Lompat ke isi

Benyamin Sueb: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Hidra (bicara | kontrib)
Hidra (bicara | kontrib)
Baris 203: Baris 203:
*{{id}} [http://mdamt.wordpress.com/ Blog lagu-lagu Benyamin termasuk Kanal Radio Online]
*{{id}} [http://mdamt.wordpress.com/ Blog lagu-lagu Benyamin termasuk Kanal Radio Online]
*{{id}} [http://benyamin.multiply.com/ Fans Site berisi foto, lagu, artikel]
*{{id}} [http://benyamin.multiply.com/ Fans Site berisi foto, lagu, artikel]
*{{id}} [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/b/benyamin-sueb/index.shtml biografi di Tokoh Indonesia]
*{{id}} [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/b/benyamin-sueb/index.shtml biografi di Tokoh
Indonesia]
*{{en}} [http://www.citwf.com/person28376.htm Database Film Benyamin, dari Word Index Film]
*{{en}} [http://www.citwf.com/person28376.htm Database Film Benyamin, dari Word Index Film]
*{{id}} [http://tembangpribumi.multiply.com/tag/benjamin%20s http://tembangpribumi.multiply.com]


{{DEFAULTSORT:Sueb, Benyamin}}
{{DEFAULTSORT:Sueb, Benyamin}}

Revisi per 15 September 2008 13.48

Benyamin Sueb
Berkas:Benyamin sueb 1.jpg
Informasi latar belakang
GenrePop
Gambang Kromong
Pekerjaanpenyanyi, Aktor
Instrumen-
Tahun aktif1939 - 1995
Label-

Benyamin Sueb (1939 - 1995) lahir di Kemayoran, 5 Maret 1939. Benyamin Sueb memang sosok panutan. Kesuksesan di dunia musik dan film membuat namanya semakin melambung. Lebih dari 75 album musik dan 53 judul film yang ia bintangi adalah bukti keseriusannya di bidang hiburan tersebut.

Karir

Awal karir

Kesuksesan dalam dunia musik diawali dengan bergabungnya Benyamin dengan satu grup Naga Mustika. Grup yang berdomisili di sekitar Cengkareng inilah yang kemudian mengantarkan nama Benyamin sebagai salah satu penyanyi terkenal di Indonesia.

Duet dengan Ida Royani

Selain Benyamin, kelompok musik ini juga merekrut Ida Royani untuk berduet dengan Benyamin. Dalam perkembangannya, duet Benyamin dan Ida Royani menjadi duet penyanyi paling popular pada zamannya di Indonesia. Bahkan lagu-lagu yang mereka bawakan menjadi tenar dan meraih sukses besar. Sampai-sampai Lilis Suryani salah satu penyanyi yang terkenal saat itu tersaingi.

Gambang kromong

Orkes Gambang Kromong Naga Mustika dilandasi dengan konsep musik Gambang Kromong Modern. Unsur-unsur musik modern seperti organ, gitar listrik, dan bass, dipadu dengan alat musik tradisional seperti gambang, gendang, kecrek, gong serta suling bambu.

Setelah Orde Lama tumbang, yang ditandai dengan munculnya Soeharto sebagai presiden kedua, musik Gambang Kromong semakin memperlihatkan jatidirinya. Lagu seperti Si Jampang (1969) sukses di pasaran, dilanjutkan dengan lagu Ondel-Ondel (1971).

Lagu-lagu lainnya juga mulai digemari. Tidak hanya oleh masyarakat Betawi tetapi juga Indonesia. Kompor Mleduk, Tukang Garem, dan Nyai Dasimah adalah sederetan lagunya yang laris di pasaran. Terlebih setelah Bang Ben berduet dengan Bing Slamet lewat lagu Nonton Bioskop, nama Benyamin menjadi jaminan kesuksesan lagu yang akan ia bawakan.

