Komando Daerah Militer IV/Diponegoro: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 37: | Baris 37: | ||
b.TKR Divisi V |
b.TKR Divisi V |
||
Di bawah pimpinan Kolonel |
Di bawah pimpinan Kolonel Soedirman, meliputi daerah Karesidenan Kedu dan Banyumas, Markas Divisi di Kota Purwokerto. |
||
c. TKR Divisi IX |
c. TKR Divisi IX |
||
Baris 59: | Baris 59: | ||
d. Divisi V/Ronggolawe, dipimpin oleh Mayor Jenderal GPH Djatikoesoemo, meliputi daerah Pati, Bojonegoro dan Madiun. |
d. Divisi V/Ronggolawe, dipimpin oleh Mayor Jenderal GPH Djatikoesoemo, meliputi daerah Pati, Bojonegoro dan Madiun. |
||
Pada HUT I Angkatan Perang Republik Indonesia tanggal 5 Oktober 1946 diadakan parade di alun‑alun Yogyakarta. Dalam upacara tersebut Presiden RI memberi nama dan menyerahkan Panji‑panji kepada Divisi‑Divisi di Jawa Tengah. Panji Diponegoro untuk Divisi III yang selanjutnya dikenal dengan sebutan Divisi Diponegoro. Dalam rangka meningkatkan kemampuan TNI, maka berdasarkan Penetapan Presiden 1949 No.: 14 tanggal 4 Mei 1948, pemerintah melakukan Rekonstruksi dan Rasionalisasi (RE‑RA) dengan sasaran penyusunan personil menjadi pasukan tempur dan pasukan teritorial. Dengan adanya RE‑RA tersebut, maka Divisi II/Sunan Gunung Jati, Divisi III/Pangeran Diponegoro dan Divisi V/Ronggolawe dilebur menjadi satu divisi di bawah pimpinan Kolonel Bambang Sugeng. Sedangkan Divisi IV/Panembahan Senopati menjadi Komando Pertempuran Panembahan Senopati. Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan Penetapan Presiden Nomor: 23 tahun 1948 Divisi Jawa Tengah dibagi menjadi dua Daerah Militer Istimewa (DMI), yaitu DMI II di bawah Gubernur Militer Kolonel Gatot |
Pada HUT I Angkatan Perang Republik Indonesia tanggal 5 Oktober 1946 diadakan parade di alun‑alun Yogyakarta. Dalam upacara tersebut Presiden RI memberi nama dan menyerahkan Panji‑panji kepada Divisi‑Divisi di Jawa Tengah. Panji Diponegoro untuk Divisi III yang selanjutnya dikenal dengan sebutan Divisi Diponegoro. Dalam rangka meningkatkan kemampuan TNI, maka berdasarkan Penetapan Presiden 1949 No.: 14 tanggal 4 Mei 1948, pemerintah melakukan Rekonstruksi dan Rasionalisasi (RE‑RA) dengan sasaran penyusunan personil menjadi pasukan tempur dan pasukan teritorial. Dengan adanya RE‑RA tersebut, maka Divisi II/Sunan Gunung Jati, Divisi III/Pangeran Diponegoro dan Divisi V/Ronggolawe dilebur menjadi satu divisi di bawah pimpinan Kolonel Bambang Sugeng. Sedangkan Divisi IV/Panembahan Senopati menjadi Komando Pertempuran Panembahan Senopati. Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan Penetapan Presiden Nomor: 23 tahun 1948 Divisi Jawa Tengah dibagi menjadi dua Daerah Militer Istimewa (DMI), yaitu DMI II di bawah Gubernur Militer Kolonel Gatot Soebroto dan DMI III di bawah Gubernur Militer Kolonel Bambang Soegeng. |
||
Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor: 5/D/AP/49 tanggal 31 Oktober 1949 kedua Divisi tersebut digabungkan menjadi satu dengan nama Divisi III, dan Kolonel Gatot |
Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor: 5/D/AP/49 tanggal 31 Oktober 1949 kedua Divisi tersebut digabungkan menjadi satu dengan nama Divisi III, dan Kolonel Gatot Soebroto ditetapkan sebagai Panglima. Setelah berakhimya Perang kemerdekaan, TNI memasuki masa konsolidasi. Dalam masa konsolidasi terjadi perubahan organisasi karena wilayah RI disusun menjadi 7 Tentara Territorium (TT). Daerah Jawa Tengah termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta, disusun menjadi satu Tentara Territorium (TT) dan selanjutnya sebagai realisasi dari Penetapan Kasad Nomor: 83/KSAD/PNTP/1950 tanggal 20 Juli 1950 menjadi Tentara & Territorium IV/Jawa Tengah dengan Panglima Kolonel Gatot Soebroto yang berkedudukan di Semarang. Dalam rangka memelihara kesatuan jiwa, sikap dan korps, berdasarkan Keputusan Panglima TT IV/Jawa Tengah Nomor: 34/B-4/D-III/1950 tanggal 5 Oktober 1950 diresmikan pemakaian satu‑satunya badge Divisi Diponegoro untuk seluruh TNI di Jawa Tengah. |
||
== Pejabat Pangdam == |
== Pejabat Pangdam == |
Revisi per 20 April 2020 04.50
Komando Daerah Militer IV/Diponegoro | |
---|---|
Aktif | 5 Oktober 1950 - sekarang |
Negara | Indonesia |
Cabang | TNI Angkatan Darat |
Tipe unit | Komando Daerah Militer |
Bagian dari | Tentara Nasional Indonesia |
Markas | Semarang, Jawa Tengah |
Moto | Sirna Ning Jaksa Katon Gapuraning Ratu |
Situs web | www.kodam4.mil.id |
Tokoh | |
Pangdam | Mayor Jenderal TNI Mochamad Effendi |
Kasdam | Brigadir Jenderal TNI Widi Prasetijono |
Irdam | Brigadir Jenderal TNI Aby Ismawan |
Ketua Kelompok Staf Ahli Pangdam | Brigadir Jenderal TNI Rimbo Karyono, S.IP, M.M. |
Komando Daerah Militer IV/Diponegoro (sering disingkat Kodam IV/Diponegoro) (Hanacaraka: ꦏꦺꦴꦩꦤ꧀ꦢꦺꦴꦝꦲꦺꦫꦃꦩꦶꦭꦶꦠꦼꦂ꧇꧔꧇/ꦢꦶꦥꦺꦴꦤꦼꦒꦺꦴꦫꦺꦴ, Komando Dhaérah Militer IV/Diponegoro) merupakan Komando Kewilayahan Pertahanan yang meliputi Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Markas Komando berada di Jl. Perintis Kemerdekaan, Watugong, Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah. Pangdam IV/Diponegoro yang sekarang menjabat adalah Mayor Jenderal TNI Bakti Agus Fadjari, S.IP yang sebelumnya menjabat Asisten Teritorial KSAD menggantikan Mayor Jenderal TNI Mochamad Effendi, S.E., M.M. yang dimutasi menjadi Irjenad. Ia dilantik Berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep tahun 2020.[1]
Sejarah
Kelahiran Kodam IV/Diponegoro tidak dapat dipisahkan dari jiwa dan semangat Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, karena Proklamasi merupakan puncak perjuangan bangsa Indonesia dalam rangkaian sejarah perjuangan nasional. Untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang baru berdiri tersebut, maka dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 22 Agustus 1945, dibentuklah suatu badan yang bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR), yang merupakan bagian dari badan lainnya yaitu Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP). Rakyat Indonesia menyambut dengan gembira pembentukan BKR tersebut, termasuk pula rakyat Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang segera membentuk BKR.
Dalam perkembangannya pada tanggal 5 Oktober 1945 BKR ditingkatkan menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Sejalan dengan itu di wilayah Jawa Tengah dibentuk organisasi pejuang kemerdekaan bersenjata yang merupakan embrio dari Kodam IV/Diponegoro dan terdiri dari empat Divisi, yaitu:
a.TKR Divisi IV
Di bawah pimpinan Kolonel GPH Djatikoesoemo, meliputi daerah Karesidenan Pekalongan, Semarang dan Pati dengan Markas Divisi di kota Salatiga.
b.TKR Divisi V
Di bawah pimpinan Kolonel Soedirman, meliputi daerah Karesidenan Kedu dan Banyumas, Markas Divisi di Kota Purwokerto.
c. TKR Divisi IX
Di bawah pimpinan Kolonel Soedarsono meliputi daerah Yogyakarta dengan Markas Divisi di kota Yogyakarta.
d. TKR Divisi X
Di bawah pimpinan Kolonel Soetarto meliputi daerah Surakarta dengan Markas Divisi di kota Solo.
