Kurulu, Jayawijaya: Perbedaan antara revisi
k https://wiki-indonesia.club/wiki/Wisata_air_garam_di_Wamena |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 13: | Baris 13: | ||
== Wisata == |
== Wisata == |
||
Terdapat sebuah lokasi wisata air garam yang terletak di Desa Jiwika. Sumber air garam tersebut berada pada ketinggian 2.100 meter di atas permukaan laut. Secara geologi, mata air asin yang terdapat di Kurulu ini terbentuk oleh mineral [[kalsit]] (CaCO3). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh M. Hutasoit, dkk (1998) mata air asin ini berasal dari |
Terdapat sebuah lokasi wisata air garam yang terletak di Desa Jiwika. Sumber air garam tersebut berada pada ketinggian 2.100 meter di atas permukaan laut. Secara geologi, mata air asin yang terdapat di Kurulu ini terbentuk oleh mineral [[kalsit]] (CaCO3). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh M. Hutasoit, dkk (1998) mata air asin ini berasal dari [[Danau Habema]]. Pada umumnya, masyarakat setempat membawa sayur-mayur dari bawah dan mengasinkannya di sumber air garam, atau membawa jerigen-jerigen dan mengisinya untuk dijual kembali di Wamena. Menurut penduduk setempat, permukaan air garam tidak pernah berkurang, seberapapun orang mengambilnya atau saat musim sedang kering sekalipun. |
||
Pembuatan garam bubuk secara tradisional juga dilakukan oleh masyarakat Suku Dani serta Lani dan Jali yang secara khusus datang dari lokasi mereka masing-masing yang cukup jauh. Proses pembuatan garam dari Mata Air Asin Kurulu ini dilakukan dengan cara merendamkan pelepah pisang yang masih muda ke dalam Mata air asin Kurulu selama kurang lebih 15 sampai 30 menit hingga batang dan kuncup daun yang masih muda tersebut menunjukan warna kehitaman sampai ungu. Hal ini dilakukan dua sampai tiga kali dengan maksud agar air asin tersebut dapat masuk diserap seluruhnya oleh pelepah pisang maupun kuncup daun yang masih muda. Pelepah pisang inilah yang dijadikan sebagai bahan perasa/bumbu (garam) yang dicampurkan pada makanan atau masakan yang akan dimasak. |
Pembuatan garam bubuk secara tradisional juga dilakukan oleh masyarakat Suku Dani serta Lani dan Jali yang secara khusus datang dari lokasi mereka masing-masing yang cukup jauh. Proses pembuatan garam dari Mata Air Asin Kurulu ini dilakukan dengan cara merendamkan pelepah pisang yang masih muda ke dalam Mata air asin Kurulu selama kurang lebih 15 sampai 30 menit hingga batang dan kuncup daun yang masih muda tersebut menunjukan warna kehitaman sampai ungu. Hal ini dilakukan dua sampai tiga kali dengan maksud agar air asin tersebut dapat masuk diserap seluruhnya oleh pelepah pisang maupun kuncup daun yang masih muda. Pelepah pisang inilah yang dijadikan sebagai bahan perasa/bumbu (garam) yang dicampurkan pada makanan atau masakan yang akan dimasak. |
Revisi per 16 April 2020 15.53
Kurulu | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Papua |
Kabupaten | Jayawijaya |
Pemerintahan | |
• Kepala distrik | - |
Populasi | |
• Total | - jiwa |
Kode Kemendagri | 95.01.02 |
Kode BPS | 9402190 |
Luas | - km² |
Kepadatan | - jiwa/km² |
Kampung/kelurahan | - |
Kurulu adalah sebuah distrik di Kabupaten Jayawijaya, Papua, Indonesia. Dibutuhkan waktu sekitar satu jam dari kota Wamena untuk mencapai distrik Kurulu.
Wisata
Terdapat sebuah lokasi wisata air garam yang terletak di Desa Jiwika. Sumber air garam tersebut berada pada ketinggian 2.100 meter di atas permukaan laut. Secara geologi, mata air asin yang terdapat di Kurulu ini terbentuk oleh mineral kalsit (CaCO3). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh M. Hutasoit, dkk (1998) mata air asin ini berasal dari Danau Habema. Pada umumnya, masyarakat setempat membawa sayur-mayur dari bawah dan mengasinkannya di sumber air garam, atau membawa jerigen-jerigen dan mengisinya untuk dijual kembali di Wamena. Menurut penduduk setempat, permukaan air garam tidak pernah berkurang, seberapapun orang mengambilnya atau saat musim sedang kering sekalipun.
Pembuatan garam bubuk secara tradisional juga dilakukan oleh masyarakat Suku Dani serta Lani dan Jali yang secara khusus datang dari lokasi mereka masing-masing yang cukup jauh. Proses pembuatan garam dari Mata Air Asin Kurulu ini dilakukan dengan cara merendamkan pelepah pisang yang masih muda ke dalam Mata air asin Kurulu selama kurang lebih 15 sampai 30 menit hingga batang dan kuncup daun yang masih muda tersebut menunjukan warna kehitaman sampai ungu. Hal ini dilakukan dua sampai tiga kali dengan maksud agar air asin tersebut dapat masuk diserap seluruhnya oleh pelepah pisang maupun kuncup daun yang masih muda. Pelepah pisang inilah yang dijadikan sebagai bahan perasa/bumbu (garam) yang dicampurkan pada makanan atau masakan yang akan dimasak.