Lompat ke isi

Feminisme sosialis: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
memperbaiki artikel
Tag: Dikembalikan VisualEditor-alih
k Bot: Perubahan kosmetika
Tag: Dikembalikan PAWS [1.2]
Baris 12: Baris 12:
{{reflist|1}}
{{reflist|1}}
* {{cite book|title=Filsafat Feminisme: Studi Kritis Terhadap Gerakan Pembaharuan Perempuan di Dunia Barat dan Islam|last=Amin|first=Saidul|publisher=ASA Riau|year=2015|location=Pekanbaru|isbn=978-602-1096-40-6|ref={{sfnref|Amin, Saidul|(2015)}}|url-status=live}}
* {{cite book|title=Filsafat Feminisme: Studi Kritis Terhadap Gerakan Pembaharuan Perempuan di Dunia Barat dan Islam|last=Amin|first=Saidul|publisher=ASA Riau|year=2015|location=Pekanbaru|isbn=978-602-1096-40-6|ref={{sfnref|Amin, Saidul|(2015)}}|url-status=live}}

[[Kategori:Sosialisme|Feminisme, sosialis]]
[[Kategori:Sosialisme|Feminisme, sosialis]]
[[Kategori:Teori feminis]]
[[Kategori:Teori feminis]]

Revisi per 26 Mei 2020 10.31

Feminisme sosialis adalah salah satu paham feminisme yang muncul sebagai bentuk kritik terhadap teori diskriminasi perempuan akibat pengaruh kapitalisme sepenuhnya. Feminisme sosialis merupakan sanggahan atas feminisme Marx. Paham ini berpendapat bahwa pembatasan hak perempuan telah ada bahkan sebelum teori kapitalisme dikemukakan. Paham ini juga menyatakan bahwa kebebasan perempuan secara mutlak hanya dapat diperoleh apabila perempuan telah lepas dari ketergantungan ekonomi yang sepenuhnya hanya didominasi dan dikendalikan oleh para laki-laki.[1] Feminisme sosialis tidak hanya menyalahkan kapitalisme sebagai penyebab utama penindasan perempuan, melainkan turut memerhatikan pengaruh dari sistem patriarki. Juliet Mitchell dan Charlotte Perkins Gilman merupakan dua tokoh utama yang menganut dan memperjuangkan paham feminisme sosialis.[2]

Konsep Dasar

Konsep feminisme sosialis dikemukakan oleh Gilman melalui karyanya yang berjudul The Man-Made World and Woman and Economic. Dalam buku tersebut, Gilman menjelaskan bahwa perempuan akan sepenuhnya meraih kemerdekaan apabila kemerdekaan ekonomi telah mampu diraih. Gilman juga berpendapat bahwa pemaksaan bagi perempuan untuk menikah dipengaruhi oleh faktor ekonomi. Menurut Gilman, pernikahan adalah sebuah kurungan buatan yang berbentuk kesepakatan hidup dan berkeluarga yang tidak tulus. Hal inilah yang kemudian membuat kesedihan dan rasa frustrasi. Sementara itu, Juliet Mitchell berpendapat bahwa perempuan telah diposisikan pada posisi yang rendah oleh struktur masyarakat kapitalis. Masyarakat kapitalis menekan kedudukan perempuan dalam keluarga dan masyarakat. Selain itu, masyarakat kapitalis juga mengatur perihal keturunan, hubungan seksual dan sosialisasi yang sepatutnya dilakukan oleh perempuan dengan anak-anak. Oleh karenanya, Mitchell menegaskan bahwa model produksi kapitalis harus sepenuhnya ditolak oleh kelompok feminis, termasuk di dalamnya yaitu sistem patriarki. Berdasarkan paham ini, maka kelompok feminisme sosialis menggunakan slogan yaitu "Tak Ada Sosialisme tanpa Pembebasan Perempuan. Tak Ada Pembebasan Perempuan tanpa Sosialisme".[3]

Rujukan

  1. ^ Amin, Saidul (2015), hlm. 83."Ada pendapat menyatakan bahwa Feminisme Sosialis lahir sebagai kritik terhadap feminisme Marks yang selalu mengambinghitamkan kapitalis sebagai penyebab diskriminasi terhadap perempuan. Bagi Feminisme Sosialis, permasalahan pemarjinalan perempuan sudah ada sebelum lahirnya teori kapitalisme. Untuk itu aliran ini berpendapat bahwa kebebasan dari ketergantungan ekonomi dari lelaki adalah syarat mutlak untuk kebebasan perempuan."
  2. ^ Amin, Saidul (2015), hlm. 83-84."Patriarchat dan kapitalisme merupakan penyebab utama penindasan perempuan. Tokoh penting dalam gerakan ini adalah Charlotte Perkins Gilman (1860-1935) dan Juliet Mitchell (1940-…)."
  3. ^ Amin, Saidul (2015), hlm. 84"Gilman di dalam karyanya “ The Man-Made World and Woman and Economic” menjelaskan bahwa perempuan tidak akan pernah merdeka tanpa kemerdekaan ekonomi. Menurutnya juga, perempuan dipaksa untuk menikah juga karena faktor ekonomi. Pernikahan adalah kesepakatan hidup dan berkeluarga yang tidak tulus sebagai kurungan yang tidak alami yang hanya akan membuat kesedihan dan rasa frustasi. Sementara Juliet Mitchel berpendapat bahwa empat struktur dalam masyarakat kapitalis yang meletakkan perempuan pada posisi yang rendah, yaitu : kedudukan perempuan dalam keluarga dan masyarakat, reproduksi, seksualitas dan bersosialisasi dengan anak-anak. Oleh sebab itu dia menegaskan bahwa kelompok feminis harus menolak model produksi Kapitalis seperti halnya institusi keluarga di bawah sistem patriarchat yang mendudkkan wanita pada posisi yang rendah. Maka akhirnya kemompok ini memiliki selogan yang bagus, yaitu : "Tak Ada Sosialisme tanpa Pembebasan Perempuan. Tak Ada Pembebasan Perempuan tanpa Sosialisme"."

Daftar Pustaka

  • Amin, Saidul (2015). Filsafat Feminisme: Studi Kritis Terhadap Gerakan Pembaharuan Perempuan di Dunia Barat dan Islam. Pekanbaru: ASA Riau. ISBN 978-602-1096-40-6.