Museum Wahanarata: Perbedaan antara revisi
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) k Kunci baru untuk Kategori:Kereta kencana di Indonesia: "Nyai Jimat" menggunakan HotCat |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
| Baris 3: | Baris 3: | ||
'''Kereta kencana Kanjeng Nyai Jimat''' adalah kereta kencana [[Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat|keraton Ngayogyakarta]] yang digunakan [[Hamengkubuwana I|Sri Sultan Hamengku Buwono I]] (1755-1792) hingga [[Hamengkubuwana III|Sri Sultan Hamengku Buwono III]] (1812-1814). Dari sekian kereta yang ada, yang tertua adalah kereta pusaka bergelar Kanjeng Nyai Jimat. Kereta Kanjeng Nyai Jimat dibuat di Belanda antara tahun 1740-1750. Berdasar catatan yang ada, Kereta Kanjeng Nyai Jimat merupakan hadiah dari Gubernur Jenderal [[VOC]] [[Jacob Mossel]] (1750-1761) kepada [[Hamengkubuwana I|Sri Sultan Hamengku Buwono I]], setelah [[perjanjian Giyanti]] pada tahun 1755.<ref name="sejarah">[https://www.kratonjogja.id/benda/Kereta/5/kereta-kereta-pusaka-keraton-yogyakarta ''Kereta-kereta pusaka keraton Yogya'']. Website resmi kraton Yogya. 2019. Diakses tanggal 20/07/2019</ref> |
'''Kereta kencana Kanjeng Nyai Jimat''' adalah kereta kencana [[Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat|keraton Ngayogyakarta]] yang digunakan [[Hamengkubuwana I|Sri Sultan Hamengku Buwono I]] (1755-1792) hingga [[Hamengkubuwana III|Sri Sultan Hamengku Buwono III]] (1812-1814). Dari sekian kereta yang ada, yang tertua adalah kereta pusaka bergelar Kanjeng Nyai Jimat. Kereta Kanjeng Nyai Jimat dibuat di Belanda antara tahun 1740-1750. Berdasar catatan yang ada, Kereta Kanjeng Nyai Jimat merupakan hadiah dari Gubernur Jenderal [[VOC]] [[Jacob Mossel]] (1750-1761) kepada [[Hamengkubuwana I|Sri Sultan Hamengku Buwono I]], setelah [[perjanjian Giyanti]] pada tahun 1755.<ref name="sejarah">[https://www.kratonjogja.id/benda/Kereta/5/kereta-kereta-pusaka-keraton-yogyakarta ''Kereta-kereta pusaka keraton Yogya'']. Website resmi kraton Yogya. 2019. Diakses tanggal 20/07/2019</ref> |
||
Bentuk dan gaya Kereta Kanjeng Nyai Jimat sama dengan kereta buatan Eropa. Di Eropa, kereta dengan bentuk dan bergaya |
Bentuk dan gaya Kereta Kanjeng Nyai Jimat sama dengan kereta buatan Eropa. Di Eropa, kereta dengan bentuk dan bergaya Baroque macam itu merupakan kereta yang digunakan oleh bangsawan kelas tertinggi atau para raja. Kereta dengan model dan bentuk yang sama, serta dengan usia yang kurang lebih sama terdapat pula di Keraton [[Kasunanan Surakarta]], dengan nama [[Kereta Kiai Gurdo]]. Baik Kereta Kanjeng Nyai Jimat maupun Kereta Gurdo masing-masing digunakan oleh Keraton Kasultanan Yogyakarta dan Keraton Kasunanan Surakarta setelah perjanjian Giyanti.<ref name="sejarah"/> |
||
Setelah dipensiunkan sebagai kereta kencana Sultan, kereta kanjeng Nyai Jimat disimpan di keraton sebagai kereta pusaka Kasultanan Yogyakarta. Sebagai kereta pusaka, setiap tahun pada hari Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon pada bulan Sura, Kereta Kanjeng Nyai Jimat dikeluarkan dari [[Museum Keraton Yogyakarta|Museum Keraton]] untuk dibersihkan.<ref name="sejarah"/> |
Setelah dipensiunkan sebagai kereta kencana Sultan, kereta kanjeng Nyai Jimat disimpan di keraton sebagai kereta pusaka Kasultanan Yogyakarta. Sebagai kereta pusaka, setiap tahun pada hari Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon pada bulan Sura, Kereta Kanjeng Nyai Jimat dikeluarkan dari [[Museum Keraton Yogyakarta|Museum Keraton]] untuk dibersihkan.<ref name="sejarah"/> |
||
Revisi per 5 April 2020 00.03
Kereta kencana Kanjeng Nyai Jimat adalah kereta kencana keraton Ngayogyakarta yang digunakan Sri Sultan Hamengku Buwono I (1755-1792) hingga Sri Sultan Hamengku Buwono III (1812-1814). Dari sekian kereta yang ada, yang tertua adalah kereta pusaka bergelar Kanjeng Nyai Jimat. Kereta Kanjeng Nyai Jimat dibuat di Belanda antara tahun 1740-1750. Berdasar catatan yang ada, Kereta Kanjeng Nyai Jimat merupakan hadiah dari Gubernur Jenderal VOC Jacob Mossel (1750-1761) kepada Sri Sultan Hamengku Buwono I, setelah perjanjian Giyanti pada tahun 1755.[1]
Bentuk dan gaya Kereta Kanjeng Nyai Jimat sama dengan kereta buatan Eropa. Di Eropa, kereta dengan bentuk dan bergaya Baroque macam itu merupakan kereta yang digunakan oleh bangsawan kelas tertinggi atau para raja. Kereta dengan model dan bentuk yang sama, serta dengan usia yang kurang lebih sama terdapat pula di Keraton Kasunanan Surakarta, dengan nama Kereta Kiai Gurdo. Baik Kereta Kanjeng Nyai Jimat maupun Kereta Gurdo masing-masing digunakan oleh Keraton Kasultanan Yogyakarta dan Keraton Kasunanan Surakarta setelah perjanjian Giyanti.[1]
Setelah dipensiunkan sebagai kereta kencana Sultan, kereta kanjeng Nyai Jimat disimpan di keraton sebagai kereta pusaka Kasultanan Yogyakarta. Sebagai kereta pusaka, setiap tahun pada hari Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon pada bulan Sura, Kereta Kanjeng Nyai Jimat dikeluarkan dari Museum Keraton untuk dibersihkan.[1]
Mitos
Menurut mitos dan legenda turun temurun, kereta kencana Kanjeng Nyai Jimat diperoleh dari Laut Selatan, oleh seorang abdi dalem keraton yang tengah memancing di Laut Selatan. Ketika kailnya menyangkut sesuatu, saat ditarik ternyata sebuah kereta kencana. Kereta ini konon berasal dari salah satu kerajaan di India. Kereta milik raja ini sengaja dilarung di laut sabagai syarat untuk mengusir wabah kolera yang menyerang rakyatnya. Kereta yang dilarung itu akhirnya sampai di Laut Selatan, sebelum ditemukan abdi dalem keraton Yogya.
Referensi
- ^ a b c Kereta-kereta pusaka keraton Yogya. Website resmi kraton Yogya. 2019. Diakses tanggal 20/07/2019