Lompat ke isi

Kalis Mardiasih: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 16: Baris 16:
* [http://www.nu-klaten.or.id/2019/05/fatayat-klaten-berbagi-dan-membangun.html Kalis Mardiasih sedang mengisi acara untuk Fatayat Nahdlatul Ulama]
* [http://www.nu-klaten.or.id/2019/05/fatayat-klaten-berbagi-dan-membangun.html Kalis Mardiasih sedang mengisi acara untuk Fatayat Nahdlatul Ulama]
* [https://muhammadiyahgl.com/jadi-gebetan-kamu-nu-atau-muhammadiyah-tanya-kalis/ Tulisan Kalis Mardiasih di Muhammadiyah Garis Lucu]
* [https://muhammadiyahgl.com/jadi-gebetan-kamu-nu-atau-muhammadiyah-tanya-kalis/ Tulisan Kalis Mardiasih di Muhammadiyah Garis Lucu]
*[https://twitter.com/mardiasih?lang=en Twitter Kalis Mardiasih]
* [https://twitter.com/mardiasih?lang=en Twitter Kalis Mardiasih]


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 1 Juli 2020 10.53

Kalis Mardiasih adalah seorang penulis opini dan aktivis muda Nahdlatul 'Ulama (NU). Ia juga merupakan anggota Sekretariat Nasional Jaringan Nasional Gusdurian, kelompok fanatisme paham-paham Gusdur (Abdurrahman Wahid, tokoh NU dan pendiri Partai Kebangkitan Bangsa).[1] Penulis asal Blora (Jawa Tengah) ini telah membuat dua buku yakni Hijrah Jangan Jauh-Jauh, Nanti Nyasar! dan Muslimah yang Diperdebatkan.[2] Awalnya, ia terkenal di media online karena banyak mengkritik postingan Felix Siauw.[3]

Perempuan kelahiran 1992 ini adalah lulusan Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Ia jago bicara public speaking saat kuliah. Kalis juga sering menulis di media sosialnya seperti Twitter dan Instagram serta menjadi influencer. Konon, kebiasaannya menulis ditekuninya sejak zaman kuliah lantaran desakan ekonomi. Saat diwawancarai Mojok.co, ia mengatakan bahwa bapaknya adalah orang yang kurang peduli dengan anaknya. Bapaknya membiarkan sang anak kehabisan uang dan selalu menguji ketahanan hidup Kalis.[4] Guru menulisnya adalah Heru Prasetia.[5]

Kritik

Kalis menyayangkan kondisi zaman ini. Ia merasa banyak Ustad–Ustad instan dan mudah mengkafirkan orang lain. Anak–anak diajarkan untuk membenci yang berbeda darinya, terutama agama dan mulai mengkafir–kafirkan.

Kalis juga sering mengkritik postingan-postingan Felix Siaw di media sosial. Ia menulis cuitan: Jika Pak Felix hanya angkat tema populer seperti pernikahan&keluarga, mungkin sy diam. Tapi Pak Felix menggunakan agama untuk menanamkan benci pada masy bhinneka yg baik2 saja& meniupkan hasrat permusuhan&perang pada isu geopolitik dunia.[6]

Kalis juga mengkritik pemakaian jilbab yang salah. Kalis mengatakan bahwa yang benar adalah jilbab disesuaikan dengan budaya setempat. Seperti rambut, misalnya, di Indonesia tidak menimbulkan hasrat (libido) bagi kaum lelaki, namun berbeda halnya dengan kondisi negara-negara di Timur Tengah.[7]

Pranala luar

Referensi

  1. ^ "Malam Ini Haul Gus Dur di Surabaya: Kebudayaan Menertawakan Kehidupan". Alif.ID. 2020-01-17. Diakses tanggal 2020-05-24. 
  2. ^ "Buku Kalis Mardiasih Mojok Terbaru". Buku Mojok. Diakses tanggal 2020-05-24. 
  3. ^ https://seword.com/umum/12-caption-felix-siauw-dikomentari-gadis-nu
  4. ^ Jonas, Ayu Alfiah (2020-04-14). "Kalis Mardiasih dan Islam Keseharian". Bincang Muslimah. Diakses tanggal 2020-05-24. 
  5. ^ Diy, Fatayat (2019-04-25). "Belajar Agama dan Media Sosial Bersama Perempuan Hebat". Fatayat NU DIY (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-05-24. 
  6. ^ https://twitter.com/mardiasih/status/987164928870985728
  7. ^ "GAGASAN : Jilbab di Persimpangan Jalan Spiritualisme". Solopos.com. 2013-12-27. Diakses tanggal 2020-05-31.