Lompat ke isi

Rukuk: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
HsfBot (bicara | kontrib)
k clean up, replaced: dari pada → daripada
Baris 5: Baris 5:
Beliau ﷺ awal mulanya merapatkan jari-jari kedua telapak tangannya kemudian meletakkannya kemudian meletakkannya di antara kedua lututnya [dan menyilangkan jari-jarinya]. Kemudian beliau meninggalkan cara seperti itu, bahkan melarangnya. Beliau ﷺ kemudian meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua lututnya. Beliau ﷺ memantapkan kedua tangannya di kedua lututnya [seolah-olah beliau menggenggamnya]. Beliau ﷺ merenggangkan jari-jari tangannya, dan memerintahkan hal tersebut kepada sahabat yang keliru dalam pelaksanaan shalatnya, beliau ﷺ bersabda sebagaimana yang tercantum dalam hadits.
Beliau ﷺ awal mulanya merapatkan jari-jari kedua telapak tangannya kemudian meletakkannya kemudian meletakkannya di antara kedua lututnya [dan menyilangkan jari-jarinya]. Kemudian beliau meninggalkan cara seperti itu, bahkan melarangnya. Beliau ﷺ kemudian meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua lututnya. Beliau ﷺ memantapkan kedua tangannya di kedua lututnya [seolah-olah beliau menggenggamnya]. Beliau ﷺ merenggangkan jari-jari tangannya, dan memerintahkan hal tersebut kepada sahabat yang keliru dalam pelaksanaan shalatnya, beliau ﷺ bersabda sebagaimana yang tercantum dalam hadits.


Beliau ﷺ menempatkan jari-jarinya lebih rendah dari pada itu [di atas kedua betisnya]. Beliau ﷺ juga merentangkan dan menjauhkan kedua sikunya dari kedua lambungnya. Apabila beliau ﷺ ruku, beliau ﷺ meluruskan dan meratakan punggungnya. Beliau ﷺ tidak menundukkan kepalanya dan tidak juga menengadahkannya, akan tetapi pertengahan dari keduanya. Beliau ﷺ melakukan ruku’ dengan tuma’ninah, dan memerintahkan hal tersebut kepada sahabat yang keliru dalam pelaksanaan shalatnya.
Beliau ﷺ menempatkan jari-jarinya lebih rendah daripada itu [di atas kedua betisnya]. Beliau ﷺ juga merentangkan dan menjauhkan kedua sikunya dari kedua lambungnya. Apabila beliau ﷺ ruku, beliau ﷺ meluruskan dan meratakan punggungnya. Beliau ﷺ tidak menundukkan kepalanya dan tidak juga menengadahkannya, akan tetapi pertengahan dari keduanya. Beliau ﷺ melakukan ruku’ dengan tuma’ninah, dan memerintahkan hal tersebut kepada sahabat yang keliru dalam pelaksanaan shalatnya.


Di dalam ruku ini, beliau ﷺ mengucapkan beberapa macam dzikir dan doa, terkadang dengan suatu dzikir dan terkadang dengan dzikir lainnya. Di dalam Sifat Shalat Nabi ini, Syaikh al Albani menyebutkan 7 variasi dzikir dalam ruku’. Penulis juga mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ mengerjakan ruku’, berdiri setelah ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, semuanya hampir sama lamanya. Rasulullah ﷺ juga melarang membaca al Qur’an ketika ruku’ dan sujud.<ref>{{Cite web|url=https://pusdabayat.com/sifat-shalat-nabi/|title=Resensi Sifat Shalat Nabi, asy Syaikh al Albani|last=admin|date=2020-01-23|website=Pusda Bayat|language=id-ID|access-date=2020-01-24}}</ref>
Di dalam ruku ini, beliau ﷺ mengucapkan beberapa macam dzikir dan doa, terkadang dengan suatu dzikir dan terkadang dengan dzikir lainnya. Di dalam Sifat Shalat Nabi ini, Syaikh al Albani menyebutkan 7 variasi dzikir dalam ruku’. Penulis juga mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ mengerjakan ruku’, berdiri setelah ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, semuanya hampir sama lamanya. Rasulullah ﷺ juga melarang membaca al Qur’an ketika ruku’ dan sujud.<ref>{{Cite web|url=https://pusdabayat.com/sifat-shalat-nabi/|title=Resensi Sifat Shalat Nabi, asy Syaikh al Albani|last=admin|date=2020-01-23|website=Pusda Bayat|language=id-ID|access-date=2020-01-24}}</ref>

