Lompat ke isi

Stasiun Tobo: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 7°10′20″S 111°39′15″E / 7.172218°S 111.654171°E / -7.172218; 111.654171
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 25: Baris 25:
'''Stasiun Tobo (TBO)''' ({{lang-jv|ꦱꦼꦠꦱꦶꦪꦸꦤ꧀​ꦠꦺꦴꦧꦺꦴ|Sêtasiyun Tobo}}) adalah [[stasiun kereta api]] kelas III/kecil yang berada di [[Kebonagung, Padangan, Bojonegoro]]. Stasiun yang terletak pada ketinggian +25 meter ini merupakan stasiun aktif yang letaknya paling barat [[Daerah Operasi VIII Surabaya]] lintas [[Jalur kereta api Gambringan–Surabaya Pasarturi|Gambringan–Surabaya Pasarturi]], [[Kabupaten Bojonegoro]], dan [[Jawa Timur]] bagian utara. Stasiun ini cukup mudah diakses karena terletak di sebelah tenggara jalan raya yang menghubungkan [[Kabupaten Bojonegoro|Bojonegoro]] dengan [[Cepu, Blora|Cepu]] dan [[Kabupaten Ngawi|Ngawi]].
'''Stasiun Tobo (TBO)''' ({{lang-jv|ꦱꦼꦠꦱꦶꦪꦸꦤ꧀​ꦠꦺꦴꦧꦺꦴ|Sêtasiyun Tobo}}) adalah [[stasiun kereta api]] kelas III/kecil yang berada di [[Kebonagung, Padangan, Bojonegoro]]. Stasiun yang terletak pada ketinggian +25 meter ini merupakan stasiun aktif yang letaknya paling barat [[Daerah Operasi VIII Surabaya]] lintas [[Jalur kereta api Gambringan–Surabaya Pasarturi|Gambringan–Surabaya Pasarturi]], [[Kabupaten Bojonegoro]], dan [[Jawa Timur]] bagian utara. Stasiun ini cukup mudah diakses karena terletak di sebelah tenggara jalan raya yang menghubungkan [[Kabupaten Bojonegoro|Bojonegoro]] dengan [[Cepu, Blora|Cepu]] dan [[Kabupaten Ngawi|Ngawi]].


