Operasi Trisula: Perbedaan antara revisi
k Bot: Perubahan kosmetika |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
Operasi Trisula merupakan operasi yang dilakaanakan oleh |
'''Operasi Trisula''' merupakan operasi yang dilakaanakan oleh [[Tentara Nasional Indonesia]] dalam rangka menumpas sisa-sisa Gerakan 30 Septembar 1965 PKI yang melarikan diri di daerah Blitar Selatan. Daerah Blitar Selatan ini sangat strategis sebagai tempat persembunyian dan berkumpulnya gembong-gembong PKI, karena daerah tersebut berupa tebing-tebing yang curam dan perbukitan yang sulit untuk dijangkau oleh pasukan darat. |
||
Untuk melaksanakan operasi tersebut Panglima Komando Daerah Militer VIII/Brawijaya membentuk Komando Satuan Tugas Operasi yang bernama |
Untuk melaksanakan operasi tersebut Panglima Komando Daerah Militer VIII/Brawijaya membentuk Komando Satuan Tugas Operasi yang bernama Satgas pTrisula pada tanggal 25 Mei 1968 dengan daerah operasi Blitar Selatan, Malang Selatan dan Tulungagung dengan tujuan untuk menumpas sisa-sisa pemberontakan G 30 S PKI. |
||
==Pelaksanaan Operasi Trisula== |
|||
Pada hakekatnya daerah Operasi Trisula meliputi seluruh wilayah Jawa Timur yaitu wilayah [[Kodam V/Brawijaya|Kodam VIII/Brawijaya]], akan tetapi rencana tersebut berubah dan hanya dipusatkan di Blitar Selatan. Melalui operasi intelejen yang dilaksanakan jauh hari sebelum Operasi Trisula, dapat diketahui bahwa Blitar Selatan merupakan |
|||
sebuah compro pusat pemulihan PKI. Para tokoh-tokoh komunis yang menjadi target penangkapan ABRI di Jakarta, menjadikan Blitar Selatan sebagai wilayah basispembangunan kembali PKI di seluruh Indonesia. Pelaksanaan Operasi Trisula didahului oleh pergeseran pasukan ke sektor-sektor yang telah ditentukan, seluruh daerah operasi ditutup mulai tanggal 5 Juni 1968. Batas-batas penutupan dimulai dari tiga arah: |
|||
* Sebelah Barat : Campur Darat, Tulungagung Selatan. |
|||
* Sebelah Utara : sepanjang jalan raya |
|||
Tulungagung tepi Sungai Brantas hingga |
|||
Kalipare, Blitar Selatan. |
|||
* Sebelah Timur : Kalipare lurus ke Selatan |
|||
melalui Sumbermanjing Kulon sampai garis |
|||
pantai Samudera Hindia. |
|||
Tenaga bantuan dalam penutupan daerah operasi melibatkan Hansip, Wanra beserta rakyat yang melakukan ronda kampung. Maksud penutupan adalah agar tokoh-tokoh sisa G.30.S/PKI tidak lolos dari wilayah basis. Selain itu, penutupan juga diharapkan agar wilayah Selatan terisolir dan tidak memungkinkan adanya bantuan-bantuan dari luar untuk PKI yang berada di Blitar Selatan. Garis penutupan ini juga berfungsi sebagai Garis Straggler bagi satuan-satuan operasionil. Daerah operasi ditutup rapat siang dan malam dan hanya ada beberapa koridor akses dibuat, tetapi tetap dalam pengawasan ketat para petugas. |
|||