Revisi per 27 Maret 2020 05.59

Ruku' atau Rukuk (bahasa Arab: رُكوع) merujuk kepada gerakan membungkuk dan diikuti dengan membaca bacaan zikir di dalam salat. Rukuk merupakan rukun salat yang apabila ditinggalkan baik sengaja ataupun tidak ketika salat maka salatnya batal. Jika terlupa melakukan Ruku' di dalam Salat maka pelaku diwajibkan menambah roka'at dan sujud sahwi ketika mengingatnya. Dalam bahasa Indonesia pengertian rukuk adalah "sikap membungkuk pada waktu salat, dengan tangan ditekankan di lutut sehingga punggung dan kepala sama rata" [1]

Syaikh al Albani menjelaskan bahwa setelah beliau (Rasulullah ﷺ) menyelesaikan bacaan al Qur’an, beliau terdiam sejenak, kemudian mengangkat kedua tangannya, seperti telah disinggung pada pembahasan sebelumnya pada takbiratul ihram, lalu beliau bertakbir dan ruku’. Beliau memerintahkan untuk mengangkat kedua tangan, kepada sahabat yang keliru dalam tata cara shalatnya.

Beliau ﷺ awal mulanya merapatkan jari-jari kedua telapak tangannya kemudian meletakkannya kemudian meletakkannya di antara kedua lututnya [dan menyilangkan jari-jarinya]. Kemudian beliau meninggalkan cara seperti itu, bahkan melarangnya. Beliau ﷺ kemudian meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua lututnya. Beliau ﷺ memantapkan kedua tangannya di kedua lututnya [seolah-olah beliau menggenggamnya]. Beliau ﷺ merenggangkan jari-jari tangannya, dan memerintahkan hal tersebut kepada sahabat yang keliru dalam pelaksanaan shalatnya, beliau ﷺ bersabda sebagaimana yang tercantum dalam hadits.

Beliau ﷺ menempatkan jari-jarinya lebih rendah daripada itu [di atas kedua betisnya]. Beliau ﷺ juga merentangkan dan menjauhkan kedua sikunya dari kedua lambungnya. Apabila beliau ﷺ ruku, beliau ﷺ meluruskan dan meratakan punggungnya. Beliau ﷺ tidak menundukkan kepalanya dan tidak juga menengadahkannya, akan tetapi pertengahan dari keduanya. Beliau ﷺ melakukan ruku’ dengan tuma’ninah, dan memerintahkan hal tersebut kepada sahabat yang keliru dalam pelaksanaan shalatnya.

Di dalam ruku ini, beliau ﷺ mengucapkan beberapa macam dzikir dan doa, terkadang dengan suatu dzikir dan terkadang dengan dzikir lainnya. Di dalam Sifat Shalat Nabi ini, Syaikh al Albani menyebutkan 7 variasi dzikir dalam ruku’. Penulis juga mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ mengerjakan ruku’, berdiri setelah ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, semuanya hampir sama lamanya. Rasulullah ﷺ juga melarang membaca al Qur’an ketika ruku’ dan sujud.[2]

Bacaan ketika Rukuk

Bacaan minimal di dalam rukuk adalah: Subḥāna rabbi al-ʿadhīm (x3).

سُبْحَانَ رَبِّي العَظِيم

Yang artinya "Mahasuci Tuhanku yang Maha Tinggi". Dan terdapat beberapa variasi bacaan Rukuk yang lebih panjang[3].

Pembatas dalam Al-Qur'an

Istilah rukuk juga digunakan dalam pembagian halaman Al-Qur'an, selain di akhir surah dan atau Juz. Rukuk umumnya membatasi ayat-ayat yang berada pada satu tema dengan tema yang selanjutnya. Juga digunakan sebagai panduan tempat untuk berhenti membaca, agar tidak berhenti dipertengahan tema atau di tempat terlarang.

Rakaat

Rakaat adalah jumlah satuan di dalam salat, yang terdiri dari takbir, berdiri, rukuk, i'tidal, sujud, duduk dan bangkit, ditambah salam diakhir salat. Rakaat dihitung sempurna apabila mendapatkan rukuknya, sehingga makmum yang ketinggalan rukuknya Imam, maka dia wajib menambah satu rakaat tambahan. Apabila kehilangan satu rukun salat maka wajib mengganti satu rakaat yang baru.

Lihat juga

  • Rukun, jangan bingung dengan rukuk.
  • Salat, yang gerakan Rukuk terkandung di dalamnya
  • Hisnul Muslim, Kitab panduan dzikir yang berisi bacaan-bacaan salat, termasuk ragam bacaan rukuk.
  • Bacaan Doa Ruku

Rujukan

  1. ^ http://kbbi.web.id/rukuk
  2. ^ admin (2020-01-23). "Resensi Sifat Shalat Nabi, asy Syaikh al Albani". Pusda Bayat. Diakses tanggal 2020-01-24. 
  3. ^ Shifat Salat Nabi, karya Nashiruddin Al-Albani