Paska duet dengan Ida Royani

Setelah Ida Royani hijrah ke Malaysia tahun 1972, Bang Ben mencari pasangan duetnya. Ia menggaet Inneke Koesoemawati dan berhasil merilis beberapa album, di antaranya "Nenamu" dengan tembang andalan seperti Djanda Kembang, Semut Djepang, Sekretaris, Penganten Baru dan Pelajan Toko.

Dunia film

Lewat popularitas di dunia musik, Benyamin mendapatkan kesempatan untuk main film. Kesempatan itu tidak disia-siakan. Beberapa filmnya, seperti Banteng Betawi (1971), Biang Kerok (1972), Intan Berduri serta Si Doel Anak Modern (1976) yang disutradari Syumanjaya, semakin mengangkat ketenarannya. Dalam Intan Berduri, Benyamin mendapatkan piala Citra sebagai Pemeran Utama Terbaik.

Akhir karir

Pada akhir hayatnya, Benyamin juga masih bersentuhan dengan dunia panggung hiburan. Selain main sinetron/film televisi (Mat Beken dan Si Doel Anak Sekolahan) ia masih merilis album terakhirnya dengan grup Rock Al-Haj bersama Keenan Nasution. Lagu seperti Biang Kerok serta Dingin-dingin menjadi andalan album tersebut.

Kontribusi terhadap gambang kromong

Dalam dunia musik, Bang Ben (begitu ia kerap disapa) adalah seorang seniman yang berjasa dalam mengembangkan seni tradisional Betawi, khususnya kesenian Gambang Kromong. Lewat kesenian itu pula nama Benyamin semakin popular. Tahun 1960, presiden pertama Indonesia, Soekarno, melarang diputarnya lagu-lagu asing di Indonesia. Pelarangan tersebut ternyata tidak menghambat karir musik Benyamin, malahan kebalikannya. Dengan kecerdikannya, Bang Ben menyuguhkan musik Gambang Kromong yang dipadu dengan unsur modern.

Meninggal dunia

Benyamin yang telah empat belas kali menunaikan ibadah haji ini meninggal dunia setelah koma beberapa hari seusai main sepak bola pada tanggal 5 September 1995, akibat serangan jantung.

Pendidikan

  • Sekolah Rakyat Bendungan Jago Jakarta (1946-1951), SD Santo Yosef Bandung (1951-1952)
  • SMPN Taman Madya Cikini, Jakarta (1955)
  • SMA Taman Siswa, Jakarta (1958)
  • Akademi Bank Jakarta (Tidak tamat) ; Kursus Lembaga Pembinaan Perusahaan & Ketatalaksanaan (1960)
  • Latihan Dasar Kemiliteran Kodam V Jaya (1960)
  • Kursus Lembaga Administrasi Negara (1964)

Karir

  • Kondektur PPD (1959)
  • Bagian Amunisi Peralatan AD (1959-1960)
  • Bagian Musik Kodam V Jaya (1957-1968)
  • Kepala Bagian Perusahaan Daerah Kriya Jaya (1960-1969)
  • Produser dan Sutradara PT Jiung -Film (1974-1979)

Penghargaan

Keluarga

Benyamin menikah dua kali. Pertama dengan Nonnie pada tahun 1959 (kemudian bercerai pada tanggal 7 Juli 1979 namun rujuk kembali pada tahun yang sama). Hj. Nonnie memberinya lima anak:

  • Beib Habbani
  • Bob Benito
  • Biem Triani
  • Beno Rahmat
  • Beni Pandawa

Sedangkan anak - anak dari isteri kedua, Alfiah, adalah :

  • Bayi Nurhayati
  • Billy Sabila
  • Bianca Belladina
  • Belinda Syahadati

Diskografi

Filmografi

(Nama sutradara ditulis dalam kurung)

1970

1971

1972

1973

1974

1975

1976

1977

1978

1981

1983

1984

1988

1992

Program TV

  • Benjamin Show TPI (1993-1995)
  • Glamor TVRI (1994-1995)

Sinetron

1994

  • Mat Beken

1995

Pranala luar

Indonesia]