Lompat ke isi

Pertempuran Tsushima: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
https://www.rafieaf.net
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
https://www.rafieaf.net
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1: Baris 1:
https://www.rafieaf.net
https://www.rafieaf.net


https://www.rafieaf.net
== Garis Besar ==
Armada Baltik Rusia yang dikirim dari Eropa bertempur melawan Armada Gabungan Jepang di perairan Selat Tsushima antara Semenanjung Korea dan Jepang. Sebelumnya, [[10 Agustus]] [[1904]], [[Armada Pasifik Rusia]] sudah berantakan dalam [[Pertempuran Laut Kuning]] dikalahkan armada Jepang. Armada Baltik berlayar melewati [[Laut Utara]], dan menyebabkan insiden diplomatik di [[Dogger Bank]] (lepas pantai Inggris) akibat menyerang armada nelayan Britania. Pelayaran diteruskan melalui Afrika dan berlabuh di [[Indochina]]. Perjalanan begitu panjang dan meletihkan, dan akibatnya moral awak kapal mulai anjlok. Armada Baltik mulanya diperintahkan untuk membuka blokade Jepang terhadap [[Lüshunkou]], tetapi jauh sebelum Armada Baltik tiba, wilayah tersebut sudah jatuh ke tangan Jepang. Armada Baltik sedang berlayar ke pelabuhan Rusia di [[Vladivostok]] melewati wilayah perairan Selat Tsushima ketika ditemukan kapal penjelajah Jepang.

Armada Baltik mempunyai tiga rute yang bisa dilewati untuk sampai di Vladivostok: [[Selat La Pérouse]], [[Selat Tsugaru]], dan Selat Tsushima. Laksamana Rozhestvensky memilih Selat Tsushima yang memisahkan [[Kyushu]] dan [[Semenanjung Korea]]. Selat Tsushima merupakan rute terdekat menuju Vladivostok. Dua rute lainnya adalah jalan memutar melewati Samudra Pasifik. Laksamana Togo yang berpangkalan di [[Busan]], [[Semenanjung Korea]] sudah memperkirakan Selat Tsushima bakal dilewati armada Rusia.


== Pertempuran ==
== Pertempuran ==

Revisi per 28 Mei 2020 16.54

https://www.rafieaf.net

https://www.rafieaf.net

Pertempuran

Dua kapal rumah sakit yang mengikuti armada Rusia terlihat kapal penjelajah Jepang. Armada Rusia berlayar dari selatan-barat daya menuju utara-timur laut; Armada Jepang dari datang dari barat menuju timur laut. Walaupun berisiko kehilangan sebagian dari armadanya, Laksamana Togo memerintahkan kapal-kapal perangnya untuk berbalik arah satu per satu agar bisa berhadapan dengan armada Rusia. Kapal-kapal Jepang berbalik arah dengan selamat, dan kedua armada saling berhadapan terpisah jarak 6.200 meter. Era pertempuran laut modern dimulai ketika kedua belah armada mulai saling melepaskan tembakan meriam.

Sebelum Pertempuran Tsushima, kapal-kapal dalam pertempuran laut melepaskan tembakan meriam pada jarak yang lebih dekat. Laksamana Togo unggul karena armada Rusia tidak bersiap menghadapi serangan. Sejak perang dimulai, awak kapal perang Jepang sudah terus-menerus berlatih menembakkan meriam dengan peluru sub-kaliber. Armada Laksamana Togo memiliki penembak meriam yang lebih unggul dan lebih sering mengenai sasaran. Selain itu, kualitas amunisi Jepang waktu itu lebih baik dibandingkan amunisi Rusia. Tembakan meriam kapal-kapal Jepang juga lebih akurat karena memiliki lebih banyak instrumen pengukur jarak dibandingkan kapal Rusia.

Armada Baltik waktu itu sedang tidak dalam keadaan siap tempur. Selain 4 kapal perang terbaru kelas Borodino, Armada Baltik terdiri dari kapal model lama dan tidak terpelihara dengan baik. Pelayaran panjang menyebabkan bagian bawah lambung kapal kotor karena kurangnya waktu pemeliharaan. Akibatnya, kecepatan kapal Rusia menjadi berkurang. Kapal-kapal Laksamana Togo bisa memiliki kecepatan maksimum 16 knot (30 km/jam), sedangkan kapal-kapal Laksamana Rozhestvensky hanya memiliki kecepatan maksimum 9 knot (17 km/jam). Laksamana Togo memanfaatkan keunggulan manuver kapal-kapalnya, dan sempat melakukan taktik pertempuran laut Crossing the T sebanyak 2 kali.

Kapal penjelajah Oleg di Teluk Manila dengan lubang besar pada bagian lambung kapal.

Laksamana Rozhestvensky tewas seketika akibat pecahan logam di kepala. Dalam sehari pada 27 Mei 1905, armada Rusia kehilangan kapal tempur Knyaz' Suvorov, Oslyabya, Emperor Alexander III, dan Borodino. Kapal-kapal Jepang hanya mengalami kerusakan ringan, terutama Kapal tempur Jepang Mikasa. Menjelang malam, Laksamana Muda Nebogatov mengambil alih komando armada Rusia.

Di malam hari, kapal torpedo dan kapal perusak Jepang mulai memburu kapal-kapal armada Rusia yang berpencar dalam kelompok-kelompok kecil dan berusaha malarikan diri ke utara. Kapal tempur Navarin yang memang sudah tua, tenggelam. Kapal tempur Sisoy Veliki dan dua kapal penjelajah tua rusak berat: Admiral Nakhimov dan Vladimir Monomakh hingga harus ditenggelamkan di pagi harinya.

