Difteri: Perbedaan antara revisi
typo |
k bentuk baku |
||
Baris 4: | Baris 4: | ||
| name = Difteri |
| name = Difteri |
||
| image = Diphtheria bull neck.5325 lores.jpg |
| image = Diphtheria bull neck.5325 lores.jpg |
||
| caption = Difteri dapat menyebabkan pembengkakan, |
| caption = Difteri dapat menyebabkan pembengkakan, sering kali disebut ''leher banteng''.<ref name=CDC2012Pink>{{cite book|last1=Atkinson|first1=William|title=Diphtheria Epidemiology and Prevention of Vaccine-Preventable Diseases|date=May 2012|publisher=Public Health Foundation|isbn=9780983263135|pages=215–230|edition=12|url=https://www.cdc.gov/vaccines/pubs/pinkbook/dip.html|deadurl=no|archiveurl=https://web.archive.org/web/20160915204257/http://www.cdc.gov/vaccines/pubs/pinkbook/dip.html|archivedate=15 September 2016|df=dmy-all}}</ref> |
||
| field = [[Infeksiologi|Penyakit menular]] |
| field = [[Infeksiologi|Penyakit menular]] |
||
| symptoms = Sakit tenggorokan, demam, batuk menggonggong<ref name=WHO2006>{{cite journal|title=Diphtheria vaccine|journal=Wkly Epidemiol Rec|date=20 January 2006|volume=81|issue=3|pages=24–32|pmid=16671240|url=http://www.who.int/wer/2006/wer8103.pdf|deadurl=no|archiveurl=https://web.archive.org/web/20150606054559/http://www.who.int/wer/2006/wer8103.pdf|archivedate=6 Juni 2015|df=dmy-all}}</ref> |
| symptoms = Sakit tenggorokan, demam, batuk menggonggong<ref name=WHO2006>{{cite journal|title=Diphtheria vaccine|journal=Wkly Epidemiol Rec|date=20 January 2006|volume=81|issue=3|pages=24–32|pmid=16671240|url=http://www.who.int/wer/2006/wer8103.pdf|deadurl=no|archiveurl=https://web.archive.org/web/20150606054559/http://www.who.int/wer/2006/wer8103.pdf|archivedate=6 Juni 2015|df=dmy-all}}</ref> |
||
Baris 39: | Baris 39: | ||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
||
⚫ | |||
[[Kategori:Penyakit pernapasan]] |
[[Kategori:Penyakit pernapasan]] |
||
[[Kategori:Penyakit bakterial]] |
[[Kategori:Penyakit bakterial]] |
||
[[Kategori:Penyakit menular]] |
[[Kategori:Penyakit menular]] |
||
⚫ |
Revisi per 20 Maret 2020 14.44
Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. |
Difteri | |
---|---|
Difteri dapat menyebabkan pembengkakan, sering kali disebut leher banteng.[1] | |
Informasi umum | |
Spesialisasi | Penyakit menular |
Penyebab | Corynebacterium diphtheriae (menyebar melalui kontak langsung dan udara)[1] |
Aspek klinis | |
Gejala dan tanda | Sakit tenggorokan, demam, batuk menggonggong[2] |
Awal muncul | 2–5 hari setelah terpapar[1] |
Diagnosis | Penampilan tenggorokan, kultur[2] |
Tata laksana | |
Pencegahan | Vaksin difteri[1] |
Perawatan | Antibiotik, trakeotomi[1] |
Distribusi dan frekuensi | |
Prevalensi | 4.500 (dilaporkan tahun 2015)[4] |
Kematian | 2.100 (2015)[3] |
Difteri adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae.[1] Difteri ialah penyakit yang pada masa lalu telah menyebabkan ribuan kematian, dan masih mewabah di daerah-daerah dunia yang belum berkembang. Orang yang selamat dari penyakit ini menderita kelumpuhan otot-otot tertentu dan kerusakan permanen pada jantung dan ginjal. Anak-anak yang berumur satu sampai sepuluh tahun sangat peka terhadap penyakit ini.
Penularan
Kuman difteri disebarkan oleh menghirup cairan dari mulut atau hidung orang yang terinfeksi, dari jari-jari atau handuk yang terkontaminasi, dan dari susu yang terkontaminasi penderita.
Gejala
Gejala yang muncul ialah sakit tenggorokan, demam, sulit bernapas dan menelan, mengeluarkan lendir dari mulut dan hidung, dan sangat lemah. Kelenjar getah bening di leher membesar dan terasa sakit. Lapisan(membran) tebal terbentuk menutupi belakang kerongkongan atau jika dibuangkan menutup saluran pernapasan dan menyebabkan kekurangan oksigen dalam darah.
Perawatan dan pencegahan
Perawatan bagi penyakit ini termasuk antitoksin difteri, yang melemahkan toksin dan antibiotik. Eritromisin dan penisilin membantu menghilangkan kuman dan menghentikan pengeluaran toksin. Membuat lubang pada pipa saluran pernapasan atas(tracheotomy) mungkin perlu untuk menyelamatkan nyawa. Umumnya difteri dapat dicegah melalui vaksinasi. Bayi, kanak-kanak, remaja, dan orang dewasa yang tidak mempunyai cukup pelalian memerlukan suntikan booster setiap 10 tahun.
Lihat pula
Referensi
- ^ a b c d e f Atkinson, William (May 2012). Diphtheria Epidemiology and Prevention of Vaccine-Preventable Diseases (edisi ke-12). Public Health Foundation. hlm. 215–230. ISBN 9780983263135. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 September 2016.
- ^ a b "Diphtheria vaccine" (PDF). Wkly Epidemiol Rec. 81 (3): 24–32. 20 January 2006. PMID 16671240. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 6 June 2015.
- ^ GBD 2015 Mortality and Causes of Death, Collaborators. (8 Oktober 2016). "Global, regional, and national life expectancy, all-cause mortality, and cause-specific mortality for 249 causes of death, 1980-2015: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2015". Lancet. 388 (10053): 1459–1544. doi:10.1016/s0140-6736(16)31012-1. PMC 5388903 . PMID 27733281.
- ^ "Diphtheria". who.int. 3 September 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 April 2015. Diakses tanggal 27 March 2015.