Sementara pembentukan Organisasi TKR Jawa Tengah sedang berjalan, di beberapa kota terjadi pertempuran untuk menegakkan kemerdekaan yaitu merebut senjata dari pihak Jepang. Organisasi TKR mengalami perkembangan menjadi Tentara Keselamatan Rakyat (TKR), dengan penetapan Pemerintah Nomor: 2 / S.D / 1946 tanggal 7 Januari 1946. Selanjutnya disempurnakan lagi menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) dengan maklumat pemerintah tanggal 25 Januari 1946 dan akhirnya pada tanggal 3 Juni 1947 TRI diubah menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Dengan diresmikannya TNI, maka semua laskar perjuangan dilebur menjadi satu dan masuk ke dalam TNI. Organisasi TNI Jawa Tengah dan sekitarnya disusun sebagai berikut:
a. Divisi II/Sunan Gunung Jati, dipimpin oleh Mayor Jenderal Gatot subroto, meliputi daerah Cirebon, Tegal/Brebes dan Banyumas.
b. Divisi III/Pangeran Diponegoro, dipimpin oleh Mayor Jenderal R. Susalit, meliputi daerah Pekalongan, Kedu, Yogyakarta, Pemalang dan Kendal.
c. Divisi IV/Panembahan Senopati, dipimpin oleh Mayor Jenderal Sutarto, meliputi daerah Semarang, Surakarta dan Pacitan.
d. Divisi V/Ronggolawe, dipimpin oleh Mayor Jenderal GPH Djatikoesoemo, meliputi daerah Pati, Bojonegoro dan Madiun.
Pada HUT I Angkatan Perang Republik Indonesia tanggal 5 Oktober 1946 diadakan parade di alun‑alun Yogyakarta. Dalam upacara tersebut Presiden RI memberi nama dan menyerahkan Panji‑panji kepada Divisi‑Divisi di Jawa Tengah. Panji Diponegoro untuk Divisi III yang selanjutnya dikenal dengan sebutan Divisi Diponegoro. Dalam rangka meningkatkan kemampuan TNI, maka berdasarkan Penetapan Presiden 1949 No.: 14 tanggal 4 Mei 1948, pemerintah melakukan Rekonstruksi dan Rasionalisasi (RE‑RA) dengan sasaran penyusunan personil menjadi pasukan tempur dan pasukan teritorial. Dengan adanya RE‑RA tersebut, maka Divisi II/Sunan Gunung Jati, Divisi III/Pangeran Diponegoro dan Divisi V/Ronggolawe dilebur menjadi satu divisi di bawah pimpinan Kolonel Bambang Sugeng. Sedangkan Divisi IV/Panembahan Senopati menjadi Komando Pertempuran Panembahan Senopati. Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan Penetapan Presiden Nomor: 23 tahun 1948 Divisi Jawa Tengah dibagi menjadi dua Daerah Militer Istimewa (DMI), yaitu DMI II di bawah Gubernur Militer Kolonel Gatot Soebroto dan DMI III di bawah Gubernur Militer Kolonel Bambang Soegeng.
Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor: 5/D/AP/49 tanggal 31 Oktober 1949 kedua Divisi tersebut digabungkan menjadi satu dengan nama Divisi III, dan Kolonel Gatot Soebroto ditetapkan sebagai Panglima. Setelah berakhimya Perang kemerdekaan, TNI memasuki masa konsolidasi. Dalam masa konsolidasi terjadi perubahan organisasi karena wilayah RI disusun menjadi 7 Tentara Territorium (TT). Daerah Jawa Tengah termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta, disusun menjadi satu Tentara Territorium (TT) dan selanjutnya sebagai realisasi dari Penetapan Kasad Nomor: 83/KSAD/PNTP/1950 tanggal 20 Juli 1950 menjadi Tentara & Territorium IV/Jawa Tengah dengan Panglima Kolonel Gatot Soebroto yang berkedudukan di Semarang. Dalam rangka memelihara kesatuan jiwa, sikap dan korps, berdasarkan Keputusan Panglima TT IV/Jawa Tengah Nomor: 34/B-4/D-III/1950 tanggal 5 Oktober 1950 diresmikan pemakaian satu‑satunya badge Divisi Diponegoro untuk seluruh TNI di Jawa Tengah.