Kronologi peristiwa

27 Mei 1905 (JST)

  • 04:45 Kapal penjelajah Jepang Shinanomaru yang tergabung dalam Armada Gabungan Jepang sedang dalam misi khusus penyamaran. Awak Shinanomaru melihat Armada Baltik Rusia di perairan sebelah barat Kyushu dan mengirim telegram.
  • 05:05 Armada Gabungan Jepang berangkat dari pelabuhan, dan mengirim telegram berisi ke Markas Besar Kekaisaran, "Hari ini cuaca cerah tetapi ombak sedang tinggi." (本日天気晴朗なれども波高し, Honjitsu tenki seirō naredomo nami takashi) yang mengandung pesan terselubung tentang senjata yang akan dipakai.
Manuver kedua armada
  • 13:39 Armada Gabungan Jepang melihat Armada Baltik Rusia dengan mata telanjang, dan segera mengibarkan bendera perang.
  • 13:55 Jarak: 12.000 meter. Kapal tempur Mikasa mengibarkan bendera semboyan Z.
  • 14:05 Jarak: 8.000 meter. Armada Gabungan Jepang memulai manuver untuk berbalik arah
  • 14:07 Jarak: 7.000 meter. Kapal tempur Mikasa menyelesaikan manuver balik arah. Armada Baltik Rusia mulai menembak.
  • 14:10 Jarak: 6.400 meter. Seluruh kapal-kapal Jepang menyelesaikan manuver balik arah.
  • 14:12 Jarak: 5.500 meter. Mikasa terkena tembakan.
  • 14:16 Jarak: 4.600 meter. Armada Gabungan Jepang mulai memusatkan tembakan ke arah Knyaz' Suvorov yang menjadi kapal komando Armada Baltik Rusia.
  • 18:00 Kedua belah pihak saling mendekat untuk kedua kalinya (jarak: 6.300 m), dan kembali mulai saling melepaskan tembakan.
  • 19:20 Kapal tempur Rusia Knyaz' Suvorov, Borodino, dan Sisoy Veliki tenggelam.

28 Mei 1905 (JST)

  • 09:30 Armada Baltik Rusia kembali dalam jarak tembak Armada Gabungan Jepang
  • 10:34 Komandan Rusia memberikan semboyan "XGE", berarti "Saya menyerah" dalam istilah Kode Semboyan Internasional yang digunakan waktu itu.
  • 10:53 Pihak Jepang menerima penyerahan Rusia.

Pascapertempuran

Kapal komando Laksamana Togo, Kapal tempur Jepang Mikasa diabadikan sebagai museum di Yokosuka, Jepang

Keempat kapal perang lain di bawah komando Laksamana Muda Nebogatov dipaksa menyerah pada hari berikutnya. Dari keempat kapal tersebut hanya terdapat satu kapal perang modern, kapal tempur Orel, sedangkan selebihnya merupakan kapal tempur tua Emperor Nikolay I, dan dua kapal perairan Apraxin dan Admiral Senyavin. Keempat kapal tersebut tidak akan mampu bertahan atas serangan armada Jepang. Hingga malam 28 Mei, hanya tinggal satu kapal Rusia yang dikejar armada Jepang. Kapal perairan Admiral Ushakov menolak untuk menyerah dan ditenggelamkan kapal penjelajah Jepang. Walaupun usianya sudah tua, kapal penjelajah Dmitri Donskoy berjuang melawan 6 kapal penjelajah Jepang dan bertahan sampai hari berikutnya, walaupun akhirnya rusak berat dan harus ditenggelamkan. Tiga kapal penjelajah Rusia, Aurora, Zhemtchug, dan Oleg berhasil lolos ke pangkalan AL Amerika Serikat di Manila dan ditahan. Di pihak Rusia, hanya kapal layar cepat Almaz (digolongkan sebagai kapal penjelajah kelas 2) dan 2 kapal perusak yang berhasil sampai di Vladivostok.

Rusia kehilangan hampir seluruh kapal Armada Baltik dalam pertempuran di Selat Tsushima. Pihak Jepang hanya kehilangan 3 kapal torpedo (Nomor 34, 35, dan 69). Peristiwa ini meruntuhkan prestise Rusia di dunia internasional, sekaligus pukulan besar bagi Dinasti Romanov.

Daftar pustaka

  • Busch, Noel F. (1969). The Emperor's Sword: Japan vs. Russia in the Battle of Tsushima. New York: Funk & Wagnall’s. 
  • Corbett, Julian (1994). Maritime Operations In The Russo-Japanese War 1904-1905. ISBN 1557501297. 
  • Grant, R. (1907). Before Port Arthur in a Destroyer. London: John Murray. 
  • Hailey, Foster (1964). Clear for Action: The Photographic Story of Modern Naval Combat, 1898-1964. New York: Duell, Sloan and Pierce. 
  • Hough, Richard Alexander (1960). The Fleet That Had to Die. New York: Ballantine Paperbacks. 
  • Novikoff-Priboy, A (1936). Tsushima. London: George Allen & Unwin. 
  • Seager, Robert (1977). Alfred Thayer Mahan: The Man And His Letters. ISBN 0-87021-359-8. 
  • Semenoff, Vladimir (1910). Rasplata (The Reckoning). London: John Murray. 
  • Semenoff, Vladimir (1912). The Battle of Tsushima. New York: E.P. Dutton & Co. 
  • Tomitch, V. M. (1968). Warships of the Imperial Russian Navy. Battleships. 
  • Warner, Denis and Peggy (1975). The Tide at Sunrise. A History of the Russo-Japanese War 1904-1905. ISBN 0-7146-5256-3. 
  • Woodward, David (1966). The Russians at Sea: A History of the Russian Navy. New York: Praeger Publishers. 

Pranala luar