Awalnya stasiun ini menggunakan sistem persinyalan mekanik dan memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus. Setelah [[jalur ganda]] pada segmen stasiun ini hingga [[Stasiun Bojonegoro]] resmi dioperasikan mulai awal Desember 2013<ref>{{Cite news|url=https://www.suarabanyuurip.com/kabar/baca/jalur-rel-ganda-di-bojonegoro-dioperasikan|title=Jalur Rel Ganda di Bojonegoro Dioperasikan|last=Wedia|first=Ririn|date=2013-12-05|work=Suara Banyuurip (suarabanyuurip.com)|access-date=2020-04-18}}</ref> dan kemudian hingga [[Stasiun Wadu]] mulai akhir Maret 2014<ref>{{Cite web|url=http://beritatrans.com/2014/02/26/switchover-terakhir-di-jalur-ganda-ka-pantura/|title=Switchover Terakhir di Jalur Ganda KA Pantura|last=|first=|date=2014-02-26|website=Berita Trans|language=id|access-date=2020-04-10}}</ref>, terdapat satu jalur belok baru dan bangunan baru di sisi barat daya yang dilengkapi lorong bawah tanah sehingga jumlah jalurnya bertambah menjadi empat. Jalur 2 dijadikan sebagai sepur lurus untuk arah [[Semarang]] saja, jalur 3 dijadikan sebagai sepur lurus hanya untuk arah [[Surabaya]], dan jalur 4 yang diberi kanopi. Selain itu, sistem persinyalannya telah diganti dengan sistem persinyalan elektrik. Pada tahun 2018, bangunan stasiun yang lama dibongkar total dan kini bekas bangunannya digantikan dengan bangunan baru yang difungsikan sebagai kantor resort jalan rel. Untuk mencapai bangunan stasiun baru dari jalan raya, harus berjalan kaki melalui lorong tersebut. Arsitektur bangunan baru stasiun ini serupa dengan [[Stasiun Patukan]].
Awalnya stasiun ini menggunakan sistem persinyalan mekanik dan memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus. Setelah [[jalur ganda]] pada segmen stasiun ini hingga [[Stasiun Bojonegoro]] resmi dioperasikan mulai awal Desember 2013<ref>{{Cite news|url=https://www.suarabanyuurip.com/kabar/baca/jalur-rel-ganda-di-bojonegoro-dioperasikan|title=Jalur Rel Ganda di Bojonegoro Dioperasikan|last=Wedia|first=Ririn|date=2013-12-05|work=Suara Banyuurip (suarabanyuurip.com)|access-date=2020-04-18}}</ref> dan kemudian hingga [[Stasiun Wadu]] mulai akhir Maret 2014<ref>{{Cite web|url=http://beritatrans.com/2014/02/26/switchover-terakhir-di-jalur-ganda-ka-pantura/|title=Switchover Terakhir di Jalur Ganda KA Pantura|last=|first=|date=2014-02-26|website=Berita Trans|language=id|access-date=2020-04-10}}</ref>, terdapat satu jalur belok baru dan bangunan baru di sisi barat daya yang dilengkapi lorong bawah tanah sehingga jumlah jalurnya bertambah menjadi empat. Jalur 2 dijadikan sebagai sepur lurus untuk arah [[Semarang]] saja, jalur 3 dijadikan sebagai sepur lurus hanya untuk arah [[Surabaya]], dan jalur 4 yang diberi kanopi. Selain itu, sistem persinyalannya telah diganti dengan sistem persinyalan elektrik. Bangunan lama stasiun ini telah dibongkar total pada tahun 2018 dan kini bekas bangunannya digantikan dengan bangunan baru yang difungsikan sebagai kantor resort jalan rel. Untuk mencapai bangunan stasiun baru dari jalan raya, harus berjalan kaki melalui lorong tersebut. Arsitektur bangunan baru stasiun ini serupa dengan [[Stasiun Patukan]].


Saat ini tidak ada kereta api yang berhenti di stasiun ini, kecuali jika terjadi persusulan antarkereta api.
Saat ini tidak ada kereta api yang berhenti di stasiun ini, kecuali jika terjadi persusulan antarkereta api.


Sejak 1 Agustus 2016, terkait adanya perubahan koordinasi kewilayahan stasiun-stasiun KA milik PT KAI, stasiun ini bersama dengan [[Stasiun Bojonegoro]] dan [[Stasiun Kalitidu]] yang sebelumnya termasuk dalam [[Daerah Operasi IV Semarang]] kini termasuk dalam Daerah Operasi VIII Surabaya.<ref>{{Cite news|url=https://jateng.tribunnews.com/2016/07/27/mulai-agustus-2016-stasiun-bojonegoro-masuk-wilayah-daop-viii|title=Mulai Agustus 2016, Stasiun Bojonegoro Masuk Wilayah Daop VIII|last=Setiawan|first=Deni|date=2016-07-27|work=TribunJateng.com|access-date=2016-07-31}}</ref>
Sejak 1 Agustus 2016, terkait adanya perubahan koordinasi kewilayahan stasiun-stasiun KA milik PT KAI, stasiun ini bersama dengan Stasiun Bojonegoro dan [[Stasiun Kalitidu]] yang sebelumnya termasuk dalam [[Daerah Operasi IV Semarang]] kini termasuk dalam Daerah Operasi VIII Surabaya.<ref>{{Cite news|url=https://jateng.tribunnews.com/2016/07/27/mulai-agustus-2016-stasiun-bojonegoro-masuk-wilayah-daop-viii|title=Mulai Agustus 2016, Stasiun Bojonegoro Masuk Wilayah Daop VIII|last=Setiawan|first=Deni|date=2016-07-27|work=TribunJateng.com|access-date=2016-07-31}}</ref>


Ke arah barat stasiun ini, sebelum [[Stasiun Cepu]], terdapat [[Halte Padangan]] yang sudah lama non aktif karena jaraknya yang tidak terlalu jauh dengan Stasiun Cepu.
Ke arah barat stasiun ini, sebelum [[Stasiun Cepu]], terdapat [[Halte Padangan]] yang sudah lama non aktif karena jaraknya yang tidak terlalu jauh dengan Stasiun Cepu.