Pejabat Pangdam
Era Perang Kemerdekaan:
- Mayor Jenderal Inf Gatot Soebroto (1946-1948) Divisi II/Sunan Gunung Jati
- Mayor Jenderal Inf Soesalit Djojoadhiningrat (1946-1948) Divisi III/Diponegoro
- Mayor Jenderal Inf Soetarto (1946-1948) Divisi IV/Panembahan Senopati
- Kolonel Inf Bambang Soegeng (1948-1950) Daerah Militer II
- Kolonel Inf Gatot Soebroto (1948-1950) Daerah Militer III
Saat bernama T&T IV/Jawa Tengah:
- Kolonel Inf Gatot Soebroto (1950-1952)
- Kolonel Inf Moch. Bachrun (1952-1956)
- Kolonel Inf Soeharto (1956-1959)
Saat bernama Kodam VII/Diponegoro:
- Kolonel Inf Pranoto Reksosamodra (1959-1961)
- Brigjen TNI M. Sarbini (1961-1964)
- Brigjen TNI Surjosumpeno (1964-1966)
- Mayjen TNI Surono Reksodimedjo (1966-1970)
- Mayjen TNI Raden Widodo (1970-1973)
- Mayjen TNI Yasir Hadibroto (1973-1977)
- Mayjen TNI Soemitro (1977-1978)
- Mayjen TNI Soekotjo (1978-1981)
- Mayjen TNI Muhammad Ismail (1981-1983)
- Mayjen TNI Sugiarto (1983-1985)
Saat bernama Kodam IV/Diponegoro:
- Mayjen TNI Harsudiyono Hartas (1985-1987)
- Mayjen TNI Setijana (1987-1989)
- Mayjen TNI Wismoyo Arismunandar (1989-1990)
- Mayjen TNI Hariyoto PS (1990-1992)
- Mayjen TNI Soerjadi (1992-1993)
- Mayjen TNI Soeyono (1993-1995)
- Mayjen TNI Yusuf Kartanegara (1995-1995)
- Mayjen TNI Subagyo HS (1995-1997)
- Mayjen TNI Mardiyanto (1997 - 1998)
- Mayjen TNI Tyasno Sudarto (1998 - 1999)
- Mayjen TNI Bibit Waluyo (1999 - 2000)
- Mayjen TNI Sumarsono (2000 - 2002)
- Mayjen TNI Cornel Simbolon (Feb 2002 - Feb 2003)
- Mayjen TNI Amirul Isnaini (Feb 2003 - Juni 2003)
- Mayjen TNI Soenarso (31 Desember 2003 - 2006)
- Mayjen TNI Agus Suyitno (2006 - 2008)
- Mayjen TNI Darpito Pudyastungkoro (Januari 2008 - Juli 2008)
- Mayjen TNI Haryadi Soetanto (Juli 2008 - Oktober 2009)
- Mayjen TNI Budiman (Oktober 2009 - Juni 2010)
- Mayjen TNI Langgeng Sulistiyono (Juni 2010 - Agustus 2011)
- Mayjen TNI Mulhim Asyrof (Agustus 2011 - Juli 2012)
- Mayjen TNI Hardiono Saroso (Juli 2012 - 8 April 2013)
- Mayjen TNI Sunindyo (8 April 2013 - 22 September 2014)
- Mayjen TNI Bayu Purwiyono (22 September 2014 - 25 Juli 2015)
- Mayjen TNI Jaswandi (25 Juli 2015 - 31 Maret 2017)[2]
- Mayjen TNI Tatang Sulaiman (31 Maret 2017 - 27 Oktober 2017)
- Mayjen TNI Wuryanto, S.Sos., M.Si. (27 Oktober 2017 - 29 November 2018)
- Mayjen TNI Mochamad Effendi (29 November 2018 - Sekarang)
Korem di bawah Kodam IV/Diponegoro
- Korem 071/Wijayakusuma (WK) di Purwokerto
- Korem 072/Pamungkas (PMK) di Yogyakarta
- Korem 073/Makutarama (MKT) di Salatiga
- Korem 074/Warastratama (WRS) di Surakarta
- Kodim 0733/Kota Semarang (BS), sebuah Kodim yang berdiri sendiri di Kota Semarang
Satuan Tempur & Bantuan Tempur
- Yonif Raider 400/Banteng Raiders
- Yon Arhanud 15/Dahana Bhaladika Yudha
- Yon Zipur 4/Tanpa Kawandya
- Yon Armed 3/Naga Pakca
- Yon Kav 2/Turangga Ceta
- Kikav 2/Jayengrata Tohraga
Satuan Pendidikan
- Secata Rindam IV/Diponegoro
- Secaba Rindam IV/Diponegoro
- Dodiklatpur Rindam IV/Diponegoro
- Dodikjur Rindam IV/Diponegoro
- Dodik Bela Negara Rindam IV/Diponegoro
Referensi
- ^ "Mutasi Jabatan 91 Perwira Tinggi TNI"
- ^ Mutasi Jabatan 84 Perwira TNI Website Resmi Markas Besar TNI