Belang Malum, Sidikalang, Dairi: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 19: | Baris 19: | ||
Desa Belang Malum terletak di sebelah selatan wilayah Kecamatan Sidikalang, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : |
Desa Belang Malum terletak di sebelah selatan wilayah Kecamatan Sidikalang, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : |
||
sebelah Utara : Kelurahan Sidikalang |
sebelah Utara : Kelurahan Sidikalang |
||
sebelah Selatan : Kelurahan Sidiangkat |
sebelah Selatan : Kelurahan Sidiangkat |
||
sebelah Timur : Kelurahan Batang Beruh |
sebelah Timur : Kelurahan Batang Beruh |
||
sebelah Barat : Kelurahan Kuta Gambir |
sebelah Barat : Kelurahan Kuta Gambir |
||
Desa Belang Malum didirikan pertama sekali oleh Marga Angkat Permangmang pada tahun 1876 yang sekaligus menjadi Pemegang Hak Ulayat (Raja Adat). '''Nama Belang Malum mempunyai arti sumber air yang jernih'''. Desa Belang Malum terdapat di wilayah Kecamatan Sidikalang dengan luas wilayah 439 ha dan jumlah penduduknya berjumlah 2.058 jiwa yang terdiri atas 476 KK. Jarak Desa Belang Malum dengan Pemerintah Kecamatan adalah 0,5 km, jarak Desa Belang Malum ke Ibu Kota Kabupaten adalah 0,5 km serta jarak Desa Belang Malum ke Ibukota Provinsi Sumatera Utara adalah 155 km. |
Desa Belang Malum didirikan pertama sekali oleh Marga Angkat Permangmang pada tahun 1876 yang sekaligus menjadi Pemegang Hak Ulayat (Raja Adat). '''Nama Belang Malum mempunyai arti sumber air yang jernih'''. Desa Belang Malum terdapat di wilayah Kecamatan Sidikalang dengan luas wilayah 439 ha dan jumlah penduduknya berjumlah 2.058 jiwa yang terdiri atas 476 KK. Jarak Desa Belang Malum dengan Pemerintah Kecamatan adalah 0,5 km, jarak Desa Belang Malum ke Ibu Kota Kabupaten adalah 0,5 km serta jarak Desa Belang Malum ke Ibukota Provinsi Sumatera Utara adalah 155 km. |
Revisi per 18 Maret 2020 08.28
Belang Malum | |||||
---|---|---|---|---|---|
Kantor Kepala Desa Belang Malum | |||||
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Sumatra Utara | ||||
Kabupaten | Dairi | ||||
Kecamatan | Sidikalang | ||||
Kode pos | 22215 | ||||
Kode Kemendagri | 12.11.01.2008 | ||||
Luas | 439 km² | ||||
Jumlah penduduk | 2.220 jiwa | ||||
Kepadatan | ... jiwa/km² | ||||
|
Belang Malum atau masyarakat juga sering menyebutnya dengan Bandar Selamat (Bansel) merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi, provinsi Sumatra Utara, Indonesia.
Kepala Desa saat ini adalah Sehat Hasiholan Hutauruk dengan motto "menata kembali".
Desa Belang Malum terletak di sebelah selatan wilayah Kecamatan Sidikalang, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : sebelah Utara : Kelurahan Sidikalang
sebelah Selatan : Kelurahan Sidiangkat
sebelah Timur : Kelurahan Batang Beruh
sebelah Barat : Kelurahan Kuta Gambir
Desa Belang Malum didirikan pertama sekali oleh Marga Angkat Permangmang pada tahun 1876 yang sekaligus menjadi Pemegang Hak Ulayat (Raja Adat). Nama Belang Malum mempunyai arti sumber air yang jernih. Desa Belang Malum terdapat di wilayah Kecamatan Sidikalang dengan luas wilayah 439 ha dan jumlah penduduknya berjumlah 2.058 jiwa yang terdiri atas 476 KK. Jarak Desa Belang Malum dengan Pemerintah Kecamatan adalah 0,5 km, jarak Desa Belang Malum ke Ibu Kota Kabupaten adalah 0,5 km serta jarak Desa Belang Malum ke Ibukota Provinsi Sumatera Utara adalah 155 km.
Kehidupan masyarakat Desa Belang Malum sangat kental dengan tradisi-tradisi peninggalan leluhur. Upacara-upacara adat yang berhubungan dengan siklus hidup manusia (lahir – dewasa/berumah tangga-meninggal dunia), seperti upacara kelahiran (maresek-esek), pemberian nama (tardidi/parupa-upaan), pernikahan dan upacara-upacara yang berhubungan dengan kematian, hampir selalu dilakukan oleh warga masyarakat. Selain itu, tradisi keagamaan (hari-hari besar agama Kristen dan agama Islam), atau semacamnya juga masih dilakukan setiap tahun. Kegotongroyongan masyarakat masih kuat. Dinilai dengan masih adanya gotong-royong dalam hal mengerjakan pengolahan ladang (marsiadap ari). Kebiasaan menjenguk orang kemalangan (tetangga atau sanak famili) masih dilakukan oleh masyarakat. Biasanya ketika terjadi kemalangan, (rumah kebakaran misalnya) dibuat sebuah acara untuk pengumpulan dana, mereka mengumpulkan uang bersama-sama warga untuk kemudian disumbangkan kepada keluarga yang kemalangan untuk meringankan beban biaya. Kebiasaan saling membantu memperbaiki rumah. Semua itu menggambarkan bahwa hubungan kekeluargaan di desa ini masih erat/ kuat. Kondisi kesehatan masyarakat tergolong cukup baik, terutama setelah adanya Pustu dan Posyandu. Namun demikian, pada musim-musim tertentu warga masyarakat sering mengalami gangguan kesehatan, terutama influenza. Keberadaan balita kurang gizi hampir tidak terdapat lagi, selaras dengan semakin baiknya perekonomian masyarakat.
author : Francasco Siagian