Pada tanggal 26 Mei 1968, Mayor Inf Soekotjo selaku Komandan [[Batalyon Infanteri Lintas Udara 502|Yonif 531/Para]] dan Mayor Inf Djasripan sebagai Perwira Seksi I [[Brigif Linud 18/Trisula]] mengadakan penyelidikan dan pengintaian untuk memperoleh informasi terbaru dari wilayah operasi. Hasil penyelidikan diserahkan kepada Komandan Satgas Trisula pada tanggal 28 Mei 1968 untuk dibahas dan |
|||
sebagai petunjuk dalam mengambil tindakan operasional dilapangan. |
|||
Dengan terbentuknya susunan SATGAS dan rencana operasi, maka seluruh komponen untuk menggelar Operasi Trisula telah selesai. Kodam VIII/Brawijaya sebagai pelaksana memiliki wewenang penuh untuk mengkoordinir seluruh kesatuan-kesatuan infanteri reguler dalam melaksanakan tugas pokok operasi. Oleh karena itu dalam rangka persiapan penumpasan sisa-sisa gerombolan PKI di Blitar Selatan, batalyon-batalyon yang di bentuk sebagai SATGAS Trisula adalah batalyon dibawah garis struktural [[Kodam V/Brawijaya|Kodam VIII/Brawijaya]] Jawa Timur. Unsur bantuan tempur lain yang tergabung dalam batalyon pelaksana berasal dari kesatuan [[Kostrad]] dan Corps Intel. |
|||
==Satgas Trisula== |
|||
Penyusunan SATGAS Trisula dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 1968 bertempat di Aula Staf Kodam VIII/Brawijaya, [[Mochamad Jasin|Mayjen TNI M. Jasin]] yang didampingi Panglima Komando Wilayah Udara IV dan Panglima Kepolisian X Jawa Timur melantik Komando SATGAS Trisula dengan susunan sebagai berikut: |
|||
* '''Unsur Pimpinan''' |
|||
** Komandan : [[Witarmin|Kolonel Inf Witarmin]] |
|||
** Wakil Komandan : Letnan Inf Kolonel B. Sasmito. |
|||
** Kepala Staf : Letnan Kolonel Inf Soegondho. |
|||
* '''Unsur Staf Operasi''' : |
|||
** Kepala Staf : Letnan Inf Kolonel Soegondho. |
|||
** Perwira Seksi I sampai Seksi V beserta wakilnya. |
|||
* '''Unsur Staf lainnya''' : |
|||
** Team Intelejen Staf Kodam VIII/Brawijaya |
|||
** Team Combat Intelejen Dinas Pusat Intelejen Angkatan Darat. |
|||
** Kompi Combat Intelejen Brigif Linud 18/Trisula |
|||
* '''Team Operasi Teritorial Sipil dibawah pimpinan Bupati Kepala Daerah Blitar'''. |
|||
* '''Unsur Bantuan Tempur dan Administrasi''' : |
|||
** Markas dan Kompi Markas. |
|||
** Team Perhubungan. |
|||
** Kompi Polisi Militer. |
|||
** Peleton Zeni Tempur. |
|||
** Kompi Polisi Militer. |
|||
** Team Peralatan. |
|||
** Team Angkutan. |
|||
** Team Penerangan. |
|||
** Team Pemeliharaan Rohani. |
|||
** Team Intendan. |
|||
** Team BRDM dan Zeni Amphibi. |
|||
* '''Unsur Operasionil dan pelaksana''' : |
|||
** Batalyon Infanteri 531/Para. |
|||
** Batalyon Infanteri 511. |
|||
** Batalyon Infanteri 513. |
|||
** Batalyon Infanteri 521. |
|||
** Batalyon Infanteri 527. |
|||
** Kodim 0807/Tulungagung. |
|||
** Kodim 0808/Blitar. |
|||
** Kodim 0818/Malang |
|||
** Koramil 0818/10 Pagak. |
|||
** Koramil 0818/11 Donomulyo. |
|||
** Koramil 0818/13 Kalipare. |
|||
** Koramil 0809/9 Sutojayan. |
|||
** Koramil 0808/10 Kademangan. |
|||
** Koramil 0808/11 Binangun. |
|||
** Koramil 0807/6 Rejotangan. |
|||
** Koramil 0807/8 Kalidawir. |
|||
* '''Perkuatan dari Angkatan Udara Taktis''' : |
|||
** Satu Kompi Komando Pasukan Gerak Tjepat (Kopasgat). |
|||
** Satu Squadron terdiri atas : |
|||
2 helikopter, 2 B-25, 3 Mustang, 3 Harvard. |
|||
* '''Satuan-Satuan yang disiagakan''' : |
|||
** Satu [[Batalion Zeni Tempur 10|Batalyon Zeni Tempur Amphibi]] di Pasuruan. |
|||
** Satu [[Batalyon Artileri Medan 12|Batalyon Artileri Medan]] di Ngawi. |
|||
** Satu [[Yonif 400/Raider|Batalyon Infanteri 401/Para]]. |
|||
** Satu Group [[Kopassus|Resimen Para Komando |
|||
Angkatan Darat]]. |
|||
[[Kategori:Operasi militer]] |
Revisi per 15 Juni 2020 13.52
Operasi Trisula merupakan operasi yang dilakaanakan oleh Tentara Nasional Indonesia dalam rangka menumpas sisa-sisa Gerakan 30 Septembar 1965 PKI yang melarikan diri di daerah Blitar Selatan. Daerah Blitar Selatan ini sangat strategis sebagai tempat persembunyian dan berkumpulnya gembong-gembong PKI, karena daerah tersebut berupa tebing-tebing yang curam dan perbukitan yang sulit untuk dijangkau oleh pasukan darat.
Untuk melaksanakan operasi tersebut Panglima Komando Daerah Militer VIII/Brawijaya membentuk Komando Satuan Tugas Operasi yang bernama Satgas pTrisula pada tanggal 25 Mei 1968 dengan daerah operasi Blitar Selatan, Malang Selatan dan Tulungagung dengan tujuan untuk menumpas sisa-sisa pemberontakan G 30 S PKI.
Pelaksanaan Operasi Trisula
Pada hakekatnya daerah Operasi Trisula meliputi seluruh wilayah Jawa Timur yaitu wilayah Kodam VIII/Brawijaya, akan tetapi rencana tersebut berubah dan hanya dipusatkan di Blitar Selatan. Melalui operasi intelejen yang dilaksanakan jauh hari sebelum Operasi Trisula, dapat diketahui bahwa Blitar Selatan merupakan sebuah compro pusat pemulihan PKI. Para tokoh-tokoh komunis yang menjadi target penangkapan ABRI di Jakarta, menjadikan Blitar Selatan sebagai wilayah basispembangunan kembali PKI di seluruh Indonesia. Pelaksanaan Operasi Trisula didahului oleh pergeseran pasukan ke sektor-sektor yang telah ditentukan, seluruh daerah operasi ditutup mulai tanggal 5 Juni 1968. Batas-batas penutupan dimulai dari tiga arah:
- Sebelah Barat : Campur Darat, Tulungagung Selatan.
- Sebelah Utara : sepanjang jalan raya
Tulungagung tepi Sungai Brantas hingga Kalipare, Blitar Selatan.
- Sebelah Timur : Kalipare lurus ke Selatan
melalui Sumbermanjing Kulon sampai garis pantai Samudera Hindia.
Tenaga bantuan dalam penutupan daerah operasi melibatkan Hansip, Wanra beserta rakyat yang melakukan ronda kampung. Maksud penutupan adalah agar tokoh-tokoh sisa G.30.S/PKI tidak lolos dari wilayah basis. Selain itu, penutupan juga diharapkan agar wilayah Selatan terisolir dan tidak memungkinkan adanya bantuan-bantuan dari luar untuk PKI yang berada di Blitar Selatan. Garis penutupan ini juga berfungsi sebagai Garis Straggler bagi satuan-satuan operasionil. Daerah operasi ditutup rapat siang dan malam dan hanya ada beberapa koridor akses dibuat, tetapi tetap dalam pengawasan ketat para petugas.
Pada tanggal 26 Mei 1968, Mayor Inf Soekotjo selaku Komandan Yonif 531/Para dan Mayor Inf Djasripan sebagai Perwira Seksi I Brigif Linud 18/Trisula mengadakan penyelidikan dan pengintaian untuk memperoleh informasi terbaru dari wilayah operasi. Hasil penyelidikan diserahkan kepada Komandan Satgas Trisula pada tanggal 28 Mei 1968 untuk dibahas dan sebagai petunjuk dalam mengambil tindakan operasional dilapangan.
Dengan terbentuknya susunan SATGAS dan rencana operasi, maka seluruh komponen untuk menggelar Operasi Trisula telah selesai. Kodam VIII/Brawijaya sebagai pelaksana memiliki wewenang penuh untuk mengkoordinir seluruh kesatuan-kesatuan infanteri reguler dalam melaksanakan tugas pokok operasi. Oleh karena itu dalam rangka persiapan penumpasan sisa-sisa gerombolan PKI di Blitar Selatan, batalyon-batalyon yang di bentuk sebagai SATGAS Trisula adalah batalyon dibawah garis struktural Kodam VIII/Brawijaya Jawa Timur. Unsur bantuan tempur lain yang tergabung dalam batalyon pelaksana berasal dari kesatuan Kostrad dan Corps Intel.
Satgas Trisula
Penyusunan SATGAS Trisula dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 1968 bertempat di Aula Staf Kodam VIII/Brawijaya, Mayjen TNI M. Jasin yang didampingi Panglima Komando Wilayah Udara IV dan Panglima Kepolisian X Jawa Timur melantik Komando SATGAS Trisula dengan susunan sebagai berikut:
- Unsur Pimpinan
- Komandan : Kolonel Inf Witarmin
- Wakil Komandan : Letnan Inf Kolonel B. Sasmito.
- Kepala Staf : Letnan Kolonel Inf Soegondho.
- Unsur Staf Operasi :
- Kepala Staf : Letnan Inf Kolonel Soegondho.
- Perwira Seksi I sampai Seksi V beserta wakilnya.
- Unsur Staf lainnya :
- Team Intelejen Staf Kodam VIII/Brawijaya
- Team Combat Intelejen Dinas Pusat Intelejen Angkatan Darat.
- Kompi Combat Intelejen Brigif Linud 18/Trisula
- Team Operasi Teritorial Sipil dibawah pimpinan Bupati Kepala Daerah Blitar.
- Unsur Bantuan Tempur dan Administrasi :
- Markas dan Kompi Markas.
- Team Perhubungan.
- Kompi Polisi Militer.
- Peleton Zeni Tempur.
- Kompi Polisi Militer.
- Team Peralatan.
- Team Angkutan.
- Team Penerangan.
- Team Pemeliharaan Rohani.
- Team Intendan.
- Team BRDM dan Zeni Amphibi.
- Unsur Operasionil dan pelaksana :
- Batalyon Infanteri 531/Para.
- Batalyon Infanteri 511.
- Batalyon Infanteri 513.
- Batalyon Infanteri 521.
- Batalyon Infanteri 527.
- Kodim 0807/Tulungagung.
- Kodim 0808/Blitar.
- Kodim 0818/Malang
- Koramil 0818/10 Pagak.
- Koramil 0818/11 Donomulyo.
- Koramil 0818/13 Kalipare.
- Koramil 0809/9 Sutojayan.
- Koramil 0808/10 Kademangan.
- Koramil 0808/11 Binangun.
- Koramil 0807/6 Rejotangan.
- Koramil 0807/8 Kalidawir.
- Perkuatan dari Angkatan Udara Taktis :
- Satu Kompi Komando Pasukan Gerak Tjepat (Kopasgat).
- Satu Squadron terdiri atas :
2 helikopter, 2 B-25, 3 Mustang, 3 Harvard.
- Satuan-Satuan yang disiagakan :
- Satu Batalyon Zeni Tempur Amphibi di Pasuruan.
- Satu Batalyon Artileri Medan di Ngawi.
- Satu Batalyon Infanteri 401/Para.
- Satu Group Resimen Para Komando Angkatan Darat.