Lompat ke isi

Porogapit: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
'''Porogapit''' adalah sebuah metode [[pembagian]] bersusun dengan membuat garis pengapit antara [[bilangan]] yang dibagi dan bilangan pembaginya. Diambil dari bahasa jawa yaitu Poro dan Gapit. Poro memiliki arti Bagi ( membagi ) dan Gapit memiliki arti Pengapit.
'''Porogapit''' adalah sebuah metode [[pembagian]] bersusun dengan membuat garis pengapit antara [[bilangan]] yang dibagi dan bilangan pembaginya. Diambil dari bahasa jawa yaitu Poro dan Gapit. Poro memiliki arti Bagi ( membagi ) dan Gapit memiliki arti Pengapit.


Secara maknawi Porogapit bisa diartikan menjadi membagi sebuah bilangan dengan meletakkan garis pengapit diantara bilangan pembagi dan yang dibagi.
Secara manusiawi Porogapit bisa diartikan menjadi membagi sebuah bilangan dengan meletakkan garis pengapit diantara bilangan pembagi dan yang dibagi.


Porogapit sendiri biasa digunakan di sekolah dasar, dimulai dari kelas 4 hingga kelas 6. Meski memiliki beberapa kekurangan, namun cara ini masih sering digunakan oleh guru dan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pembagian puluhan, ratusan hingga ribuan
Porogapit sendiri biasa digunakan di sekolah dasar, dimulai dari kelas 4 hingga kelas 6. Meski memiliki beberapa kekurangan, namun cara ini masih sering digunakan oleh guru dan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pembagian puluhan, ratusan hingga ribuan

Revisi per 18 Juni 2020 06.54

Porogapit adalah sebuah metode pembagian bersusun dengan membuat garis pengapit antara bilangan yang dibagi dan bilangan pembaginya. Diambil dari bahasa jawa yaitu Poro dan Gapit. Poro memiliki arti Bagi ( membagi ) dan Gapit memiliki arti Pengapit.

Secara manusiawi Porogapit bisa diartikan menjadi membagi sebuah bilangan dengan meletakkan garis pengapit diantara bilangan pembagi dan yang dibagi.

Porogapit sendiri biasa digunakan di sekolah dasar, dimulai dari kelas 4 hingga kelas 6. Meski memiliki beberapa kekurangan, namun cara ini masih sering digunakan oleh guru dan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pembagian puluhan, ratusan hingga ribuan

Pranala luar

https://bidangstudi.com/354/cara-pembagian-bersusun-porogapit-ribuan.html