Revisi per 18 April 2020 08.32

Stasiun Tobo

Stasiun Tobo tahun 2020
Lokasi
Koordinat7°10′15″S 111°39′14″E / 7.17083°S 111.65389°E / -7.17083; 111.65389
Ketinggian+25 m
Operator
Letak
Jumlah peronSatu peron sisi yang agak rendah
Jumlah jalur4 (jalur 2 dan 3: sepur lurus)
LayananHanya untuk persusulan antarkereta api.
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiIII/kecil[2]
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Musala Area merokok 
Tipe persinyalanElektrik tipe Sinyal Interlocking Len-02
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Tobo (TBO) (bahasa Jawa: ꦱꦼꦠꦱꦶꦪꦸꦤ꧀​ꦠꦺꦴꦧꦺꦴ, translit. Sêtasiyun Tobo) adalah stasiun kereta api kelas III/kecil yang berada di Kebonagung, Padangan, Bojonegoro. Stasiun yang terletak pada ketinggian +25 meter ini merupakan stasiun aktif yang letaknya paling barat Daerah Operasi VIII Surabaya lintas Gambringan–Surabaya Pasarturi, Kabupaten Bojonegoro, dan Jawa Timur bagian utara. Stasiun ini cukup mudah diakses karena terletak di sebelah tenggara jalan raya yang menghubungkan Bojonegoro dengan Cepu dan Ngawi.

Awalnya stasiun ini menggunakan sistem persinyalan mekanik dan memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus. Setelah jalur ganda pada segmen stasiun ini hingga Stasiun Bojonegoro resmi dioperasikan mulai awal Desember 2013[3] dan kemudian hingga Stasiun Wadu mulai akhir Maret 2014[4], terdapat satu jalur belok baru dan bangunan baru di sisi barat daya yang dilengkapi lorong bawah tanah sehingga jumlah jalurnya bertambah menjadi empat. Jalur 2 dijadikan sebagai sepur lurus untuk arah Semarang saja, jalur 3 dijadikan sebagai sepur lurus hanya untuk arah Surabaya, dan jalur 4 yang diberi kanopi. Selain itu, sistem persinyalannya telah diganti dengan sistem persinyalan elektrik. Bangunan lama stasiun ini telah dibongkar total pada tahun 2018 dan kini bekas bangunannya digantikan dengan bangunan baru yang difungsikan sebagai kantor resort jalan rel. Untuk mencapai bangunan stasiun baru dari jalan raya, harus berjalan kaki melalui lorong tersebut. Arsitektur bangunan baru stasiun ini serupa dengan Stasiun Patukan.

Saat ini tidak ada kereta api yang berhenti di stasiun ini, kecuali jika terjadi persusulan antarkereta api.

Sejak 1 Agustus 2016, terkait adanya perubahan koordinasi kewilayahan stasiun-stasiun KA milik PT KAI, stasiun ini bersama dengan Stasiun Bojonegoro dan Stasiun Kalitidu yang sebelumnya termasuk dalam Daerah Operasi IV Semarang kini termasuk dalam Daerah Operasi VIII Surabaya.[5]

Ke arah barat stasiun ini, sebelum Stasiun Cepu, terdapat Halte Padangan yang sudah lama non aktif karena jaraknya yang tidak terlalu jauh dengan Stasiun Cepu.

Galeri

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Wedia, Ririn (2013-12-05). "Jalur Rel Ganda di Bojonegoro Dioperasikan". Suara Banyuurip (suarabanyuurip.com). Diakses tanggal 2020-04-18. 
  4. ^ "Switchover Terakhir di Jalur Ganda KA Pantura". Berita Trans. 2014-02-26. Diakses tanggal 2020-04-10. 
  5. ^ Setiawan, Deni (2016-07-27). "Mulai Agustus 2016, Stasiun Bojonegoro Masuk Wilayah Daop VIII". TribunJateng.com. Diakses tanggal 2016-07-31. 
Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia   Stasiun berikutnya
Templat:KAI lines

7°10′20″S 111°39′15″E / 7.172218°S 111.654171°E / -7.172218; 111.654171{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman