruso'nnnarasamayah
tasyedameva sirah
ayam daksinah paksah
ayamuttarah paksah
ayamatma
idam puccham pratistha
tadapyesa sloko bhavati



Dari situlah Brahman, yang merupakan Diri, menghasilkan akasa. Dari akasa muncul bayu. Dari bayu lahirlah teja. Dari teja tercipta apah. Dari apah muncul perthiwi. Dari perthiwi lahir tumbuhan. Dari tumbuhan itu dihasilkan makanan. Dari makanan lahir manusia. Manusia itu adalah produk dari esensi makanan.

Taittirya Upanisad (II.1.1)[4]

Referensi

  1. ^ a b c Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Sumarya
  2. ^ a b c Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Kriana
  3. ^ Prabhupada, Bhaktivedanta Swami (1986). Bhagavad Gita As It Is (dalam bahasa Inggris). Bhakti Vedanta Book Trust. hlm. 169–171. 
  4. ^ Taittiriya Upanisad 2.1.1, Sri Adi Sankaracarya, Part 1 (dalam bahasa Inggris), diakses tanggal 1 Mei 2019